photo by pinterest |
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum w.w.
“Bapak, kalau ingin punya anak. Berhenti merokok!”
Saya ingat benar bagaimana dokter memberikan saran kepada Pak Suami, disaat kami berkonsultasi untuk mendapatkan anak. Yes, untuk mendapatkan Abang Fi saya butuh waktu 4 tahun lamanya. Dan salah satu kendalanya karena Pak Suami merokok. Hmm...
Baca juga : Cara untuk mendapatkan keturunan (anak)
Rokok memang menjadi salah satu penyebab dari infertilasi. Sebelum ke dokter saya sudah menyarankan hal tersebut ke Pak Suami, tapi jawaban beliau selalu berkaca ke papanya dan papa saya. Pak Suami selalu ngeles, “Papa aja ngerokok, anaknya banyak.”
Memang sih kedua orangtua kami perokok hebat, bahkan papa mertua sampai beberapa bulan sebelum terkena sakit jantung, masih merokok. Kalau papa saya sudah berhenti semenjak nafasnya sudah sesak dan ada ultimatum dari ulama, bahwa rokok masuk ke makruh yang berat ke haram. Dan hal tersebut diikuti Pak Suami karena keinginan kami untuk memiliki anak.
Begitulah para perokok, kalau belum ada masalah yang disebabkan dari rokok, maka belum berhenti. Kadang sudah ada masalah saja, rokoknya belum bisa dilepas.
***
Rupanya hal tersebut menjadi perhatian besar bagi pemerintah. Mengingat bahaya rokok bagi kesehatan.
Saya pernah ikut seminar tentang mengatasi kanker dari kementrian kesehatan bagian penyakit tidak menular. Dari data kemenkes, kanker paru-paru adalah penyakit tidak menular yang mematikan no 1 di Indonesia, yang kemudian disusul oleh kanker payudara, kanker usus besar, dst. Waaah...
Dan dari tren rokok yang meningkat setiap tahunnya menjadi beban kesehatan tinggi di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 melaporkan bahwa penyakit tidak menular di Indonesia terus meningkat. Di era jaminan kesehatan nasional, tingginya angka penyakit tidak menular akibat konsumsi rokok jelas menambah beban pemerintah dan masyarakat karena penanganannya membutuhkan biaya yang besar dan memerlukan teknologi tinggi.
Nah, apa strategi yang dicanangkan oleh para capres untuk program kedepannya dalam menghadapi kerugian kesehatan akibat rokok?
Efek Kerugian Bagi Perokok
Seperti yang saya tulis diatas, efek merokok adalah berbagai penyakit tidak menular yang berakhir dengan kematian. Rokok juga menimbulkan efek candu. Rasa candu itu diakibatkan dari zat nikotin yang ada pada rokok.Nikotin dari rokok secara langsung merangsang reseptor asetilkolin pada neuron yang berisi dopamin. Stimulasi reseptor asetilkolin inilah yang menyebabkan timbunan dopamin di pusat brain-reward system. Aktivasi brain-reward system menimbulkan perasaan senang, seperti perasaan senang yang ditimbulkan oleh aktivitas seksual atau rasa kenyang setelah makan.
Otak secara normal memiliki substansi-substansi yang memberikan efek penenang dan efek rangsangan pada sel-sel saraf, dimana substansi-substansi tersebut bekerja dengan cara menempel pada reseptor-reseptor sel-sel saraf. Dan nikotin memiliki efek yang sama dengan substansi-substansi tersebut terhadap saraf, ketika nikotin menempel pada reseptor-reseptor di sel-sel saraf.
Dengan menempelnya nikotin pada reseptor, maka otak memproduksi dopamin. Dopamin inilah yang memberikan efek menenangkan dan merangsang organ-organ lain, yang memberikan efek menyenangkan dari merokok. Namun, ketika nikotin terus menginduksi pelepasan dopamin, otak secara bertahap mengurangi produksi dopamin ketika nikotin tidak ada, dan otak akan merasakan kebutuhan yang lebih besar terhadap nikotin untuk tetap bekerja normal dan merasa nyaman.(sumber : feolistin.blogspot.com)
photo by : feolisitin.blogspot.com |
Menurut Dr. Abdillah Ahsan, wakil kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI, bahwa Indonesia ini butuh peran pemerintah untuk memberantas kecanduan rokok. Karena sesuai data yang beliau dapat, 60% rakyat miskin di Indonesia adalah perokok. Sementara di negara maju angka prosentase rakyat miskin yang merokok hanya 20%.
Bayangkan 6 dari 10 orang miskin di Indonesia membeli rokok dan menjadi perokok akut. Membeli rokok sudah menjadi kebutuhan pokok kedua setelah beras. Dari penjabaran Dr. Abdillah di KBR mengatakan bahwa semua ini tak akan berkurang selama rokok masih dijual bebas dan ditemui dimana saja, serta harga rokok yang sangat terjangkau bagi siapapun. Bahkan bagi remaja sekalipun.
Kebijakan Pemerintah Saat Ini Akan Rokok
Menurut Prof. Dr. Hasbullah Thabrany, perwakilan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – Ma’aruf Amin, sebenarnya kebijakan-kebijakan bagi perokok sudah mulai tegas dilakukan di beberapa tempat. Seperti di peron-peron stasiun yang melarang keras perokok untuk merokok setelah masuk area stasiun dan kereta. Juga di beberapa tempat pelarangan bagi perokok sudah dilaksanakan, bahkan ada beberapa dari mereka menyediakan ruang khusus untuk merokok.Hanya saja hal tersebut berpengaruh di kota-kota besar, tidak mencakupi hingga ke daerah-daerah terpencil, yang kita semua ketahui lebih banyak perokok aktifnya.
Sedangkan dr. Harun Albar SpA, M.Kes, perwakilan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, mengatakan bahwa harga rokok dinaikkan tidak akan berpengaruh besar bagi perokok. Menaikkan harga rokok hanya berpengaruh bagi perokok pemula. Hal tersebut pun diakuikan oleh Prof. Hasbullah.
Karena menurut mereka, berapapun harganya pasti akan dibeli. Semua itu sebab kecanduan yang disebabkan dari nikotin rokok. Mereka bahkan menyamakan dengan pengguna narkoba.Semahal apapun narkoba, tetap saja mereka beli. Bisa jadi kalau harga rokok dinaikkan akan menjadi kebutuhan pokok utama mengalahkan beras.
Ya Allah... sudah segitu bahayanya candu nikotin yang ada pada rokok ya. -_-
Strategi Capres Atasi Kerugian Akibat Rokok
Kedua tim sukses capres 2019 sepakat bahwa dalam mengatasi bahaya rokok ini serupa dengan menghadapi pecandu narkoba. Semua dilakukan secara perlahan dan melalui pendekatan holistik. Strategi yang ditempuh adalah sebagai berikut :1. Edukasi bahaya DNAR (Depresi, Narkoba, Aids dan Rokok). - ide BPN
Pemberian edukasi disegala penjuru tentang bahaya DNAR ini wajib dilakukan dimana pun dan siapa pun. Terutama bagi generasi-genarasi muda.Saat ini pemerintah sudah melakukan hal ini secara perlahan. Seperti saat saya menghadiri seminar kesehatan tentang kanker paru-paru, agak sedikit kaget, karena peserta seminar bukan orang-orang dewasa, melainkan para perwakilan siswa berseragam putih abu-abu dari seluruh sekolah di Jabodetabek.
Edukasi ini juga dijalankan di puskesmas-puskesmas, dimana edukasi diberikan kepada emak-emak dan bapak-bapak agar bisa mengedukasi kembali ke anak-anak mereka di rumah.
2. Memberikan Pusat Rehabilitasi - ide BPN
Bagi perokok yang sudah terlanjur akut, selain edukasi, kedua perwakilan timses ini sepakat untuk memberikan pusat rehabilitasi bagi yang ingin mengurangi rokok. Mungkin cara penanganannya akan berbeda dengan rehabilitasi dari ketergantungan narkoba.3. Mempersempit Ruang Gerak Perokok - ide TKN
Membuat aturan yang tegas bagi perokok, seperti halnya Bpk. Jonan di stasiun-stasiun kereta, mampu membuat perokok minimal mengurangi 1 batang rokok selama berada di stasiun. Aturan-aturan ini akan diberlakukan di berbagai tempat, sehingga ruang gerak perokok makin sempit untuk menghisap sebatang rokok kesayangannya.4. Menaikan Harga dan Cukai Rokok - ide TKN
Hal ini tetap diberlakukan, demi menghambat perokok-perokok baru, terutama para remaja. Namun tetap dilakukan secara perlahan.5. Mengadakan Penelitian Rokok - ide BPN
Untuk stategi kelima ini, pemerintah mengajak kerjasama dengan industri rokok untuk mengadakan penelitian, hingga terciptanya produk rokok yang bebas nikotin. Saat ini sudah ada beberapa industri rokok yang melakukan hal tersebut, demi memajukan usahanya.***
Memang rokok tidak mematikan seketika, namun dalam jangka waktu 10 – 30 tahun kemudian. Itu sebabnya banyak perokok yang merasa sehat-sehat saja dan tak takut dengan bahayanya. Dan tentunya strategi-strategi diatas juga dijalankan dengan proses. Negara-negara yang sudah sadar bahaya merokok, menjalani proses tersebut bertahun-tahun.
Semoga saja dengan adanya strategi-strategi atasi kerugian akibat rokok tersebut, besar harapan kita dapat menjalani penanggulangan rokok yang membuat semua happy. Happy bagi lingkungan, happy bagi pelaku industri rokok karena mengembangkan penelitian tersebut dan masih tetap bisa memproduksi dan happy bagi perokok. Mereka tidak perlu kehilangan kesenangan mereka untuk merokok, tanpa harus membahayakan diri mereka dan orang-orang disekitanya.
Nah, cakep kaaan kalau semua bahagia. Buat teman-teman yang ingin mendengarkan penjelasannya secara detail, teman-teman bisa kok mendengarkan rekaman siarannya di www.kbr.id atau bisa tengok sosmed dari KBR.
Facebook : Kantor Berita Radio – KBR
Instagram : @kbr.id
Twitter : @haloKBR atau @beritaKBR
Yuk, buat teman-teman yang belum merasakan kecanduan rokok, sebaiknya mulailah dari sekarang untuk menghindari rokok. Sayangi diri kita dan lingkungan kita. Sedih rasanya melihat orang-orang disekitar kita harus pergi untuk selamanya hanya karena sebuah benda bernama ROKOK.
Rokok? #putusinaja.. Bhay..
Wassalam
Yesss, walau pada akhirnya punya anak banyak, hehe... Tapi walau gimanapun yang namanya merokok ya memang nggak baik untuk kesehatan ya. Terlebih lagi kalau punya banyak anak, mungkin jaraknya pun dekat2. Ada usia sekolah, balita, bayi. Ya kasihan dong kalau serumah dengan perokok.
ReplyDeleteSemoga program pencegahan ini terealisasi sempurna ya, kenyataannya masih banyak yang bebal untuk merokok di jalan, bikin kesel aja deh..
ReplyDeleteAku sedih banget ketika orang terdekatku merokok. Segala cara aku lakukan mba biar kebiasaan merokok papaku berkurang tapi belum bisa. Smoga strategi ini bisa dengan mudah dilakukan ya. Aamin
ReplyDelete