Hal-Hal yang Harus Dipersiapkan untuk Umroh

Monday, February 26, 2018


Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum w.w.

Hai.. Hai...
Umat muslim mana sih yang tidak bahagia, begitu tahu travel umroh kita itu travel yang terpercaya? Apalagi sudah siap berangkat ke tanah suci Insya Allah. Bahagia luar biasa Allah akhirnya mengundang kita untuk sampai di rumahNya. Undangan istimewa sekali.

Baca juga : Tips memilih travel umroh terpercaya dan aman.

Kenapa saya bilang istimewa? Karena tak semua bisa dapat undangan istimewa ini. Banyak umat muslim yang punya uang untuk mendaftar umroh atau naik haji, tapi hatinya tidak tergerak untuk pergi kesana. Padahal ia bulak balik ke Eropa atau Amerika yang notabene biaya sama. Selain hati tidak tergerak, Allah tidak berikan kesempatan waktu. Sibuk dengan urusan dunia. Ada juga yang sudah membayar lunas, hati sudah mantab, tapi ternyata kena tipu pihak travel. Uang hilang, berangkat pun tidak. Ini nyesek sekali.

Bahkan ada loh, sudah berangkat dan menginjakkan kaki di tanah suci, tapi Allah beri sakit atau haid (untuk perempuan), sehingga saatnya umroh atau pelaksanaan haji ia harus terkapar di rumah sakit atau tiduran saja di hotel. Padahal semua sudah kita persiapkan dari tanah air. Itulah sebabnya saya bilang undangan istimewa. Dan itupula sebabnya biasanya untuk yang umroh, begitu tiba di Mekkah Al Mukarramah langsung melaksanakan umroh wajib, jam berapapun kita tiba. Masya Allah.

Saya sangat bersyukuuuur sekali. Karena saya sendiri yang buat tulisan tentang hak Allah untuk memilih tamuNya, maka saya pun sebelum berangkat sangat takut sekali, kalau-kalau saya bukan salah satu tamu pilihan Allah. Makanya saya persiapkan betul hal-hal yang sekiranya disana saya bisa diterima jadi tamu Allah.

Baca : Haji, Insya Allah kami datang

Nah, kira-kira apa saja yang harus kita persiapkan, jika kita sudah yakin Insya Allah kita siap berangkat ke tanah suci untuk ibadah umroh? Yuk, baca terus tulisan ini!


Ada beberapa hal, baik itu rohani ataupun jasmani, yang harus kita persiapkan dari tanah air. Persiapan ini sama sekali tidak disampaikan saat manasik, dari pihak travel ataupun muthowwif (pemandu ibadah kita selama di tanah suci). Jadi persiapan ini benar-benar harus kita sendiri yang melakukannya. Apakah itu? Berikut rinciannya :

1. Olahraga kaki
Saat saya hendak berangkat umroh, memang banyak yang menyarankan untuk persiapan fisik, seperti olahraga. Namun mereka tidak menjelaskan secara spesifik olahraga untuk kekuatan apa. Saya sarankan sebulan sebelum berangkat (lebih baik lagi lebih dari sebulan), mulailah latihan berjalan kaki. Kalau di rumah ada treadmil lebih enak lagi.
Awali jalan kaki sejauh 200 meter selama 4 hari berturut-turut, lalu hari kelima tambah 200 meter. Lakukan selama 3 hari. Terus lakukan bertahap hingga mencapai 4000 meter minimal atau 4 km.

photo by google search, edited by Ade UFi

Iih.. Mba, banyak bangeeet sampe 4 km?
Yes, saat umroh/haji kekuatan kakilah yang digunakan. Begitu turun dari bus, kita diajak berjalan dari halte bus menuju masjidil haram kita harus berjalan kurang lebih 300 meter hingga masuk ke pelataran Ka'bah. Bersyukur jika mendapat penginapan di tower zam-zam, kurang lebih 200 meter ke pelataran Ka'bah.

Masuk ke pelataran Ka'bah tentunya kita harus tawaf keliling kabah sebanyak 7x. Kalau pas dapat lingkaran kecil dekat dengan Ka'bah waktu tawaf kurang lebih 1 jam. Nah, kebanyang kan jika kita harus berjalan kaki selama 1 jam? Silakan hitung sendiri kilometernya yaa.. hehe..

Selesai tawaf, kaki kita hanya diberi istirahat untuk sholat sunah 2 raka'at dibelakang makan nabi Ibrahim. Tapi itu jika kita punya kesempatan sholat dibelakang makam persis dan tidak diusir askar (petugas yang menjaga di Masjidil Haram). Jika kita terusir atau cari amannya, kita sholat di pelataran yang sudah disiapkan memang untuk sholat sunah, kurang lebih 30 meter dari Ka'bah.

Selesai sholat sunnah, kaki kita kembali bekerja untuk jalan menuju tempat sa'i (disana sebutnya Mas'a). Perjalanan dari pelataran Ka'bah ke tempat sa'i kurang lebih 200 meter. Nah, setiba di tempat sa'i, pastinya kita melaksanakan sa'i berjalan 7x bolak balik dari bukit Shafa ke bukit Marwah. Perjalanan sa'i kurang lebih 500 meter x 7 = 3500 meter atau 3,5 km. Selesai sa'i kita berjalan lagi menuju hotel.
Tempat Sa'i (photo by konsultasisyariah.com)

Itu baru untuk umroh, belum setiap harinya kita harus berjalan kaki dari hotel ke masjid melakukan sholat 5 waktu. Waktu di Madinah Al Munawwarah, saya bolak balik setiap waktu sholat, kecuali sholat magrib dan isya. Saya biasanya rapel tidak pulang ke hotel. Sedangkan di Mekkah yang tempatnya agak jauh, pasti ada 1 waktu sholat, antara ashar atau magrib yang sholatnya di hotel. Jadi saya rapel ashar ke magrib atau magrib ke isya. Lumayan untuk mengistirahatkan kaki.

Saya termasuk yang tidak melakukan persiapan olahraga kaki, karena memang sebelum berangkat saya tidak menemukan artikel secara rinci tentang persiapan kekuatan kaki ini. Itu sebabnya, di setiap masjid banyak disediakan jasa kursi roda. Saya alhamdulillah umroh yang 9 hari, tapi di hari ke 7 kaki saya baru bisa beradaptasi dengan kegiatan umroh. Dari hari ke 2 hingga ke 6, iiih maknyuuus... nikmaaaat bener.

Menyesal? Ya, saya menyesal tidak melakukan persiapan ini, tapi saya tahan untuk mengeluh. Saya hanya berdoa, setiap kali minum air zam-zam, "Ya Allah, beri kekuatan kaki ini dan kesehatan lahir batin hingga selesai ibadah di rumahMu". Dan Alhamdulillah Allah kasih kuat kaki ini sampai kembali ke tanah air.


2. Latihan Sholat Mayit
Saat manasik bahkan selama panduan ibadah oleh muthowwif tidak ada sedikitpun disinggung tentang sholat mayit. Memang sih sholat mayit itu hukumnya fardhu kifayah, jadi kalau sudah ada yang mewakili maka kita boleh tidak ikut. Tapi saya berusaha melakukan sholat mayit selama di tanah suci. Jujur saya takut sekali hisab dosa saya banyak, maka sebisa mungkin saya melakukan sholat mayit. Karena saya hanya berharap kelak saat saya meninggal ada banyak yang ikhlas menyolatkan mayit saya.

Dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma berkata, Aku pernah mendengar Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah ada seorang muslim meninggal dunia lalu ada 40 orang yang tidak mempersekutukan sesuatu dengan Allah menyolatkan jenazahnya melainkan Allah akan memberikan syafaat kepadanya melalui mereka”. [HR Muslim: 948, Abu Dawud: 3170, Ahmad: I/ 277-278 dan al-Baihaqiy. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: shahih].

Nah, di Masjid Nabawi (Madinah) dan di Masjidil Haram (Mekkah), setiap selesai sholat wajib, pasti dilanjutkan sholat mayit. Mayitnya ada? Ada, bukan ghaib. Hanya saja kita tidak melihat. Mereka ditempatkan di ruang sendiri yang dekat dengan mimbar imam masjid. Dan hampir sebagain besar jama'ah masjid melakukan sholat mayit setelah selesai sholat wajib.

photo by google search

Seperti yang saya tulis diatas, bahwa sholat mayit ini sama sekali tidak diajarkan saat manasik atau pun saat bersama muthawwif. Padahal yang ikut ibadah umroh kan belum tentu semua paham bagaimana tata laksana sholat mayit. Saya pun masih suka lupa doa yang dibaca di takbir ke-4. Itu sebabnya sebaiknya ilmu melakukan sholat mayit sudah kita pelajari dari tanah air.

Saya coba berikan rukun sholat mayit yang saya dapat dari guru saya ya. Untuk ilmu lengkapnya silakan searching om google dan tanya pada ahlinya.

Sholat mayit tidak ada ruku dan sujud. Dilakukan berdiri jika mampu, atau duduk bagi yang tidak mampu. Terdiri dari 4 takbir dengan rukun sholat sebagai berikut :
  • Niat : Niat yang dibaca adalah Ushalli ‘alaa haadzihil mauta lillaahi ta’aalaa (Aku niat menshalatkan mayit-mayit ini, karena Allah ta’aalaa). Ambil niat mensholatkan banyak mayit, karena memang mayitnya lebih dari satu atau kita tak tahu jumlah dan jenis kelaminnya.
  • Takbir pertama : setelah takbir pertama baca surat Al Fatihah
  • Takbir kedua : setelah takbir kedua baca shalawat : Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kamaa shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim, innaka hamidum Majid. Allahumma barik 'ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamiidum Majid.
  • Takbir ketiga : setelah takbir ketiga baca doa untuk mayit : Allahummafirlahum warhamhum wa'afini wa'fuanhum (Ya Allah, ampunilah mereka, berilah rahmat, sejahtera dan maafkanlah mereka). Boleh dibaca lengkapnya, boleh singkat seperti ini. Sengaja menggunakan jamak (hum) karena mayitnya bukan cuma satu.
  • Takbir keempat : setelah takbir keempat membaca doa untuk diri kita sendiri agar terhindar dari fitnah : Allahumma la tahrim naa ajrahu walaa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa walahu (Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya)
  • Salam

3. Mohon Ampunan dan Lunasi Hutang
Kalau orang bilang di Tanah Suci tempat pembalasan dari dosa-dosa kita di tanah air, jujur saya tidak sependapat akan hal itu. Tapi jika di Tanah Suci apa yang kita pikirkan atau membatin, maka akan jadi kenyataan, itu saya setuju. Hal itu pernah saya alami sendiri.

Di hari pertama saya tiba di Mekkah, saya kehilangan dompet saya. Untungnya bukan dompet yang segambreng kartu identitas saya, seperti dompet saya di Indonesia. Saya selama perjalanan ke tanah suci hanya membawa dompet kecil yang isinya beberapa uang riyal, uang rupiah, kartu nama, 1 kartu ATM dan kartu asuransi dari travel. Dompet kecil berserta isian tersebut yang hilang.

Dompet yang hilang

Saya sudah mencarinya sampai ke kolong-kolong tempat tidur, bahkan susur jalan, dompet saya tidak ketemu. Ya sudah, saya pasrah. Kebetulan di dompet tinggal uang-uang receh, karena saya selalu membagi uang yang di taruh di tas dan yang di dompet. Empat hari di Mekkah saya tidak membeli apa-apa. Begitu hari terakhir di Mekkah, selesai tawaf wadha (tawaf perpisahan istilahnya), sambil jalan saya membantin, "Ini hari terakhir, bahagia bener deh kalau tiba-tiba dompetnya ketemu." Saya membatin sambil senyum-senyum sendiri dan akhirnya.. Ahh sudahlah, De.. pasrahkan saja.

Begitu sampai di hotel, saya langsung siap-siap packing untuk kembali ke Indonesia. Saat packing tidak sengaja tangan saya meraba kolong tempat tidur untuk mencari gunting yang sedang kami gunakan. Dan... Barakallaaaah... tangan saya meraba dompet kecil itu. Masya Allah, ucapan batin saya pagi itu langsung terkabul. Padahal waktu hilang saya sudah mencarinya sampai ke selipan-selipan kasur dan tidak ketemu. Inilah saya bilang apa yang kita pikirkan atau membantin, langsung Allah kabulkan saat itu.

Lalu kalau tidak dibalas di Mekkah perbuatan kita, untuk apa minta ampunan?
Betul, perbuatan kita di Indonesia tidak dibalas di Tanah Suci. Mohon ampunan yang saya maksud disini adalah untuk membersihkan diri kita, sebelum jadi tamu Allah. Coba deh bayangkan, saat kita di undang Presiden untuk datang ke istana, apa yang kita persiapkan? Pakaian rapih dan bagus, tubuh wangi dan bersih, kalau perlu yang wanita make up mempercantik diri. Kira-kira kalau kita dekil dan kumel, sekalipun ada undangan, apakah diterima masuk ke istana? Sampai paspampres aja kita dah dicurigai macem-macem. Iya kan?

Begitu juga saat kita mendapat undangan dari Allah untuk datang ke Baitullah, apa yang kita persiapkan? Jika kita mau disambut Allah dengan senyum sumringah dan pelukan mesra, maka bersihkan diri dari dosa.  

Dengan cara apa?
Ada banyak cara memohon ampunan kepada Allah. Beberapa orang mengadakan walimatusafar (undangan pengajian untuk melakukan perjalanan) di rumahnya. Menurut kakak sepupu, walimatusafar dilakukan untuk mengumpulkan sanak saudara, teman-teman dan tetangga, sekedar meminta maaf kepada mereka.

Hmm.. kalau yang saya lakukan hanya sholat taubat, sholat hajat dan sholat tahajud. Dan minta maaf dengan teman-teman serta kerabat cukup bersilaturahmi ke rumah mereka atau via whatsapp. Ini saking takutnya nggak bisa diterima jadi tamu Allah. Efek kebanyakan dosa.. jadi takuuut... huhuhu..


photo by google search

Mulai kapan kita melakukan sholat-sholat tersebut?
Saran saya sih sebaiknya kita lakukan sholat-sholat sunnah tersebut dimulai saat kita membayar uang muka biaya umroh ke travel. Jika tidak sempat, minimal 40 hari sebelum berangkat. Almarhumah mama pernah berpesan ke saya, "Nanti kalau kamu Allah ijinkan naik haji, setahun sebelum berangkat mohon ampun sama Allah. Biar disana bersih, kamu jalankan ibadah juga tenang, karena Allah suka dengan yang bersih-bersih." Masya Allah.

Selain mohon ampun, mulailah kita ingat-ingat hutang kita dengan teman-teman dan kerabat terdekat. Jika ada hutang materi sebaiknya kita lunasi. Hutang bukan hanya pada manusia, hutang ke Allah pun juga kalau bisa dilunasi, seperti hutang puasa, hutang zakat, hutang janji terhadap orang, dll. Jadi kedatangan kita ke tanah suci benar-benar bersih lahir batin.

Kenapa harus bayar hutang?
Karena hutang itu kita bawa mati. Kita tidak ada yang tahu apa yang terjadi selama perjalanan dan kapan umur kita. Jika tiba-tiba terjadi sesuatu pada diri kita, maka kita tidak membebankan ahli waris kita dengan hutang.
"Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih). Ibnu Majah juga membawakan hadits ini pada Bab “Peringatan keras mengenai hutang.”

Nah kan, dibayar dengan kebaikan kita (pahala). Lah, kalau pahala diambil buat bayar hutang dunia, bisa lebih berat dosa dong timbangannya... iiih sereeeem. >_<


4. Catat Oleh-Oleh yang harus dibeli.
Niat kita menjadi tamu Allah adalah untuk ibadah, kalau bisa kita disana tidak perlu lagi memikirkan oleh-oleh apa yang harus dibeli. Jangan sampai disana kita sibuk mencari-cari dan berpikir mau beli oleh-oleh apa. Semua kita pikirkan dari Indonesia. Catat apa saja yang hendak kita berikan dan kesiapa. Kalau memang punya teman atau kerabat yang tinggal disana, kita bisa titip terlebih dahulu, nanti setiba disana baru kita ambil. Jika tidak punya, kita siapkan saja catatannya. Cari juga harganya melalui om google. Jadi kita tidak berlebihan membawa uang riyal ataupun kekurangan.
Di Tanah Suci murni pikiran kita hanya untuk ibadah.. ibadah.. dan ibadah.



Nah, saat ini saya memberikan 4 persiapan secara rohani dan jasmani dulu ya. Untuk persiapan barang-barang yang wajib dibawa selama umroh, silakan teman-teman baca tulisan saya berikut ini :

Baca : 10 perlengkapan yang dibawa saat umroh

Semoga teman-teman yang membaca ini Allah gerakkan rejeki dan hatinya untuk siap menerima undangan menjadi tamu Allah ke Tanah Suci. Aamiin.

Wassalam



1 comment

  1. Ya ampum ceritanya Umi bener2 menyentuh deh,kehilngan dompet kecil ternyata ada di kolong xixi. Senengnya yg jadi tamu Allah dengan segala Ridho Nya ya. Btw kssihan bgt yg udh sampai sono ternyata menstruasi. Huhuhu semoga aku segera nyusul ya. Aamiin

    ReplyDelete

Aduuuh ma kasih yaaa komentarnya. Tapi mohon maaf, buat yang profilnya unknown langsung saya hapus. Semoga silaturahmi kita selalu terjaga walau lewat dumay. Selamat membaca tulisan yang lainnya ^_^