Assalamu'alaikum wr.wb.
Bismillahirrahmaanirrahiim
Suatu hari, setelah pembagian rapot di kelas 3, aku melihat-lihat pajangan hasil karya anak-anak kelas 3.4, kelasnya Fikri. Pajangan hasil belajar mapel SBK, dengan menggunakan stick es krim memang bagus-bagus dan rapih-rapih. Layaknya hasil karya para pengrajin tangan. Mulai dr sebuah rumah mungil dengan tamannya yang disusun rapiiiih sekali. Lalu ada yang berbetuk jungkat jingkit. Diorama kamar lengkap. Aaah pokoknya keren-keren deh. Ada sih beberapa yang biasa-biasa saja, termasuk punya Fikri.
Aku mengingat kembali. Saat Fikri pulang dan memberitahuku bahwa besok dia harus buat prakarya dari stik eskrim. Aku dan Fikri segera mencari kebutuhan-kebutuhan untuk membuat prakarya. Memang sebelumnya aku mencari tahu dulu di youtube kerajinan tangan sederhana dari stik es krim. Aku mencari video yang sesuai dengan kapasitas kemampuan fikri.
Setelah dapat bahan dan alatnya, aku mengajak Fikri untuk melihat tutorialnya di video yang aku download. Sambil bersama-sama membuat pra karya tersebut. Aku buat sendiri, Fikri buat sendiri. Sambil melihat video, dia juga langsung melihat caraku mengerjakannya. Simple sebenarnya, tapi buat Fikri sih agak sedikit berpikir mengerjakannya. Aku ulang terus, hingga ia mampu membuatnya kembali tanpa menyontek tutorialnya. Dan hasil terakhir tersebut yang aku suruh bawa ke sekolah sebagai hasil karya dia murni.
hasil karya Fikri |
Tapi sayang, Fikri mengeluh saat hari pembagian rapot tersebut. Dengan wajah nggak pede, dia bilang, "Kata teman-temanku, punya aku jelek, Mi"
Aku hanya tersenyum. Aku rangkul dia dan berkata, "Fikri punya itu bagus sekali menurut ummi. Rapih untuk anak seusia Fikri. Harusnya Fikri bangga dengan hasil karya Fikri. Karena itu hasil karyamu sendiri, bukan hasil karya Ummi. Kita tidak tahu hasil karya temanmu itu, mereka yang buat atau mama papanya. Belum tentu loh mereka bisa buat Frame Foto stik es krim seperti punya Fikri. Boleh uji coba kalau kamu nggak percaya."
Fikri kembali tersenyum. setelah mendengar ucapanku.
Ya... terkadang kita sebagai orangtua ingin sekali anaknya mendapat nilai bagus. Sehingga kita rela bersusah payah membuatkan prakarya anak sebagus mungkin. Sang anak biasanya disuruh tidur. Atau mungkin membantu sekedarnya. Seperti memberi lem, mengambilkan bahan-bahan yang hendak dibuat, dll. Bagus memang hasilnya. Dan anak pun dapat nilai bagus. Tapi menurut aku pribadi, hal itu tidak membanggakan. Justru menjerumuskan anak kita. Kenapa? Karena anak tidak tahu bagaimana dia membuat hasil karya yang dinilai tinggi oleh guru untuk dirinya. Dia tinggal terima jadi. Dan itu akan berlanjut hingga dewasa. Bersifat ketergantungan terhadap orang lain. Biasa dibuatin yang bagus. Dan tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
So, mama papa, yuk kita bantu anak kita untuk bisa mandiri. Untuk bisa berusaha dan menghargai usahanya sendiri. Dan tanamkan kebanggan pada anak berapapun nilai atau bentuk karya anak. Membantu boleh, tapi tidak untuk dibuatkan.
Semoga kita bisa menjadi orangtua yang baik dalam mendidik anak-anak kita. Aamiin.
Wassalam
Post a Comment
Aduuuh ma kasih yaaa komentarnya. Tapi mohon maaf, buat yang profilnya unknown langsung saya hapus. Semoga silaturahmi kita selalu terjaga walau lewat dumay. Selamat membaca tulisan yang lainnya ^_^