Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum w.w.
Hai temans,
Ada yang tahu nggak kalau tanggal 14 November itu adalah hari diabetes dunia? Baru pada tahu kaaan? atau saya saja yang baru tau? hehehe...
Yes, tepat tanggal 14 November kita merayakan hari diabetes sedunia (World Diabetes Day). Dan Seminggu yang lalu saya, alhamdulillah, dapat undangan dari Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI) untuk menghadiri acara Media Briefing Wanita dan Diabetes, yang lebih spesifik lagi membahas tentang Diabetes Gestasional, Act today to changes tommorow.
Secara global saya sudah menulis tentang Diabetes Mellitus (DM) secara umum. Buat yang belum baca silakan baca : Mengenal Diabetes Mellitus.
Pada penjabaran tulisan saya itu dibahas mulai dari gejala, faktor resiko, cara pencegahan dan pengobatan sampai tipe-tipe DM. Namun kali ini saya mencoba membahas tentang Diabetes Mellitus Gestasional (DMG).
Tentang Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)
Kalau DM secara global dijelaskan oleh dr. HM. Subuh, untuk Diabetes Gestasional dibahas oleh dr. Farid Kurniawan, Divisi Endokrinologi dan Metabolisme Departemen Penyakit Dalam FKUI RS. Ciptomangunkusumo.
dr. Farid |
DMG bukanlah penyakit yang dianggap remeh, karena DMG menjadi penyebab utama dalam kasus kematian ibu dan bayi, serta menimbulkan komplikasi serius pada proses persalinan. Menurut data riset Internasional Diabetes Federation, 90% kasus diabetes pada wanita hamil merupakan kasus DMG.
Dan berdasarkan data Lancet 2011, sebanyak 3 juta bayi lahir mati setiap tahunnya akibat DMG. Kehamilan yang disertai dengan DMG juga beresiko menyebabkan kematian ibu hingga 4 x lipat.
Data taken by dr. farid Slide |
Ini melihat data-datanya bikin ngeriii ya?
FAKTOR-FAKTOR RESIKO PENDERITA DMG
Trend diabetes saat ini bukan hanya diderita oleh kelompok usia tua, namun sudah bergeser ke kelompok usia muda dan produktif. Akibat dari pergeseran ini semakin banyak wanita berusia reproduktif yang mengindap diabetes. Hingga saat ini, 2 dari 5 wanita berusia reproduktif menderita diabetes. Jumlahnya bahkan mencapai lebih dari 60 juta wanita di seluruh dunia. Jeng.. jeng...
Oleh sebab itu, kita perlu mengetahui faktor-faktor resiko apa yang ada pada penderita DMG. Ini loooh faktor-faktor resiko yang dijelaskan oleh dr. Farid :
1. Usia saat hamil yang lebih tua
Saya yakin teman-teman sudah paham dengan batas usia hamil pada wanita. Yes, diusia 35 adalah batas normal kehamilan pada wanita. Jika wanita hamil diatas 35 tahun, maka ibu siap menghadapi kehamilan beresiko, salah satunya DMG ini.
2. Kegemukan (obesitas)
Jangankan saat hamil, sebelum hamilpun kegemukan (obesitas) bisa beresiko terkena diabetes. Jadi sebaiknya berat badan diposisi ideal. Hmm.. noted to myself.. hiks.
3. Kenaikan berat badan yang berlebih pada saat hamil
Segala sesuatu yang berlebihan pastilah tidak bagus, termasuk berlebihan berat badan. dr. Farid menjelaskan, untuk wanita hamil normal tanpa DMG kenaikan berat badan 7 - 16kg, sedangkan wanita hamil penderita BMG kenaikan 7kg maksimal.
4. Riwayat DM di keluarga
Ini adalah resiko secara global bagi penderita DM.
5. Riwayat DMG pada kehamilan sebelumnya
Jika pada kehamilan sebelumnya ibu menderita DMG, maka kehamilan selanjutnya pun bisa beresiko terkena DMG.
6. Riwayat stillbirth (kematian bayi dalam kandungan)
Untuk riwayat stillbirth memang beresiko untuk terkena beberapa penyakit, termasuk DMG.
7. Riwayat melahirkan bayi dengan kelainan kongenital
Kelainan kongenital atau kelainan bawaan (cacat lahir) adalah kondisi abnormal yang disebabkan beberapa masalah semasa perkembangan bayi di dalam kandungan. Banyak hal yang menyebabkan bayi mempunyai kelainan kogenital. Bisa dari faktor genetik atau non genetik.
8. Glukosuria (kadar gula berlebih dalam urin) saat hamil
Kadar glukosa juga bisa dicek pada urin. Berlebihan kadar gula pada urin juga merupakan salah satu resiko terkena DMG.
9. Riwayat melahirkan bayi besar (>4000 gram)
Ini pun termasuk resiko dibetes secara umum.
KOMPLIKASI PENDERITA DMG
Ibu hamil penderita DMG umumnya mengalami komplikasi saat proses persalinan. Berikut komplikasi yang terjadi pada ibu :
- Preeklamsia/ Eklamsia.
- Komplikasi proses persalinan.
- Risiko DM tipe 2 di kemudian hari.
- Makrosomia (ukuran bayi besar)
- Distosia bahu : kelahiran pada bayi yang macet pada bahu, karena kebesaran.
- Stillbirth
- Kelainan kongenital
- Lahir prematur
- Pertumbuhan janin terhambat
- Hipoglikemia (gula darah rendah saat lahir)
- Hiperbilirubinemia (kuning setelah lahir)
- Hipokalsemia
DMG ini bersifat sementara. Setelah persalinan biasanya akan dilakukan tes kadar gula darah ulang. Jika gula darahnya normal, maka wanita tersebut hanya menderita DMG. Namun jika masih tinggi, maka kemungkinan wanita tersebut masuk ke DM tipe2. Dan biasanya 50% wanita hamil dengan DMG rentan menderita DM tipe 2.
data taken by dr. Farid's Slide |
Fase perkembangan DMG menuju DM tipe 2 umumnya terjadi 5 - 10 tahun setelah melahirkan. (Hmm.. jadi inget almarhumah mama). Bahkan bayi dari wanita DMG juga beresiko mengalami DM tipe 2, kelebihan berat badan atau obesitas pada usia anak-anak dan remaja. OMG... harus rajin cek kadar gula darah sewaktu nih.. huhuhu...
GEJALA-GEJALA PENDERITA DMG
Wanita hamil yang terkena DMG seringnya tanpa gejala. Namun, untuk kehati-hatian kita, dr. Farid memberikan gejala secara umum penderita DM, yaitu :
- Sering buang air kecil.
- Sering haus.
- Mudah lapar.
- Berat badan turun.
- Mata buram.
- Mudah lelah.
- Mual.
- Luka sulit sembuh.
- Kesemutan.
data taken by dr. Farid 's Slide |
Tapiiii... tidak perlu takut. Seperti yang saya tulis di Mengenal Diabetes Mellitus, pemerintah sudah menyiapkan beberapa program penanggulangannya, yaitu melalui Inpres no. 1/2017 telah mencanangkan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dengan 4 aktivitas utama, yaitu :
- Peningkatan aktifitas fisik
- Peningkatan pembudayaan konsumsi sayur dan buah
- Deteksi dini faktor resiko PTM/skrining kesehatan berkala
- Memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan
- Pendekatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) untuk mendeteksi obesitas ditingkat keluarga yang berpotensi menjadi penderita DM.
- Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mendukung program deteksi dini pada usia produktif, yaitu skrining usia produktif untuk faktor resiko PTM termasuk diabetes.
- Penerapan pola hidup sehat dari sejak sebelum hamil
- Pengaturan diet, perbanyak konsumsi serat (sayur & buah-buahan)
- Selalu aktif, olahraga
- Penurunan berat badan bila overweight/obese
- Persiapan kehamilan yang baik
- Usia kehamilan
- Pemeriksaan GD sebelum hamil
- Menjaga peningkatan berat badan selama hamil
Pesan Pak Dokter, jangan menunggu sampai ada keluhan DM. Karena jika kelola dengan baik, orang dengan DM dapat hidup sehat, bugar dan tetap produktif.
Ada quote bagus dari kedua dokter nara sumber di acara Wanita dan Diabetes mengapa pemerintah begitu peduli akan kesehatan seorang wanita, terutama wanita hamil, karena...
Wanita, sebagai seorang ibu, adalah ujung tombak nutrisi dan pola hidup sehat keluarga (dr. Farid Kurniawan)
If you aducate 1 woman it means you educate 1 generation. If you educate 1 man it means you educate 1 person. (dr. HM. Subuh)
Semoga tulisan ini bermanfaat yaaa ^_^
Wassalam
Post a Comment
Aduuuh ma kasih yaaa komentarnya. Tapi mohon maaf, buat yang profilnya unknown langsung saya hapus. Semoga silaturahmi kita selalu terjaga walau lewat dumay. Selamat membaca tulisan yang lainnya ^_^