A : Eh, gue denger sejak reuni kemarin si B ada hubungan sama si C ya?
D : Hubungan apaan?
A : Yaaa... selingkuh gitu. Dulu kan mereka pacaran tuh. Sekarang mereka CLBK. Cinta Lama Bubar Keluarga.
D : hahahaha... bisa aja. Lo tau darimana 'tu berita?
A : Kemarin gue main ke rumah si E. Dia yang cerita.
D : Dia yang lihat sendiri kalau si B dan C ada hubungan mesra gitu?
A : Nggak tau... Kata si E sih begitu. Kan dia tetangganya si B.
D : iiih baru katanya. Gosip apa Fakta tuh?
Jeng... jeng...
Bismillahirrahmanirrahiim, Gosip atau Fakta
Manusia itu rasa ingin taunya tinggi sekali. Kalau bahasa kekinian "kepo". Dan berita tentang keburukan orang itu sangat cepat sekali menyebar. Obrolan diatas biasanya saya bilang sih Gosip, tapi terkadang yang menyampaikan berita suka ngotot kalau yang disampaikan adalah Fakta.
Pernah dengar dari salah satu ustadz di televisi (lupa nama ustadznya), berbicara keburukan orang lain itu 1 hukumnya, yaitu Haram. Karena jika berita yang disampaikan itu benar menjadi Gibah, namun jika salah jadinya Fitnah.
Apa sih Gibah itu?
Rasulullah menjelaskan definisi ghibah dalam sebuah hadits riwayat Muslim sebagai berikut:أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوْا: اَللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخِيْ مَا أَقُوْلُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Tahukah kalian apa itu ghibah (menggunjing)?. Para sahabat menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Kemudian beliau bersabda : Ghibah adalah engkau membicarakan tentang saudaramu sesuatu yang dia benci. Ada yang bertanya. Wahai Rasulullah bagaimana kalau yang kami katakana itu betul-betul ada pada dirinya?. Beliau menjawab : Jika yang kalian katakan itu betul, berarti kalian telah berbuat ghibah. Dan jika apa yang kalian katakan tidak betul, berarti kalian telah memfitnah (mengucapkan suatu kedustaan).
Imam Nawawi mendefinisikan makna ghibah sebagaimana dikutip oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fatbul Bari Syarah Bukhari hlm. 10/391 demikian:
وقال النووي في الاذكار تبعا للغزالي ذكر المرء بما يكرهه سواء كان ذلك في بدن الشخص أو دينه أو دنياه أو نفسه أو خلقه أو خلقه أو ماله أو والده أو ولده أو زوجه أو خادمه أو ثوبه أو حركته أو طلاقته أو عبوسته أو غير ذلك مما يتعلق به سواء ذكرته باللفظ أو بالإشارة والرمز
Imam Nawawi berkata dalam kitab Al-Adzkar mengikuti pandangan Al-Ghazali bahwa ghibah adalah menceritakan tentang seseorang dengan sesuatu yang dibencinya baik badannya, agamanya, dirinya (fisik), perilakunya, hartanya, orang tuanya, anaknya, istrinya, pembantunya, raut mukanya yang berseri atau masam, atau hal lain yang berkaitan dengan penyebutan seseorang baik dengan lafad (verbal), tanda, ataupun isyarat.
yang membuat Gibah itu haram adalah ayat berikut :
وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Artinya:
Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al Hujurat : 12)
Allah menyamakan orang-orang yang menggunjing setara dengan pemakan bangkai, yang dalam islam jelas aturannya bahwa memakan bangkai itu haram.
حُرِّمَتْ
عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ
لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ
وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا
ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. (QS. Al Maidah: 3)Jadi jelas sekali kan kalau Allah melarang kita untuk bergunjing.
Kalau menceritakan keburukan orang lain sama suami/istri/keluarga gimana?
Hal ini sempat saya tanyakan ke guru ngajinya Abang Fi dulu, Beliau menjawab, "Boleh, tapi dengan syarat. Kita tidak menyebutkan nama yang sedang diceritakan. Dan tujuan menceritakannya adalah untuk mencari solusi dari cerita tersebut. Kalau menyebutkan nama berarti sama dengan menggunjing/gibah."
Jleb... rasanya seperti tertusuk ke ulu hati (lebaay..) dengar jawaban pak guru. Secara eike suka curhat dengan AFi (Abinya Fi) soal keburukan teman-teman yang saya tidak sukai. Huhuhu... langsung deh besok-besok saat cerita nama tokohnya diganti dengan si A, si B, si C. Tapi suka bablas juga nyebut nama. Ya Allah.. ampunin Ummi cantik ini ya Allah.
Alhamdulillah sejak jadi ibu rasanya saya dijauhkan dari ghibah. Kalau dulu jaman masih aktif kerja, rasanya selalu ada berita tentang si A, B, atau C yang berdatangan. Semoga istiqomah tanpa ghibah, aamiin..
ReplyDeleteWkwkwk iya banget di kantor duh temen2nya pada gatel ga ikut2an tapi diajakin hayah wes sekalian jadinya biasanya gibahin karyawan bermasalah sih duh semoga bisa benar diri lg
Deletebaru aja pagi tadi aku bahas ini sama teman hahahah... ghibah itu maasyaaallah ya, tapi alhamdulillah sih makin bertambah usia, makin berkurang teman, makin sedikit pembahasan yang gak penting
ReplyDeleteNaudzubillah min dzalik. Semoga kita semau terhindar ya ba. aku termasuk yg jarang agul dan ngobrol2 ke gitu. klo curhat2an ya sama suami aja. suamiku jg cuek orangnya ga pernah usil urusan orang hihi... jadi wae kita suka ketinggalan berita2 tertentu hahaha.
ReplyDeletetp gpp lebih tenang n adem kayak gt
Hahaaa.. mba Adeee ah ngakak akuuu.. aku jg suka ke pak su, siapa lg klo bkn blio tempat curhatan yaaa. Nggak ada remnya klo udah ceritaaa hahaa.. Klo aku mengalihkan pembicaraaan jarang, seringnya ku tinggal pegiiii dgn alasan anak aku manggil😆😆
ReplyDeleteBole dicoba nih aer kobokan buat nyuci tangan abis mkn pecel lele 😂
Makasih ya mba Ade, moga aku bisa ngerem nggak nyebut nama lg ke suami
Bener banget mbak, hal ini sering banget aku lihat di sekililing. Alhamdulillah, selama ini jika sudah ada di cirle yang seperti ini aku akan mundur secara perlahan dan menjauh
ReplyDeleteMasya Allah makasih reminder dan tips-tipsnya... Alhamdulillah, pandemi begini bikin makin jauh sama gosip dan ghibah...
ReplyDeleteHihihi... Aku suka cerita ke paksu tapi pakai name ABCD biar dia ga usah lacak2 siapa ini itu. Wkwkwk... Maksudnya cerita itu juga biar sambil ngobrolin hikmahnya gimana trus kalo kejadian sama kita bagaimana. Ga yang buat bahan pure gunjingan
ReplyDeleteUmmiii, ngakak aku baca iniii, hahahaha
ReplyDeleteAmpuni aku Ya Rabb masih suka intipin lambe lambean itu, tapi buat cari insight dibalik sebuah peristiwa kok, bener deh. :)))
Tapi emang bener sih, saat ngumpul, atau bahkan lagi berdua doang sama pasangan pun, kesempatan untuk gibah itu luar biasa. Aku yang super nyerocos ini, baru ngeuh mengapa dijodohkan dengan lelaki yang banyak diamnya, mungkin supaya lebih bisa menjaga lisan dan hatiku ya Ummi, haha sekalian curcol disini.
Ya Allah, padahal akutuh apa2 aku ceritain ke suami dan bablas nyebutin namanya juga, terus suka mantengin sosmed dan isinya kebanyakan gosip yg lagi viral... Makasih ya Mak sudah diingatkan
ReplyDeleteAstagfirullah aku ya kalau curhat ke suami pake nama si fullan terus kubilanh kesel bla bla bla tapi reaksi suami cuma ya udah diemin atau antepin ya elahhh wkwk...
ReplyDeleteTp ini jd reminder ummi smg next pake nama mawar aja yah boleh kan kalau gitu
Iya lebih baik baca adeufi.com daripada baca berita gosip. Waktunya nggak terbuang percuma, nambah manfaat pula. Kadang tulisannya mengingatkan, kadang nemu resep, kadang dapat informasi baru
ReplyDeleteGini tuh semacam reframing terhadap sebuah masalah yaa, kak Ade?
ReplyDeleteJadi ketika melihat sebuah masalah, umumnya, kita akan langsung menggunjing. Tapi mulai sekarang di reframing, sehingga teralihkan dengan hal-hal positif.
Memang fitrahnya manusia banget.
Manusia banget niih...terutama perempuan.
DeleteSuka banget kalau diberi berita yang hangat.
Tapi suamiku paling ga suka kalau aku ngomongin orang.
Apalagi ngomongin artis yang lagi kena kasus. Beliau lebih memilih diam dan terakhirnya gak akan dikomentarin.
MashaAllah~
Ternyata ini pentingnya menikah. Jadi penyeimbang sifat pasangan.
Terima kasih Mb sudah diingatkan soal ghibah ini, ini kebetulan lagi dengarin juga tausyiah ustad Adi soal ghibah ini. Duh, ngeri sekali, selain bisa menguras pahala kita, bahkan bisa menambah dosa kita
ReplyDeleteIya kebiasaan curcol berlanjut ghibah dan embuh ini gampang banget kena perangkapnya. Allah tutup aib mereka jadi jangan sampe kita yang sebar
ReplyDeleteWah ini emang susah dihindari kalau udah ngumpul bareng. Makanya WFH ini mengurang banget ghibah. Hahaha... Alhamdulillah sering terhindar dari teman yang suka ghibah. Sebab di kantor suka ngumpet ngeblog.
ReplyDeletememang sulit ya mbak, menghindar dari hibah. Pernah saya diajak ngomongin orang sama teman, pas saya berusaha mengalihkan pembicaraan, eh lain waktu malah saya yang diomongin. Susah memang. Untung kadang ikut pengajian, jadi ya memang harus berusaha sabar menghadapi godaan..hihi...
ReplyDeleteLha ideman aku juga kalau curcol ke suami gtu, tapi ya paling besoknya suami lupa kita cerita apaan hahaha :P
ReplyDeleteEmang a kalau bisa menghindar cerita "katanya si A B C" langsung aja konfirm ke yang brsangkutan kalau ada kaitannya ma kita, tp kalau gk ada hubungannya yawda anggap angin lalu aja toh bukan urusan kita.
Saya sejak jadi IRT jadi di rumah terus, udah gak pernah ngobrol-ngobrol kalau gak penting. Apalagi semenjak pandemi ini. otomatis makin gak pernah ketemu orang. Bicara seperlunya aja. Semoga ke depannya makin dijauhkan dari ghibah. Amiin.
ReplyDeleteAku tuh paling aman dari ghibah ya di rumah aja wkwkkw, beneran cuma sama anak-anak suami. Kalau mulai chating udah deh ada aja obrolan eh gak sadar setan masuk..jadi bahas artis lah, temen lah dan banyak lagi
ReplyDeleteWaduh, self reminder banget nih. Perempuan kalo ngumpul pasti begitu ya. Ghibah. Huhu. Semoga deh, tulisan mbak Ade ini aku ingat selalu. Makasih reminder-nya mbak.
ReplyDeletejadi sedih aku karena masih suka terjerumus dalam hal ngomongin orang dengan menyebut namanya. Ya Allah abis nonton film Ghibah jadi tambah sedih lagi :'(
ReplyDeleteKocak mba nyontohinnya :)) iya sih ngeri sama dosa ghibah. Alhamdulillah nih setelah di rumah aja malah ngejauh dari gitu2 dan ga enak kalau sudah menjurus kesitu, ubah topik aja
ReplyDeletetinggalkan gibah, eh masih follow akun gosip. astagfirulloh. makasih mbak ufi udah jadi pengingat, memang kita harus menyaring apa yang kita lihat dan dengar karena itu akan mempengaruhi diri kita juga ya.
ReplyDeleteAku juga sekarang nyoba nggak mantengin gosip-gosip, dan berusaha memndang semua dari sisi positifnya dulu. Apalagi kalau beritanya belum jelas, nggak mau ah ngomongin dulu. Ngeri banget emang ghibah ini, soalnya kadang suka nggak berasa tiba-tiba udh ngomongin kejelekan orang aja.
ReplyDeleteDuu bacanya langsung jleb, apalagi di grup grup emak emak hihi, biasanya saya gak nyaitin diem, tapi kadang nyautin juga, ya Allah maafkan
ReplyDeleteBerarti kalau omongin orang di chat WA ghibah juga ya umi. Baca penjelasan ini jadi lebih tercerahkan.
ReplyDeleteKalau ada orang yang membicarakan kejelekan orang lain, biasanya saya usahain ngga nanggepin. Lebih suka ngomongin kebagusan orang lain dan prestasi yang udah mereka dapetin supaya terpacu.
ReplyDeleteMakanya saya jarang banget ngumpul tetangga kalau ngga penting-penting amat. Capek juga dengerin curhatan orang lain.
Karena aku sibuk kerja dan jarang ngomongin selain pekerjaan sama temen kantor ya udah jarang sih. Tapi memang kalau by wa ada juga yang suka nanya gitu. Cuma aku bilang, "ah masa sih aku kok ga tau ya. soalnya cuma ngurusin kerjaan aja sih kalau sama dia." Kita juga pasti ga suka kan klo dighibahin, jadi mending hindarin aja deh.
ReplyDeleteEmang susah ya menghindar dari ghibah, apalagi klo ada yang mancing-mancing dan itu temen deket. Kayak kemarin tuh aku ditanya tentang sesuatu gosip yang sudah jadi rahasia umum bagi kelompok tertentu, tapi yaa aku jawab datar aja deh. Aku bilang kurang tau soalnya sibuk kerja dan ga pernah ngomongin soal itu sama temen. Kita juga ga mau kan digibahin?
ReplyDeleteYa GUsti, aku mau insyaf ah soal cerita orang lain ke suami. Sebab aku memang ceritanya ke suami meski dia cuma angguk-angguk atau negur jangan bahas orang, wkwkkw. Ternyata gak boleh sebut nama ya, kasian juga kalau suami jadi kena dosa ghibah
ReplyDeleteYg namanya gosip kadang digosok makin sip. Biasanya kalau gak tau apa2 mendingan diam ketimbang malah nambah2in jd ikut memfitnah ya mbak Ade :D
ReplyDeleteBtw makasih remindernya :D
Kadang ghibah itu jadi sesuatu yg lumrah ya mba di beberapa org. Naudzubillah. Sya sendiri di kntor pun lebih banyak diam drpd harus ngomongin sesama rekan kerja
ReplyDeleteDosa ghibah ini yang emang gak ketahuan yaa. Serem emang, aku pun juga sering diingetin sama pak suami kalau pas lagi curhat jangan sebut nama dan niatkan tujuannya mencari solusi.
ReplyDeleteAnyway, paling susah menghindari ghibah sama teman dekat. Kadang ada aja gitu yang mulai. Biasanya aku diemin aja, berusaha nggak baca (kalau di grup WA), dan alihin dengan pembicaraan lain.
Semoga kita dijauhkan dari ghibah ya walopun itu susah untuk mama-mama yang sudah ditakdirkan harus mengeluarkan 2000 kata sehari wkwkw
ReplyDeleteTemen deket aku ada banget yang begini, kak Ade.
ReplyDeleteCerita keburukan suaminya ke aku. Kan aku gimana yaa... Kalau aku alihkan, nanti balik-balik lagi.
Kadang aku terpaksa ikutan ghibah, huhuu...
Maksudnya bukan ikutan ngomongin suaminya, tapi kaya ngasih tanggapan. "Emm, terus teteh gimana..?"
Huhu...makanya aku sering menghindar kalau diajak ngedate sama dia doank.. Aku biasanya geret sahabatku yang lain lagi, biar netral kalo 3 orang.
Intinya sih kalau emang itu kebenaran jatohnya Ghibah, kalau itu bohong jatohnya Fitnah. Apalagi sekarang ada lambe2an ya aduh harus banyak istighfar dah...
ReplyDeleteAlhamdulillah nyaman sekali membaca artikelnya Ummi Ade. Semoga kita semua terhindar dari keburukan ghibah dan turunannya. Alhamdulillah selama berumahtangga saya udah jarang banget ngobrol sama tetangga mbak, sebab nomaden juga, kadang tetangga jauh. Jadi sekalinya ketemu pengajian. Isinya yanh manfaat alhamdulillah. Cuma yang rentan ghibah sekarang justru sosmed ya mbak. Jadi emamg kudu pilih pilih teman sosmed juga. Energinya positif atau negatif. Kalau kebanyakan negatifnya lebih baik, bye bye aja deh.
ReplyDeleteAku kira cuma di sekitar rumahku aja yang suka ghibah emak emaknya,ternyata hampir disemua lapisan masyarakat suka ghibah walau gak semua.
ReplyDeleteAku suka eneg sebenarnya liat emak emak deket rumah, soalnya aku liat mereka kumpul dari jam 9 pagi belum beranjak dari tempat duduk sampai jam 2 siang.
Masya Allah terkadang