Bismillahirrahmanirrahiim, Manfaat Daun Pohpohan Sumber Pangan dari Hutan
Dulu saya termasuk yang tidak bisa makan sayur. Jangankan sayur mentah, sayur matang pun tidak tertelan. Karena sejak kecil saya berada dilingkungan yang masakannya dominan santan dan sagu. Yes, kedua orangtua saya aslinya orang Betawi. Orang Betawi kan disebut juga orang Sumateranya Pulau Jawa. Masakannya aja dominan menggunakan kelapa. Mana kenal orang Betawi dengan lalapan.
Baca juga : Resep sayur babanci khas Betawi
Lalu kelas 2 SD pindah ke Papua. Di Papua pun tidak kenal dengan makanan mentah. Makanan mentah yang dikasih tahu penduduk asli Papua adalah tebu. Tebu dipotong, dibersihkan kulitnya, lalu dikunyah. Selain tebu, makanan disana dominan dengan sagu. Setelah 4 tahun di Papua, kami mental ke Lampung. Di Lampung pun sama. Makanannya cendrung santan dan dominan rasa asam. Barulah ketika kuliah, saya pindah ke Depok.
Berhubung tempat kuliah di wilayah Jawa Barat, maka sudah pasti, teman saya dominan orang Jawa Barat (Sunda). Dari teman kuliah itulah saya mulai dikenalkan dengan beragam sayuran. Baik sayuran kuah bening, sampai sayuran mentah. Kalau orang bule bilang sayuran mentah dengan sebutan salad, maka orang Indonesia (terutama orang Sunda) sebutnya lalapan.
Awal kenal lalapan, ya lalapan standar, seperti daun kemangi, selada, kol putih, terong ijo, leunca dan timun. Dan saya tidak favorite kan semua lalapan itu. Biasa saja. Apalagi daun kemangi. Buat saya rasanya terlalu getir, walaupun wangi. Lalapan yang saya habiskan hanyalah daun selada.
lalapan sunda (foto by tirto.id) |
Hingga suatu hari, ketika saya makan siang bersama-sama teman guru di kantin sekolah, saya melihat teman saya asyik mengambil daun buat dilalap banyak sekali. Saya yang belum pernah lihat daun itu otomatis keponya keluar.
"Bu, itu daun apaan? Kok saya baru liat." tanya saya penasaran kepada teman tersebut.
"Ini daun pohpohan namanya. Enak kok, De. Mau coba?" ajak teman saya untuk mencicipi lalapan daun yang dia makan.
Mengikuti rasa penasaran saya, akhirnya saya coba. Ada rasa takut nggak enak dilidah juga sih. Saking takut nggak enak, sebelum mencoba saya sudah siapkan es teh manis. ^_^
"Makannya pakai sambal dan nasi putih. Enak deh." Saran teman tersebut. Dia pun mempraktikkan cara makannya. Nampaknya nikmat sekali dia makan daun pohpohan hanya dengan nasi putih dan sambal.
Saya pun mengikuti saran beliau. Saya ambil selembar daun pohpohan yang kecil (namanya juga nyoba yaaa.. jadi yang kecil dulu) dan saya padu dengan nasi putih hangat plus secuil sambal uleg.
Begitu masuk dimulut... hmm.. kres.. kres.. kres.. enaak. Rasa daun pohpohan tidak seperti rasa daun pada umumnya yang langu dan agak getir. Rasanya kurang lebih sama dengan daun selada, tapi daun pohpohan agak manis. Manisnya seperti manis jambu. Dan daunnya juga renyah. Makanya saya menulisnya dengan kata kres kres kres untuk menggambarkan kerenyahan daun pohpohan. Begitu nyoba, langsung deh ketagihan. Saya segera berbalik ke kedai yang menyiapkan daun pohpohan untuk mengambil lebih banyak lagi.
Sejak saat itu daun pohpohan menjadi lalapan favorite saya melebihi daun selada. Bahkan saya memakannya bukan cuma dengan nasi dan sambal, tapi kadang lauk apapun kalau dimakan dengan daun pohpohan itu enak.
Gulai telur, jengkol balado ditemani daun pohpohan kearifan lokal sumber pangan dari hutan |
Bukan cuma buket mawar yang diberikan Pak Suami, tapi juga buket pohpohan sumber pangan dari hutan sebagai bukti cinta... hahaha |
Malah ketika saya menjadi penggemar drama Korea, saya makan daun pohpohan ala-ala orang Korea, dengan meletakkan nasi putih, daging dan sambal ditengah-tengah daun pohpohan. Lalu tumpukan nasi dan lauk tersebut dibungkus dengan sisa daun pohpohan dan langsung dimasukkan kedalam mulut. Buat yang sering nonton drakor pasti tau deh cara makannya.. hahaha.
Baca juga : Review An Nyeong Korean Food di Depok
Manfaat Daun Pohpohan sebagai Sumber Pangan dari Hutan
Saya sih sadar betul, jika kita banyak mengkonsumsi sayuran, akan banyak manfaat yang bisa kita dapat bagi tubuh kita. Resep Dewi Huges bisa turun drastis berat badannya, itu juga karena banyak mengkonsumsi sayur dan buah. Begitupun dengan daun pohpohan. Ada banyak manfaat yang bisa kita dapat dari daun yang juga disebut Hariang oleh orang Sunda, yaitu :1. Memperkuat Tulang dan Pembentukan Gigi
Berdasarkan International Journal of Food Science and Nutrition tahun 2016, daun dengan nama ilmiah Pilea melastomoides punya kandungan Fosfat yang tinggi. Fosfat adalah zat kimia yang mengandung mineral fosfor. Dalam 100gr pohpohan terdapat 80mg fosfor.Fosfat biasanya bekerja sama dengan kalsium yang berfungsi untuk memperkuat tulang dan pembentukan gigi.
Namun penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan fosfat pada tubuh kita. Jika terlalu banyak akan berpengaruh dengan ginjal kita. Biasanya ginjal akan memberikan alarm jika kita berlebihan fosfat.
2. Mencegah Pengeroposan Tulang
Dalam 100 gram daun pohpohan terdapat 744 mg kalsium. Dimana kita juga tahu yaa, fungsi kalsium itu apa. Kalsium adalah makanan sehat penguat tulang yang dapat mencegah pengeroposan tulang, baik tulang pada tubuh, begitupun tulang pada gigi.Kalsium pada daun pohpohan itu lebih tinggi dibanding kandungan kalsium pada 100gr daun katuk (540 mg), 100gr daun bayam (267 mg) dan 100gr daun singkong (165 mg).
Jadi untuk ibu hamil daun pohpohan ini bermanfaat banget loh. Bumil kan butuh kalsium banyak, karena kalsiumnya untuk 2 orang. Kalau kurang bisa rebutan dengan bayinya.
Dan kandungan kalsium tinggi inilah yang menjadi salah satu alasan saya menyukai daun pohpohan, selain rasanya yang segar.
Saya tidak mau masa tua saya seperti almarhumah ibu yang terkena osteoporosis. Susah sekali jalan. Walau ibu berusaha tak merepotkan anak-anaknya, tapi saya bisa merasakan sakitnya. Makanya saya lebih memilih makan makanan atau minum minuman yang tinggi kalsium.
3. Mencegah Tumbuhnya Jerawat
Setiap orang pasti ingin punya kulit wajah mulus. Jika ada setitik jerawat saja kita sudah gelisah. Memang walau kecil jerawat itu mengganggu sekali.Nah, untuk mencegah timbulnya jerawat dibutuhkan vitamin A. Pada 100gr daun pohpohan terdapat 900 RE vitamin A.
Loh vitamin A bukannya buat mata?
Yes, bener banget. Vitamin A memang lebih banyak dikenal untuk kesehatan mata. Namun vitamin A juga berfungsi untuk mencegah timbulnya jerawat.
4. Menjaga Kesehatan Mata
Pada poin 3 sudah dijelaskan yaa kandungan vitamin A pada daun pohpohan yang mempunyai fungsi untuk kesehatan mata.5. Menjaga Kesehatan Jantung
Daun pohpohan ternyata juga bagus menjaga kesehatan jantung kita loh, karena dalam daun pohpoham terdapat kandungan vitamin c yang mampu menjaga kesehatan jantung.Kita nggak mau kan seperti almarhum Ashraf Sinclair yang meninggal karena serangan jantung. Jadi nggak ada salahnya jika kita menjaganya dengan mengkonsumsi daun pohpohan.
6. Mencegah Pertumbuhan Sel Kanker
Bagi kita yang punya bakat tumbuhnya sel kanker (biasanya yg dapat dari genetik), lebih berhati-hati dalam menjaga makanan dan minuman kita. Dan untuk mencegah berkembangnya sel kanker oada tubuh kita, dibutuhkan antioksidan tinggi yang terdapat pada makanan atau minuman yang mengandung vitamin c.Menurut AKG (angka kecukupan gizi), kebutuhan vitamin c dalam sehari adalah 40 - 45 mg (anak usia 1 - 12 th), 65 - 90 mg (anak usia 12 - 18 th) dan 75 - 90 (uaia 18th keatas). Kebutuhan tersebut bisa didapati dalam daun pohpohan.
Dalam 100gr daun pohpohan mengandung vitamin c sebesar 5mg. Ini sudah cukup untuk membantu vitamin c yang didapat dari buah sayur lainnya.
Nah, daripada makan sembarangan sehingga memicu tumbuhnya sel kanker, mending nyemilin daun pohpohan setiap hari. ^_^
Jadi, daun pohpohan bukan sekedar merawat tubuh bagian dalam saja, tapi yang terlihat oleh mata pun dijaga.
Tempat Budi Daya Daun Pohpohan Sumber Pangan dari Hutan
Saya penasaran dong, dimana saya bisa menemukan petani pohpohan yang terdekat dengan lokasi tinggal saya di Depok. Akhirnya saya cari tahu via googling. Saya baca bahwa lokasi pertanian daun pohpohan ini ada di Calobak, Bogor.Gapura kampung Calobak, wilayah pertanian daun pohpohan sumber pangan dari hutan |
Dari blog Ghonjess yang saya baca, untuk menuju kesana patokannya adalah SMAN 1 Tamansari. Maka dengan berbekal nekat, saya kesana naik sepeda motor. Namun sampainya saya di SMAN 1 Tamansari, saya tidak langsung menemukan lokasi pertanian. Saya harus naik lebih keatas lagi untuk menggapai wilayah pertanian. Mungkin ada sekitar 2 - 3 km lagi.
Tiba di kampung Calobak, saya disarankan ke rumah Pak RT untuk membantu saya melihat wilayah pertanian daun pohpohan. Alhamdulillah saya dipandu oleh Pak Iwan, sebagai ketua RT setempat.
Lahan pertanian daun pohpohan memang tidak jauh dari rumah penduduk setempat. Tapi lumayan deh bikin ngosngosan. Untung saya sudah kurusan dikit dan terlatih senam tipis-tipis, jadi nafas masih kuat menanjak gunung. Sudah lama sekali saya tidak menjelajah hutan dan gunung. Jalan di lahan pertanian pohpohan membuat saya mengenang masa-masa sekolah yang aktif di kepramukaan dan pencinta alam.
Bersama Pak Iwandi pertanian daun pohpohan sumber pangan dari hutan |
Daun pohpohan memang tanaman yang dapat tumbuh dengan subur di daerah pegunungan pada ketinggian 500–2.500 m diatas permukaan laut. Tak heran ketika saya menyusuri lahan pertanian pohpohan, saya melihat hamparan daun pohpohan yang tertata rapih ditengah hutan dengan dipayungi pepohonan tinggi dan rindang.
Daun lalapan kesukaan saya ini akan hidup dengan lebatnya jika jauh dari sinar matahari langsung. Makanya kalau kita memasuki wilayah pertanian pohpohan di Calobak akan terasa teduh dan adem. Dengan kata lain pohpohan tumbuh subur di hutan.
Pohpohan juga dapat tumbuh di daerah lembab, baik yang mengandung sedikit maupun banyak humusnya.
Mereka tuh bukan tuan tanah yaa, tapi cara memiliki lahan garapan daun pohpohan adalah dengan cara membersihkan lahan gabut, lalu mereka menanam pohpohan. Nah, lahan yang mereka bersihkan itulah lahan garapan wilayah mereka.
Masa tumbuh daun pohpohan adalah 1 bulan. Setelah itu baru bisa di panen. Untuk memanennya mereka membutuhkan waktu kurang lebih seminggu. Mereka panen mulai dari ba'da subuh hingga jam 11.00 pagi, karena jam 12 sudah harus dibawa ke pasar.
Saya juga baru tahu loh dari Pak Iwan ini, ternyata pohon pohpohan itu ada 2 macam. Sayangnya Pak Iwan lupa namanya. Hanya saja Pak Iwan memberitahu ciri-cirinya. Untuk jenis yang umum, satu pohon pohpohan itu ada 3 - 4 cabang tangkai pohpohan. Dan daunnya bisa lebar-lebar.
Sementara jenis yang terbaru satu pohon pohpohan itu terdapat 10 cabang tangkai pohpohan, tapi jenis pohon pohpohan ini tidak bisa memiliki daun yang lebar-lebar, mungkin sudah berat dari banyaknya cabang itu ya. Sebab tinggi dpohon pohpohan itu hanya sekitar 30 cm deh.
Bagaimana cara membudidayakan daun pohpohan?
Sebenarnya mudah untuk membudidayakan daun pohpohan ini. Cukup ditancap saja batangnya di tanah subur, maka ia akan tumbuh dengan sendirinya. Bertani pohpohan ini juga tidak menggunakan bahan-bahan kimia, cukup pupuk kandang untuk membantu kesuburannya.
Dan saat panen, petani pohpohan tidak langsung membabat habis 1 pohon, tapi mereka memotong 1-2 tangkai teratas. Yang dipanen adalah daun pohpohan yang sudah tumbuh lebar dan agak tua. Para petani sengaja menyisakan 2-3 tangkai terbawah untuk tumbuh kembali. Memang sih 2-3 tangkai terbawah daunnya masih muda-muda dan kecil-kecil.
Ketika tangkai terbawah tumbuh keatas, batang pohpohan itu akan membuat tangkai baru lagi. Begitu saja seterusnya.
Nanti disaat daun pohpohan sudah tidak memproduksi tangkai yang baru, tandanya pohon itu sudah harus diganti dengan tancapan pohon yang baru lagi.
Kemarin saya saja beli daun pohpohan 1 ikatan besar di Pasar Kemiri Depok Rp 10.000. Kecil yaa untungnya kalau dipikir-pikir. Tapi harga segitu untuk penduduk desa sekitar lahan pertanian pohpohan sudah cukup memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Untuk mengikatnya, mereka menggunakan pelepah bambu apus. Kemarin waktu mampir kesana saya diberikan goodie bag 2 ikat besar daun pohpohan. Daunnya segar-segar, jadi sampai di rumah Depok pun daunnya tidak layu. Maklum baru dipetik langsung.
Menurut Pak Iwan, saat ini disekitar lahan pertanian akan dibangun taman wisata. Hal itu membuat beberapa petani tidak mudah lagi mengakses ke lahan pertanian milik mereka. Karena adanya perubahan fungsi hutan dari hutan produksi menjadi hutan konservasi.
Apa sih hutan konservasi?
Hutan Konservasi merupakan bagian dari jenis hutan yang terbagi berdasarkan tujuan pengelolaannya. Selain hutan konservasi ada juga 2 jenis hutan lainnya. Berikut 3 jenis hutan yang terbagi berdasarkan tujuan pengelolaannya, yaitu :
a. Hutan Suaka Alam : hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa dan ekosistemnya serta berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan. Kawasan hutan suaka alam terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa dan Taman Buru.
b. Hutan Pelestarian Alam : kawasan dengan ciri khas tertentu, baik didarat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan pelestarian alam terdiri atas taman nasional, taman hutan raya (TAHURA) dan taman wisata alam.
Nah, perubahan fungsi hutan produksi menjadi hutan konservasi tersebut yang membuat para petani pohpohan menjadi cemas. Apalagi hendak dijadikan taman nasional. Mereka bukannya tidak dapat menanam daun poh-pohan lagi, melainkan akses menuju lahan pertanian mereka jadi terbatas dan agak susah. Petani hanya bisa berharap, "tak apa agak susah aksesnya, tapi jangan ditebang pohon di hutan".. hmm..
Dengan adanya deforestasi membuat sumber pangan yang asli dari hutan sudah tak lagi dikenali oleh masyarakat. Masyarakat lebih mengenal makanan instan yang terbuat dari pabrik dibanding sumber makanan alami yang berasal dari hutan.
Bukan hanya sumber pangan yang berasal dari pepohonan dan rerumputan, untuk beberapa daerah, hewan-hewan hutan juga ada banyak yang bisa dijadikan sumber pangan bagi manusia, seperti babi hutan di Papua.
Dan banyak dari mereka yang memanfaatkan hutan untuk membudidayakan sumber pangan tersebut sebagai kebutuhan mereka sehari-hari. Baik itu untuk dijual ataupun dimakan sendiri.
Saya bersyukur sekali masih tinggal bersama orang-orang yang hidup dengan sumber pangan dari hutan. Sehingga saya masih banyak tahu sumber pangan hutan apa saja yang bisa kita konsumsi sehari-hari.
Macam daun pohpohan ini. Saya yakin, sedikit dari kita yang mengenal daun pohpohan itu apa dan apa manfaatnya.
Tapi sampai kapan sumber pangan tersebut bisa bertahan hingga ke anak cucu kita kelak, jika hutan semakin terkikis dengan dalih pembangunan?
Beberapa pemerhati pangan lokal menyarankan dilakukan rekonstruksi hutan. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun kebun atau hutan berbasis komunitas yang bekerja sama dengan KPH dan pemerintah desa. Mengembangkan lumbung pangan berbasis rumah tangga juga cocok untuk permukiman dengan lahan terbatas.
Jadi kita bisa buat suasana rumah kita seperti tempat asal tumbuhnya sumber pangan tersebut. Macam daun pohpohan ini kan lebih subur ditempat yang teduh. Maka kita bangun hutan kecil dibelakang pekarangan rumah kita, kalau ingin memiliki lahan daun pohpohan sendiri.
Selain itu, perlunya kerjasama dengan perguruan tinggi, seperti IPB, dalam mengkaji dan mengembangkan sumber pangan beserta obat herbal lokal. Agar hasil tanam sumber pangan yang dibudidayakan petani bisa bermanfaat. Misal bikin skincare dari daun pohpohan.
Sedangkan untuk meningkatkan ketahanan pangannya dengan cara memperluas tanaman pangan. Yaitu, mengembangkan jenis sumber pangan lokal dan liar. Selain itu melindungi kekayaan agrobiodiversity (suatu cara mengelola lahan untuk ditanami berbagai jenis tanaman) dan juga pengetahuan tentang beragam tanaman sumber pangan dari hutan.
Jadi masyarakat yang hidup dekat dengan sumber pangan dari hutan, bisa ikut mengelola dan melestarikannya.
Jujur sih ya, saya sedih jika makanan kesukaan saya harus punah hanya kurang terjaganya hutan Indonesia. Sementara jika kita makan sumber pangan dari hutan banyak sekali manfaatnya dibanding kita mengkonsumsi makanan instan, walaupun makanan instan ada yang berbahan murni tanpa pengawet. Namun tetap khasiat sumber pangan yang langsung dari hutan itu berbeda jauh dengan makanan instan.
Saya ingat betul ucapan dr. Zaidul Akbar :
Nah dengan tulisan ini saya mengajak teman-teman untuk membantu program pemerintah agar bisa melestarikan lingkungan, sehingga makanan-makanan kita yang berasal dari hutan bisa terus terjaga keberadaannya. Saya juga nggak mau budi daya daun pohpohan menghilang.
Ayo, selamatkan pohpohan kesayangan Ummi! (ini special tagline buat saya ^_^). Buat teman-teman yang belum mencoba daun pohpohan, coba deh! Seperti saran teman saya, makannya pakai nasi hangat dan sambal uleg.
Nah, selesai deh. Jika dilihat dari manfaat dan cara makannya yang nggak pakai ribet, teman-teman wajib mencoba daun pohpohan ini. Apalagi kalau pas ke hutan nggak ketemu makan, bisa nyemilin pohpohan. Selamat mencoba daun pohpohan yaa! ^_^
Wassalam
Sumber referensi tulisan :
satuharapan.com
ghonjess blog
mangobay.co.id
Alodokter
Hallodoc
wikipedia
pengalaman pribadi
Daun lalapan kesukaan saya ini akan hidup dengan lebatnya jika jauh dari sinar matahari langsung. Makanya kalau kita memasuki wilayah pertanian pohpohan di Calobak akan terasa teduh dan adem. Dengan kata lain pohpohan tumbuh subur di hutan.
Pohpohan juga dapat tumbuh di daerah lembab, baik yang mengandung sedikit maupun banyak humusnya.
Masa Tumbuh dan Panen Daun Pohpohan Sumber Pangan dari Hutan
Sepanjang menyusuri pertanian pohpohan, saya berbincang-bincang dengan Pak Iwan tentang masa tumbuh dan panennya daun pohpohan ini. Menurut Pak Iwan, yang juga petani pohpohan, di kampung Calobak itu ada 40 hektar lahan garap daun pohpohan. Dan 40 hektar itu milik warga disekitar wilayah pertanian.Mereka tuh bukan tuan tanah yaa, tapi cara memiliki lahan garapan daun pohpohan adalah dengan cara membersihkan lahan gabut, lalu mereka menanam pohpohan. Nah, lahan yang mereka bersihkan itulah lahan garapan wilayah mereka.
Masa tumbuh daun pohpohan adalah 1 bulan. Setelah itu baru bisa di panen. Untuk memanennya mereka membutuhkan waktu kurang lebih seminggu. Mereka panen mulai dari ba'da subuh hingga jam 11.00 pagi, karena jam 12 sudah harus dibawa ke pasar.
Saya juga baru tahu loh dari Pak Iwan ini, ternyata pohon pohpohan itu ada 2 macam. Sayangnya Pak Iwan lupa namanya. Hanya saja Pak Iwan memberitahu ciri-cirinya. Untuk jenis yang umum, satu pohon pohpohan itu ada 3 - 4 cabang tangkai pohpohan. Dan daunnya bisa lebar-lebar.
Sementara jenis yang terbaru satu pohon pohpohan itu terdapat 10 cabang tangkai pohpohan, tapi jenis pohon pohpohan ini tidak bisa memiliki daun yang lebar-lebar, mungkin sudah berat dari banyaknya cabang itu ya. Sebab tinggi dpohon pohpohan itu hanya sekitar 30 cm deh.
Tinggi pohon daun pohpohan sumber pangan dari hutan |
Bagaimana cara membudidayakan daun pohpohan?
Sebenarnya mudah untuk membudidayakan daun pohpohan ini. Cukup ditancap saja batangnya di tanah subur, maka ia akan tumbuh dengan sendirinya. Bertani pohpohan ini juga tidak menggunakan bahan-bahan kimia, cukup pupuk kandang untuk membantu kesuburannya.
Batang daun pohpohan sumber pangan dari hutan yang hendak ditanam |
menanam batang daun pohpohan sumber pangan dari hutan |
Dan saat panen, petani pohpohan tidak langsung membabat habis 1 pohon, tapi mereka memotong 1-2 tangkai teratas. Yang dipanen adalah daun pohpohan yang sudah tumbuh lebar dan agak tua. Para petani sengaja menyisakan 2-3 tangkai terbawah untuk tumbuh kembali. Memang sih 2-3 tangkai terbawah daunnya masih muda-muda dan kecil-kecil.
Ketika tangkai terbawah tumbuh keatas, batang pohpohan itu akan membuat tangkai baru lagi. Begitu saja seterusnya.
Nanti disaat daun pohpohan sudah tidak memproduksi tangkai yang baru, tandanya pohon itu sudah harus diganti dengan tancapan pohon yang baru lagi.
Harga Daun Popohan Sumber Pangan dari Hutan
Pak Iwan menjelaskan bahwa sekali panen setiap warga bisa mendapatkan kurang lebih 10 ikat besar daun pohpohan. Dalam 1 ikatan besar itu terdiri dari 10 ikatan kecil. Untuk 1 ikatan besar oleh tengkulak dihargai Rp 8.000.Kemarin saya saja beli daun pohpohan 1 ikatan besar di Pasar Kemiri Depok Rp 10.000. Kecil yaa untungnya kalau dipikir-pikir. Tapi harga segitu untuk penduduk desa sekitar lahan pertanian pohpohan sudah cukup memenuhi kebutuhan hidup mereka.
2 ikatan besar daun pohpohan sumber pangan dari hutan |
Untuk mengikatnya, mereka menggunakan pelepah bambu apus. Kemarin waktu mampir kesana saya diberikan goodie bag 2 ikat besar daun pohpohan. Daunnya segar-segar, jadi sampai di rumah Depok pun daunnya tidak layu. Maklum baru dipetik langsung.
menikmati langsung daun pohpohan sumber pangan dari hutan |
Hutan Pertanian Daun Pohpohan dan Pergantian Fungsi Hutan
Pada awalnya di Calobak, daun Pohpohan tumbuh liar di hutan dan di sekitar kebun pekarangan rumah penduduk. Mereka mulai memeliharanya pada tahun 1991 dengan cara tumpang sari di kaki gunung sekitar kampung mereka. Dan petani daun Pohpohan membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) Mekarsari yang dikelola dan dikembangkan oleh Perum Perhutani Unit III dalam program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Kelompok tani tersebut mengelola lahan di bawah tegakan damar (Agathis damara), pinus (Pinus merkusii) dan afrika (Meiopsis manii) di kawasan yang waktu itu masuk dalam wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor.petani daun pohpohan sumber pangan dari hutan |
Menurut Pak Iwan, saat ini disekitar lahan pertanian akan dibangun taman wisata. Hal itu membuat beberapa petani tidak mudah lagi mengakses ke lahan pertanian milik mereka. Karena adanya perubahan fungsi hutan dari hutan produksi menjadi hutan konservasi.
Apa sih hutan konservasi?
Hutan Konservasi merupakan bagian dari jenis hutan yang terbagi berdasarkan tujuan pengelolaannya. Selain hutan konservasi ada juga 2 jenis hutan lainnya. Berikut 3 jenis hutan yang terbagi berdasarkan tujuan pengelolaannya, yaitu :
1. Hutan produksi
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang digunakan untuk memproduksi hasil hutan sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat pada umumnya dan pembangunan, industri atau ekspor pada khususnya. Hutan produksi dibagi menjadi tiga, yaitu hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi tetap (HP), dan hutan produksi yang dapat dikonversikan (HPK).2. Hutan Konversasi
Yaitui kawasan hutan yang mempunyai ciri khas tertentu, dengan fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan juga satwa serta ekosistemnya. Hutan konservasi ini ada 2 jenisnya, yaitu:a. Hutan Suaka Alam : hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa dan ekosistemnya serta berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan. Kawasan hutan suaka alam terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa dan Taman Buru.
b. Hutan Pelestarian Alam : kawasan dengan ciri khas tertentu, baik didarat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan pelestarian alam terdiri atas taman nasional, taman hutan raya (TAHURA) dan taman wisata alam.
3. Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan.Nah, perubahan fungsi hutan produksi menjadi hutan konservasi tersebut yang membuat para petani pohpohan menjadi cemas. Apalagi hendak dijadikan taman nasional. Mereka bukannya tidak dapat menanam daun poh-pohan lagi, melainkan akses menuju lahan pertanian mereka jadi terbatas dan agak susah. Petani hanya bisa berharap, "tak apa agak susah aksesnya, tapi jangan ditebang pohon di hutan".. hmm..
Menipisnya Daun Pohpohan sebagai Sumber Pangan dari Hutan dan Solusi Pelestariannya
Seperti kita ketahui, semakin maju sebuah negara, maka semakin menipis pula Kawasan hutannya. Sudah banyak hutan yang terpangkas untuk keperluan industri dan perumahan. Sehingga terjadi pemangkasan kayu besar-besaran atau pembakaran hutan (baik itu secara alami ataupun disengaja) untuk dibangun lahan baru non hutan, istilah kerennya saat ini adalah deforestasi.Dengan adanya deforestasi membuat sumber pangan yang asli dari hutan sudah tak lagi dikenali oleh masyarakat. Masyarakat lebih mengenal makanan instan yang terbuat dari pabrik dibanding sumber makanan alami yang berasal dari hutan.
Bukan hanya sumber pangan yang berasal dari pepohonan dan rerumputan, untuk beberapa daerah, hewan-hewan hutan juga ada banyak yang bisa dijadikan sumber pangan bagi manusia, seperti babi hutan di Papua.
Dan banyak dari mereka yang memanfaatkan hutan untuk membudidayakan sumber pangan tersebut sebagai kebutuhan mereka sehari-hari. Baik itu untuk dijual ataupun dimakan sendiri.
Saya bersyukur sekali masih tinggal bersama orang-orang yang hidup dengan sumber pangan dari hutan. Sehingga saya masih banyak tahu sumber pangan hutan apa saja yang bisa kita konsumsi sehari-hari.
Macam daun pohpohan ini. Saya yakin, sedikit dari kita yang mengenal daun pohpohan itu apa dan apa manfaatnya.
daun pohpohan sumber pangan dari hutan |
Tapi sampai kapan sumber pangan tersebut bisa bertahan hingga ke anak cucu kita kelak, jika hutan semakin terkikis dengan dalih pembangunan?
Beberapa pemerhati pangan lokal menyarankan dilakukan rekonstruksi hutan. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun kebun atau hutan berbasis komunitas yang bekerja sama dengan KPH dan pemerintah desa. Mengembangkan lumbung pangan berbasis rumah tangga juga cocok untuk permukiman dengan lahan terbatas.
Jadi kita bisa buat suasana rumah kita seperti tempat asal tumbuhnya sumber pangan tersebut. Macam daun pohpohan ini kan lebih subur ditempat yang teduh. Maka kita bangun hutan kecil dibelakang pekarangan rumah kita, kalau ingin memiliki lahan daun pohpohan sendiri.
Selain itu, perlunya kerjasama dengan perguruan tinggi, seperti IPB, dalam mengkaji dan mengembangkan sumber pangan beserta obat herbal lokal. Agar hasil tanam sumber pangan yang dibudidayakan petani bisa bermanfaat. Misal bikin skincare dari daun pohpohan.
Sedangkan untuk meningkatkan ketahanan pangannya dengan cara memperluas tanaman pangan. Yaitu, mengembangkan jenis sumber pangan lokal dan liar. Selain itu melindungi kekayaan agrobiodiversity (suatu cara mengelola lahan untuk ditanami berbagai jenis tanaman) dan juga pengetahuan tentang beragam tanaman sumber pangan dari hutan.
Jadi masyarakat yang hidup dekat dengan sumber pangan dari hutan, bisa ikut mengelola dan melestarikannya.
Jujur sih ya, saya sedih jika makanan kesukaan saya harus punah hanya kurang terjaganya hutan Indonesia. Sementara jika kita makan sumber pangan dari hutan banyak sekali manfaatnya dibanding kita mengkonsumsi makanan instan, walaupun makanan instan ada yang berbahan murni tanpa pengawet. Namun tetap khasiat sumber pangan yang langsung dari hutan itu berbeda jauh dengan makanan instan.
Saya ingat betul ucapan dr. Zaidul Akbar :
Jika ingin sehat, makanlah makanan yang tumbuh dari bumi Allah dan tercipta dari Allah langsung.
Nah dengan tulisan ini saya mengajak teman-teman untuk membantu program pemerintah agar bisa melestarikan lingkungan, sehingga makanan-makanan kita yang berasal dari hutan bisa terus terjaga keberadaannya. Saya juga nggak mau budi daya daun pohpohan menghilang.
Ayo, selamatkan pohpohan kesayangan Ummi! (ini special tagline buat saya ^_^). Buat teman-teman yang belum mencoba daun pohpohan, coba deh! Seperti saran teman saya, makannya pakai nasi hangat dan sambal uleg.
Cara Membersihkan Daun Pohpohan Sumber Pangan dari Hutan.
Oiya terakhir nih, untuk mengkonsumsi makanan mentah seperti daun pohpohan, sebaiknya rendam dulu di air garam yaa sebelum dimakan. Agar hama-hama, seperti ulat, bisa keluar dari daunnya. Hal ini berlaku juga untuk makanan mentah lainnya. Selain hama, air garam juga bisa membersihkan semprotan peptisida yang ada pada tumbuhan.Nah, selesai deh. Jika dilihat dari manfaat dan cara makannya yang nggak pakai ribet, teman-teman wajib mencoba daun pohpohan ini. Apalagi kalau pas ke hutan nggak ketemu makan, bisa nyemilin pohpohan. Selamat mencoba daun pohpohan yaa! ^_^
Wassalam
Sumber referensi tulisan :
satuharapan.com
ghonjess blog
mangobay.co.id
Alodokter
Hallodoc
wikipedia
pengalaman pribadi
Kesukaanku. Makan pakai ikan mas kecil/ayam digoreng, pake sambal terasi. Kadang tambahin lagi gandaria. Mmmm...syedap. Terima kasih sharingnya bermanfaar Mva. Selama ini cuma rahu makan. Tdk tahu manfaatnya apa saja.
ReplyDeleteWew diriku baru tau, Ummi tentang daun poh-pohan ini. Bisa untuk dijadikan lalapan juga. Karena di warung ibu sayur memang gak pernah ada sih. Enak dan banyak manfaatnya ternyata ya.
ReplyDeletedi sidoarjo malah gak pernah tampak. wkwkw. saya jd bayangin betapa segar sayuran tersebut apalagi katanya ada manis2nya gitu. waw...
Deletesaya penyuka dan penyantap lalapan, baik rebus maupun mentah, tertular dari ibu saya yang suka makan lalapan. Bahkan kunyit dan kencur bisa jadi lauk teman nasi :) tapi daun pohpohan, saya blm pernah nyoba, di Serang kayaknya saya jarang liat deh...
ReplyDeleteAku baca tentang daun pohpohan inget mamahku, suka banget sama daun ini jadi lalapan
ReplyDeletePantesan orang jaBar kulitnya bagusss bersiiihh
Deletesuka lalapan sih yaa
Iyah. Kita di jatim lalapannya kecambah dan selada, gubis dan kacang panjang ajah. Itu pun direbus dulu, buat gado2. Saya pengen coba poh2an deh
DeleteWaduuh aku nyerah kalo sama lalapan, padahal tinggal di sunda. Secara sedari kecil makananku santan dn sebangsanya ala Jawa banget. SAmpe sekarang belom terbiasa, padahal banyak banget manfaatnya sayuran ijo nih sebagai sumber kalsium . Huhuu, lagi belajaar makan sayur mentah nih
ReplyDeleteNamanya lucu ya mba ade, daun pohpohan hihihi. Aku baru tahu daun ini mba. Kayaknya udah lama juga daun ini nggak dipake lalalapan di jawa barat. Soalnya aku baru lihat, atau mainku aja yang kurang jauh ya hahaha. Nggak nyangka daun ini banyak sekali ya mba manfaatnya untuk kesehatan kita.
ReplyDeleteKarena bekasi masih masuk jawa barat. Meski diliat dari culture lebih ke arah betawi. Tapi lalapan kaya gini udah jadi kebiasaan aja gitu. Dan iyaa daun pohpohan enak banget disantap sama nasi putih anget
ReplyDeleteSuamiku nih mba suka makan lalapan dan dia ngajak aku juga makan daun pohpohan. Tapi entah kenapa aku berhasil nyicip sedikit aja. Hahhaa. DUh itu suami kasih buket daun pohpohan oke banget buketnya. Hahahha
ReplyDeleteDan aku sepakat sih kalau makan lalapan tuh juga menyehatkan badan dan bagus buat kesehatan juga ya mba Ade.
DeleteAku sukaaakkk banget makan lalapan, tapi kalo di Surabaya kayaknya jarang nemu daun ini, deh. Atau aku aja yang jarang main ke pasar, ya? :)
ReplyDeleteKapan2 daku mau nyari ahhh
manfaatnya banyak bangetttt
Makan pokpohan pakai sambal dan nasi panas. Enaknyaaa
ReplyDeleteSekilas mirip daun sirih ya daun pohpohan ini.
ReplyDeleteAku suka banget dengan daun pohpohan ini, keliatan segar, kraus-kraus nikmat.. banyak juga ternyata manfaatnya
ReplyDeleteBanyak banget ternyata manfaatnya yaa.. mau paksain doyan ahhh :)
ReplyDeleteBelum pernah ketemu daun beginian mbak
ReplyDeleteSaya baru tahu sekarang ada yang namanya daun pohpohan, ini bahkan di budidayakan sebagai tanaman buat lalapan gitu yaaa... Nice info mbak, semoga suatu hari bisa menikmatinya juga 🙏
ReplyDeleteSaya nyari-nyari dimana yg jual pohpohan belum nemu-nemu, hiks.
DeleteDaun ini banyak juga di hutan kalimantan, tapi sayang nggak banyak orang tahu bisa dimakan
ReplyDeleteDulu saat tinggal di Bandung sering dengar candaan, urang Sunda mah kalau dilepas di hutan paling lama bertahan, soalnya biasa makan lalapan hehhehe. Btw, dulu saya sering lihat daun ini tapi baru tahuuu namanya. Dan juga dulu nggak kepengin coba juga hahahha. Sbg bukan orang Sunda, saya bisa makan lalapan, tapi ya nggak selevel orang sunda tentunya hehehe
ReplyDeleteIni lalapan favorit papah (kakak iparnya mendiang ibu) aku belum pernah makan sih cuman kalau liat papah makan pohpohan beuh kayak nikmatnya
ReplyDeletekesukaan suamiku nih daun pohpohan. di warung sayur juga banyak. maklum di bogor tea hihihi.
ReplyDeleteanaku malah bisa nambulin pohpohan begitu aja krna belum kuat makan sambel. enakk seger katanya
Aku suka banget mbak pohpohan ini, dihasut sama orang rumah di Bogor ternyata enak, dan aromanya juga wangi endes banget dimakan dengan nasi panas dan sambel..semoga hutan kita terjaga selalu aamiin
ReplyDeleteAku lupa kapan ya pertama kali makan pohpohan. Kayaknya pas nginep di rumah temanku yang orang Sunda. Enak juga kok. Apalagi aku memang gemar sekali dengan lalapan, terutama kemangi dan daun seledri yang kata orang huek itu hehehe...
ReplyDeleteWidiiiih...cakep bener deh mbak Ade makan daun pohpohan ala Korea hehehe 😂 Ooh begitu ya cara menikmatinya? Aku sih boasanya dicocol ke sambal, ayam goreng, nasi panas hhmmm nikmat pisan. Ternyata mujarab banget mengatasi jerawat dan memperkuat tulang kita ya.
ReplyDeleteAku baru tau tentang daun pohpohan ini..
ReplyDeleteManfaatnya banyak banget ya, mba..
Antara lupa dan ingat sama daun pohpohan ini. Tahu karena familiar. Tapi nggak pernah makan buat lalapan kalau di Garut. Kami gunakan sebagai obat saja. Baru tahu kalau bisa dijadikan lalapan.
ReplyDeleteKarena itu semua yang di alam bermanfaat termasuk daun ini ya mak. Bisa kres kayak krupuk gitu ya. Hutan banyak manfaatnya ternyata ya
ReplyDeleteIbuku doyan banget lalapan kayak gini. Zaman dulu masih mudah menemukan pohpohan sekarang agak susah ya
ReplyDeleteDaun pohpohan juga salah satu lalapan mentah favorit saya, Mbak
ReplyDeleteDulu waktu pertama tahu juga ahak heran dengan daunnya. Tapi setelah dimakan ternyata enak juga dan ketagihan deh! Hehehe
Kok saya belum ada bayangan ya daunnya seperti apa. Kalau di Jawa namanya apa ya? Kok sepertinya enak dan segar ..
ReplyDeleteDe kebon ueaku ada juga nih daun pohpohan. Ternyata banyak banget manfaatnya ya
ReplyDeleteOoo masakan Betawi gak ada lalapan ya itu Sunda. Keknya pernah sih liat daun ini buat lalapan di resto Sunda itu bukan sih hehe. Wah ternyata udah mulai langka ya pohonnya mbak?
ReplyDeleteTernyata manfaatnya banyak dan bagus buat kesehatan tubuh yaaa. Baru tahu aku TFS infonya
Kalau melihat bentuk daun dan warna Pohpohan, kayanya memang pahit yaa..
ReplyDeleteTernyata rasanya lezat...
Hihii...ternyata memang gaboleh lihat sesuatu dari bentuknya saja, mesti berani mencoba.
Semangat makan sayur dan hasil hutan lainnya niih...
DeleteKarena sumber pangan yang terbaik adalah berasal dari hutan.
Ini favorit aku banget donk. Agak langu tapi seger.Biasanya kalau ke warung pecel lele langganan dia langsung kasih ekstra. Udah tau doyan banget, jadi lalapan yg lain dikurangi, poh-pohannya ditambahi.
ReplyDeleteTernyata daunnya punya banyak manfaat ya tapi sayang aku gak begitu doyan karena agak pahit. Biasanya daun ini ada di pecel lele.
ReplyDeleteAku suka banget ini daun pohpohan mba. Suka beli di tulang sayur, harganya murah. Klo makan di pecel lele suka ada juga. Kata ibuku sih bisa ngobatin keputihan daun pohpohan tuh
ReplyDeletebelum pernah makan daun pohpohan. Favoritku daun kemangi, itu dari hutan atau mana sih? aku tahunya dari pasar, heheh.
ReplyDeleteBtw, lebih romantis dikasih buket daun pohpohan daripada bunga, bisa dimakan!
Semenjak nerapin food combining jadi ngerasain lalapan daun pohpohan. Tapi sayang di Solo cuma bisa beli di hypermarket, belum familiar di jual dip gitu. Padahal enak. Dan baru tahu manfaatnya keren sekali ternyata
ReplyDeleteMasya Allah, keren kali tulisan ini.
ReplyDeleteSaya jadi tahu banyak tentang daun pohpohan. Ternyata manfaatnya banyak ya. Mbak Ade sampai pergi mencari tempat di mana banyak tanaman ini. Wow. Bakal juara nih. 😍
Aku baru tau kalau ada daun pohpohan yang bisa digunakan untuk lalapan, ternyata banyak juga pangan yang berasal dari hutan dan bisa dikonsumsi ya mbak.
ReplyDeletePoh pohan ini yang pertama kali membuatku jatuh hati pada lalapan, gado gado dan karedok. biar ga nyambung antara lalapan ke karedok tapi emang tadinya aku cuman suka sayur sop doang sih sejak kecil ama sayur bayam
ReplyDeletekupikir mau diolah gimana gitu, secara poh pohan ini uenak banget
Wah, jadi kabita euy pengin nyobain daun Poh Pohan. Penasaran dengan rasa kres-kresnya, mungkin mirip dengan lettuce ya :)
ReplyDeleteJamanku kecil tumbuhan ini banyak sekali di ladang dan kebun. Tapi belum ada yang tau kalo bisa dimakan. Pas tinggal di Jakarta baru sering liat di rumah makan Sunda.
ReplyDeleteBaru tau aku daun pohpohan. Aku juga kepikiran punya lahan meskipun sempit khusus huat ditanem2in tumbuhan pangan. Moga terealisasi.
ReplyDeleteMbak aku baru tahu deh tentang daun pohpohan ini dan sepertinya juga baru lihat tanaman ini. Ternyata manfaatnya banyak banget ya, perlu untuk dibudidayakan ini.
ReplyDeleteSaya baru tahu tentang daun poh pohan ini, banyak juga ya khasiatnya.
ReplyDeletePernah 2 tahun tinggal di bandung, tapi ya belum pernah pas jajan ketemu lalapan ini.
Mbak Ade, aku penasaran dengan daun pohpohan ini, belum pernah ketemu bahkan waktu di warung yang jual masakan Sunda. Keren ya mba, ternyata ada yang membudidayakan daun ini. Tapi bener sih sampai kapan tanaman ini dijadikan tumpang sari di tengah pohon berbatang tinggi. Karena hutan udah berkurang di negeri ini
ReplyDeletewah banyak banget manfaatnya ya daun pohpohan ini..
ReplyDeletetapi aku belum pernah ketemu deh
Paling suka kalau di rumah makan menyediakan daun pohpohan, daunnya enak apalagi kalau dicoel pakai sambal hmmm yummy!
ReplyDeletePas baca judul..ku kira typo "pepohonan". Ternyata benar pohpohan ..iya sih aku baru denger..tapi rasanya pernah liat tapi gak yakin.., Alam kita emang kaya..hanya saja kita kurang mengetahui nya.
ReplyDeletedaun banyak manfaat ya ini ternyata hehe
ReplyDeleteBahasa Minangnya apa ya Kak? Saya termasuk cowo yang lumayan suka semua sayuran termasuk lalapan. Apa aja dimakan.
ReplyDeleteLumayan familiar, tapi gak tau namanya. Ternyata banyak manfaat juga.