Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum w.w.
Alohaaa..
Teman-teman percaya nggak kalau saya lair ke dunia ini dengan berat 5,2kg?
Nggak percaya kaaan? Tapi itulah kenyataan.^_^
Awalnya saya pikir, almarhumah mama tuh hebat banget. Nutrisi yang beliau makan saat hamil diserap baik sekali ke anak-anaknya. Sebab, dari 3 anak-anak mama lahir dengan berat diatas 3,8kg. Dasyat kan?
Namun pikiran saya itu terhapuskan semua, setelah almarhumah meninggal dengan penyakit diabetes komplikasi gagal ginjal. Dan salah satu ciri-ciri penderita diabetes adalah melahirkan anak dengan berat badan besar. Dan saya semakin yakin akan hal tersebut setelah saya menghandiri undangan dari Kementrian Kesehatan RI (kemenkes) pada tanggal 21 November kemarin. Undangan tersebut dalam rangka memperingati hari diabetes sedunia yang diperingati pada tanggal 14 November, juga bertepatan dengan hari kesehatan nasional pada tanggal 12 November.
Pada acara tersebut penyakit yang di derita oleh almarhumah mama mempunyai istilah lain. Istilah yang dijelaskan oleh para dokter yang menjadi narasumber disebut Diabetes Gestasional. Apa sih Diabetes Gestasional? Yuk kita baca ulasannya!
PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
Sebelum saya membahas lebih spesifik apa itu diabetes gestasional, saya coba jabarkan terlebih dahulu macam-macam penyakit. Dalam hal ini dijelaskan oleh dr. HM Subuh, Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Bpk. dr. HM. Subuh |
Secara umum dari sifatnya penyakit terbagi menjadi 2, yaitu :
- Penyakit Menular : suatu penyakit yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lainnya, baik itu melalui sentuhan fisik, melalui transfer hewan lain ataupun melalui udara. Contoh : Influenza, demam berdarah, dll
- Penyakit Tidak Menular : suatu penyakit yang terjadi karena faktor keturunan, atau juga karena faktor gaya hidup yang tidak sehat. Contoh : Stroke, Darah Tinggi, Diabetes, dll
Data PTM di Indonesia (data by : Slide dr. HM. Subuh) |
Sesuai dengan tema acara Wanita dan Diabetes, maka kali ini kita akan membahas tentang PTM Diabetes Mellitus (DM). Karena Indonesia masuk ke dalam 10 besar negara yang memiliki kasus diabetes terbanyak.
Apa Sih Diabetes itu?
Diabetes Mellitus (DM) atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Kencing Manis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula (glukosa) dalam darah yang melebihi nilai normal.
Mengapa pemerintah begitu concern dengan penyakit DM ini, terutama kepada penderita wanita?
Seperti yang saya tulis sebelumnya bahwa Indonesia masuk peringkat ke 7 dari negara-negara yang penduduknya banyak terserang DM. Bahkan menurut dr. HM Subuh, angka tersebut akan terus bertambah, bukan hanya di Indonesia melainkan di seluruh dunia.
Dari data Internasional Diabetes Federation, hingga saat ini sebanyak 199 juta wanita di seluruh dunia menderita diabetes. Angka ini diproyeksikan akan meningkat hingga 313 juta wanita di tahun 2040. Diabetes menjadi penyebab kematian diurutan ke 9 pada wanita diseluruh dunia. Adapun jumlah kematian wanita akibat diabetes sudah mencapai angka 2,1 juta jiwa setiap tahunnya.
Wow, angka yang fantastis dan mengerikan. -_-
Yang lebih mengerikan lagi 2/3 orang yang menderita DM di Indonesia tidak mengetahui dirinya memiliki penyakit tersebut. Mereka baru mengakses layanan kesehatan dan periksa ke dokter disaat kondisi sudah dengan komplikasi.
Iih.. padahal mereka bisa loh mendeteksi dini dengan ciri-ciri dari penderita DM, yaitu :
- Mempunyai keluarga dengan riwayat DM
- Kelebihan berat badan (obesitas/gemuk)
- Wanita yang melahirkan bayi diatas 4kg
Lalu apa yang kita lakukan setelah mengetahui ciri-ciri tersebut ada pada diri kita?
Jika ketiga ciri-ciri tersebut ada pada diri kita, sebaiknya segera periksakan kadar glukosa darah kita secara berkala. Terutama glukosa darah 2 jam setelah makan.
Nilai glukosa darah kita bisa dibilang normal, jika :
Glukosa darah saat puasa maksimal 100mg/dL
Glukosa darah 2 jam setelah makan maksimal 140mg/dL.
Akan menjadi alarm bagi kita (prediabetes) jika :
Glukosa darah saat puasa sebesar 100 - 125 mg/dL
Glukosa darah 2 jam setelah makan diangka 140 - 199 mg/dL
Dan kita sudah dianggap sebagai penderita DM, jika :
Glukosa darah saat puasa diatas 126 mg/dL
Glukosa darah 2 jam setelah makan diatas 200 mg/dL
Setelah kita mengetahui ciri-cirinya, kita juga bisa melihat gejala secara umum yang dirasakan oleh penderita DM, yaitu :
- Sering haus
- Sering lapar
- Sering buang air kecil
Duuh.. Dua gejala teratas itu saya banget. Saya nggak boleh lihat minuman dan makanan enak sliweran, jadi sering haus dan lapar. Makanya sering kulineran.. hehehe.. serius aaah, De!
Lanjut yaaa..
Sebelum kita masuk ke faktor-faktor resiko penyakit DM, kita perlu ketahui dulu jenis-jenis penyakit DM. Karena faktor resiko itu tergantung dari jenis penyakit DM-nya.
4 JENIS PENYAKIT DIABETES MELLITUS (DM)
Saya yakin tidak semua teman-teman tahu bahwa DM itu ada macamnya. Selama ini yang kita ketahui hanya penyakit DM itu saja kan? Padahal penyakit DM itu terbagi menjadi 4 jenis, yaitu :
1. DM tipe 1
Pada diabetes tipe 1 ini, tubuh bena-benar berhenti memproduksi insulin, karena perusakan sel pankreas yang memproduksi insulin oleh sistem kekebalan tubuh. Hal ini sebelumnya disebut dengan diabetes juvenile atau diabetes insulin - dependent.
Disebut diabetes juvenile karena biasanya didiagnosis pada orang dewasa muda atau anak-anak. Sedangkan disebut diabetes insunlin - dependent karena terapi pemberian insulin sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
Pada diabetes tipe 1 ini pengobatannya cukup disuntikan insulin.
2. DM tipe 2
Pada Diabetes tipe 2 ini insulin masih di produksi oleh pankreas, hanya saja tidak memenuhi kebutuhan tubuh kita atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang tersedia. Diabetes tipe 2 ini biasanya terjadi pada orang dewasa dan lebih sering terjadi pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Diabetes tipe 2 ini sebelumnya dikenal dengan diabetes onset dewasa atau diabetes tidak tergantung insulin.
Pengobatan yang dilakukan pada diabetes tipe 2 ini cukup diberikan obat minum, diet dan olahraga. Lebih dari 80% diabetes tipe 2 ini dapat dicegah atau ditunda dengan mengurangi faktor resiko yang memicu terjadinya diabetes dan mengadopsi gaya hidup sehat.
3. Diabetes Gestasional
Penyakit Diabetes ini adalah penyakit DM yang diderita oleh ibu hamil. Penyakit DM terjadi karena gangguan karbohidrat yang mengakibatkan kadar gula darah pada ibu hamil meningkat dan adanya peningkatan hormon anti insulin selama kehamilan.
Nah, jenis type inilah yang nanti akan dijelaskan oleh dr. Farid Kurniawan. Penjelasan lengkapnya silakan baca : Faktor Resiko Diabetes pada Wanita Hamil
4. Diabetes Jenis lain
Jenis diabetes ini adala penyakit DM yang tidak termasuk jenis DM diatas. Pada diabetes jenis ini terjadi karena beberapa hal, yaitu:
- Penggunaan obat steroid secara berlebihan
- Adanya tumor anak ginjal
- Adanya tumor kelenjar hypofisis (pertumbuhan sel yang tidak normal pada kelenjar endokrin seukuran kacang (penghasil hormon) dengan berat sekitar 0,5 g yang terletak di bagian bawah tengkorak terjepit di antara saraf optik manusia.
- Dan lainnya
Setelah tahu lebih kurang tentang penyakit DM ini, buat kita yang belum terdeteksi adanya penyakit DM, untuk mencegahnya sebaiknya kita mampu mengendalikan glukosa darah kita dibatas normal dengan cara-cara berikut ini :
1. Ikuti edukasi berkelanjutan.
Setiap harinya ilmu kedokteran itu selalu berkembang, baik itu untuk pengobatan ataupun pencegahannya. Maka akan lebih baik jika kita selalu meng-update ilmu kita tentang segala macam penyakit dan pencegahannya, termasuk penyakit DM ini. Penyuluhan-penyuluhan tentang DM sudah disiapkan oleh pemerintah melalui :
- Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu PTM)
- Pelayana Kesehatan (puskesmas/rumah sakit)
2. Makanlah sesuai kebutuhan kalori dan aturan 3J (Jumlah, Jenis dan Jadwal makan).
Tentunya bukah hal asing lagi bila kita makan berlebih kalori akan menimbun zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga mengakibatkan proses kerja oragan tubuh menjadi berat. Itu sebabnya kita bisa mengukur kalori pada setiap makanan yang kita konsumsi. Apalagi bagi yang sudah terkena penyakit DM ini. Perlunya mengatur pola makan kita.
- Jumlah : hitung kebutuhan kalori berdasarkan BB ideal. Sesuaikan dengan banyaknya makanan yang dibutuhkan untuk penderita DM.
- Jenis : Sesuai dengan konsep piring model T menu, contoh ada pada gambar.
Konsep piring model T (kecuali wortel yaaa) |
- Jadwal : pegang prinsip sedikit tapi sering dengan pola 3x porsi besar (makanan utama) dan 2 - 3x porsi kecil (kudapan).
- Hindari : Gula dan makanan yang mengandung gula murni (permen, sirup, puding, coklat, dll)
- Batasi : Tepung, makanan yang terbuat dari tepung dan minyak/makanan yang mengandung lemak tinggi (Kue Tart, kentang goreng, gorengan, burger, cookies, dll)
- Dianjurkan : Makanan rendah kalori (sayur dan buah)
Olahraga memang sangat penting bagi kesehatan tubuh. Silakan olahraga sesuai kesukaan masing-masing. Namun, melakukan olahraga juga ada rambu-rambunya, yaitu :
- Sebaiknya dilakukan setelah makan pagi.
- Lakukan 1 jam setelah makan.
- Dilakukan 150 menit/minggu (3 - 5 x / minggu)
- Dilakukan dengan pola : pemanasan 10 menit, latihan inti 20 - 30 menit dan pendinginan 10 menit.
Nah, ini bagi yang sudah terdeteksi kadar gula mendekati ambang batas atas. Sebaiknya jika ingin minum obat-obatan baik itu yang kimia ataupun herbal, sebaiknya atas saran dan petunjuk dari dokter, agar kita tidak salah konsumsi obat-obatan.
5. Periksakan glukosa darah teratur secara mandiri.
Kebanyakan dari kita akan memeriksa kadar gula dan tensi darah kalau sudah sakit. Padahal yang benar tuh, walau tidak sakit kita tetap cek kadar gula dan tensi secara rutin dengan alat ukur yang sama. Hal ini bisa diperiksakan di :
- Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
- Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama/FKTP (puskesmas dan klinik pertama)
- Laboratorium Kesehatan
6. Stop Merokok.
Kalau dipikir-pikir apa ya hubungannya diabetes dengan rokok? Ternyata zat-zat dalam rokok itu mempercepat kerusakan pembuluh darah. Sehingga membuat kerja organ tubuh yang lain tidak sempurna, bahkan ikut rusak juga.
Sebenarnya apa sih faktor-faktor resiko penyakit DM?
Seperti yang saya tulis diatas, bahwa faktor resiko untuk masing-masing tipe DM itu berbeda-beda. Namun ada faktor resiko yang sama keseluruhannya.
Pada DM tipe 1, 2 dan DM jenis lain mempunyai faktor resiko yang sama, yaitu :
- Riwayat keluarga inti menderita DM tipe 2 (orangtua, kakak atau adik)
- Tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg)
- Dislipidemia : kadar trigliserida (lemak) dalam darah lebih dari 159mg/dL atau kadar kolesterol HDL kurang dari 40mg/dL.
- Riwayat glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) dan atau Toleransi Glukosa Terganggu (TGL)
- Riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4kg
- Makanan tinggi lemak dan padat kalori
- Gaya hidup tidak aktif
- Kegemukan di perut
- Usia semakin tua semakin tinggi resiko DM tipe 2
Apa sih bahaya DM yang tidak terkontrol?
Jika kita sudah mengetahui diri kita terdeteksi penyakit DM, maka kita perlu terue memantau dan mengkontrol gula darah kita sepanjang waktu. Jika tidak terkontol maka akan mengakibatkan kerusakan pada organ lainnya atau yang biasa disebut komplikasi. Komplikasi yang terjadi akibat tidak terkontrolnya DM yaitu :
- Kerusakan pada pembuluh darah besar, seperti : Stroke, Jantung Koroner, dan Impotensi.
- Kerusakan pada pembuluh darah kecil, seperti : Kebutaan, kerusakan syaraf (kesemutan) dan gagal ginjal.
- Turunnya kesadaran diri, jika glukosa sudah sangat tinggi.
Lalu apa tindakan pemerintah untuk penyakit DM ini?
Dengan angka-angka mengerikan yang saya sebutkan diatas, pemerintah melalui Inpres no. 1/2017 telah mencanangkan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dengan 4 aktivitas utama, yaitu :
- Peningkatan aktifitas fisik
- Peningkatan pembudayaan konsumsi sayur dan buah
- Deteksi dini faktor resiko PTM/skrining kesehatan berkala
- Memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan
- Pendekatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) untuk mendeteksi obesitas ditingkat keluarga yang berpotensi menjadi penderita DM.
- Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mendukung program deteksi dini pada usia produktif, yaitu skrining usia produktif untuk faktor resiko PTM termasuk diabetes.
Mengerikan yaaa kalau kita baca penjabaran pak dokter. Saking takutnya, saya langsung ke puskesmas untuk cek gula darah sewaktu. Hampir 40 % semua ciri-ciri dan faktor resiko ada di Tapi alhamdulillah gula darah saya masih normal. Gula darah sewaktu saya 145mg/dL.
Hasil cek darah di puskesmas Depok Jaya |
Nah, ilmu sudah kita dapat, tinggal diri kita yang memilih, mau kita praktekkan sehingga menjadi ilmu bermanfaat, atau kita pajang sebagai hiasan saja?
Selamat mencoba hidup sehat. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi semua. Aamiin ^_^
Wassalam
Post a Comment
Aduuuh ma kasih yaaa komentarnya. Tapi mohon maaf, buat yang profilnya unknown langsung saya hapus. Semoga silaturahmi kita selalu terjaga walau lewat dumay. Selamat membaca tulisan yang lainnya ^_^