Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamu'alaikum wr.wb.
Ada seorang temanku menggerutu sepanjang hari, karena hasil karyanya dikritik oleh salah satu temannya.
"Sakit
hati gue. Enak aja dia ngejelek-jelekin tulisan gue. Udah kayak yang
jagonya buat tulisan. Dia sendiri juga belum tentu bisa buat tulisan
yang baik dan benar. Lagian omonginnya jeleeeek mulu, seolah tulisan
gue nggak ada bagusnya... sebel !!!!" kurang lebih beginilah gerutunya.
(maaf disingkat aja ya, non)
Seketika itu juga aku jadi teringat
ucapan ex kepsek di sekolah tempatku ngajar. Bu Lela namanya. Setiap
kali awal tahun ajaran baru (open house) dan rapat pembagian rapot,
beliau selalu berkata,"Bapak Ibu... Ingat ya, Setiap kali kita berbicara
dengan orangtua murid, jika ada hal buruk atau kekurangan anak-anak
(murid kami maksudnya), tolong sampaikan kelebihan ananda dulu, baru
sampaikan kekurangannya. Karena tidak ada satu orangtua pun yang
menginginkan kekurangan anaknya dipaparkan begitu saja, sekalipun mereka
tahu anaknya memang kurang. Jika disampaikan kelebihannya terlebih
dahulu, mereka pasti bisa menerima dengan baik masukkan dari kita"
Awalnya
aku berpikir, kenapa harus begitu? kesannya seperti penjilat. Namun
setelah mendengar keluhan temanku dan aku pun pernah mengalami beberapa
kali. Aku membenarkan ucapan beliau tersebut. Rasanya tak enak jika
tiba-tiba seseorang datang ke kita langsung mengungkapkan keburukan atau
kekurangan kita. Mungkin maksud orang yang menyampaikan tersebut adalah
baik, ingin agar kita memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Tapi
kok justru jadi menyakitkan hati. Dan jika sakit hati, timbulnya jadi
dendam atau benci. Bukan memperbaiki, malah justru memperburuk keadaan.
Pada dasarnya seluruh umat manusia dimuka bumi ini tidak ada yang sempurna. Kata sempurna
hanya milik Allah semata. Kita diciptakan Allah meiliki kelebihan dan
kekurangan. Sekalipun seseorang terlihat buruk dan banyak melakukan
kejahatan, tentunya ada satu sisi kelebihan atau kebaikan didalam
dirinya. Begitu juga sebaliknya. Dan mungkin kita juga tahu bahwa sifat
seseorang itu berbeda-beda. Bahkan bayi kembar yang terbentuk dari 1 sel
pun, mempunyai perbedaan sifat. Itu sebabnya tidak semua orang bisa
menerima secara langsung, jika ada yang mengkritiknya.
Wajar
saja, jika Bu Lela tak bosan-bosannya berpesan seperti itu kepada kami
(para guru) agar lebih berhati-hati menjaga perasaan orang lain, dengan
cara menyampaikan kebaikan atau kelebihan terlebih dahulu saat kita
ingin menyampaikan kekurangan atau keburukan seseorang.
Hmm...
tak ada salahnya kan, jika kita mencoba hal tersebut. Kalaupun orang
yang kita kritik masih belum bisa terima, kita kembalikan semua kepada
Allah. Mungkin hanya Allah yang tahu cara menegurnya, kita sebagai
mahluk-Nya hanya bisa membatunya semaksimal mungkin. Selamat
mencoba!
Semoga Allah selalu bersama orang-orang yang mau memperbaiki dirinya. Amin.
ditulis pada hari Senin, 27 Juli 2009 pukul 09.05
Post a Comment
Aduuuh ma kasih yaaa komentarnya. Tapi mohon maaf, buat yang profilnya unknown langsung saya hapus. Semoga silaturahmi kita selalu terjaga walau lewat dumay. Selamat membaca tulisan yang lainnya ^_^