Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum w.w.
Semenjak mempunyai Adek Fi, saya jadi paham betul beragam obat alergi. Mulai dari yang kimia hingga herbal, salah satunya CTM (Chlorphenamine Maleate).
Sejak lahir Adek Fi ini memang sudah dapat vonis dari dokter spesialis anak (DSA), bahwa ia terkena alergi susu sapi. Sebab disekujur tubuh Adek Fi selelu muncul ruam-ruam merah.
Awalnya saya hanya menebak-nebak ia alergi seafood. Yes, makanan yang paling banyak dituding sebagai penyebab alergi. Tapi kok setelah saya menghindari seafood, ya tetap saja banyak ruam merah ditubuhnya. Terutama setiap habis mandi.
Lalu saya konsul ke DSA Adek Fi. Saat itulah Adek Fi mendapat vonis alergi susu sapi. Terdengar baru buat saya jenis alergi ini. Biasanya kan kebanyakan alergi itu karena seafood, debu atau udara.
Otomatis, karena vonis tersebut saya disarankan oleh DSA untuk mengurangi susu sapi. Bahkan sampai ke segala makanan yang mempunyai bahan turunan susu sapi pun harus saya hindari. Sebab Adek Fi kan asupan makanannya baru dari ASI.
Saran dokter tersebut saya lakukan, demi kesehatan Adek Fi. Namun tetap saja ruam merah di tubuh Adek Fi keluar. Sempet bingung juga sih, ini anak alergi apa yaa?
Seiring jalannya waktu, saya terus observasi kondisi tubuh Adek Fi. Kapan ruam itu muncul. Setelah saya perhatikan, ternyata ruam merah ditubuh Adek Fi ini selalu muncul dikala Adek Fi habis bersih-bersih atau mandi, tapi saya masih belum menebak penyebab alergi Adek Fi ini.
Saat usia Adek Fi 2 tahun, kami mengganti saluran air di rumah. Dari air PAM ke air tanah. Sebab air PAM yang keluar di rumah Depok itu keruh warnanya. Mengganti saluran air tersebut termasuk salah satu kekhawatiran kami akan kulit Adek Fi yang sensitive. Nah, semenjak diganti saluran air itulah, saya baru tahu penyebab alergi yang diderita Adek Fi. Yes, Adek Fi terkena alergi air PAM.
Wah, Adek Fi nggak bisa berenang dong? Nggak juga. Kata orang kan air PAM itu mengandung kaporit yang banyak, serupa dengan air kolam renang. Tapi kulit Adek Fi sih baik-baik saja saat diajak berenang di kolam renang. Ruam merahnya hanya keluar ketika dia selesai mandi dengan air PAM. Entah kandungan apa di air PAM yang membuat Adek Fi alergi.
Memang sedih banget kalau pas lihat adek Fi terkena alergi. Tubuhnya muncul ruam-ruam merah dan bentol seperti digigit semut bukan nyamuk lagi, seperti orang biduran. Kalau sudah begitu tangannya mulai menggaruk. Efeknya kulit Adek Fi tergores luka. Padahal asli warna kulitnya putih bersih, karena luka garukan tersebut jadinya banyak coretan bekas luka. Kalau kata orang Betawi bilang Budik.
Melihat kondisi kulit Adek Fi, banyak yang menyarankan menggunakan CTM untuk mengatasi alergi tersebut. Saya dengar saran dari keluarga dan teman-teman langsung cari tau apa sih CTM atau Chlorphenamine Maleate itu? dan bolehkah menggunakan Chlorphenamine Maleate (CTM) untuk anak-anak?
Apa itu Chlorphenamine Maleate (CTM)?
Chlorpheniramine atau CTM adalah obat yang digunakan untuk meredakan gejala alergi yang disebabkan oleh banyak hal yang mengakibatkan peradangan pada rongga hidung (rhinitis alergi), biduran (urtikaria), bersin-bersin, mata berair, gatal-gatal pada mata, hidung, kulit dan tenggorokan.
Bentuk Chlorphenamine Maleate (CTM) seperti apa?
Awalnya saya pikir CTM itu seperti salep yang dioleskan ke kulit, ternyata saya salah. Chlorphenamine Maleate (CTM) bentuknya berupa tablet bulat kecil dengan berat 4mg, yang 1 stripnya terdiri dari 12 tablet.
Bagaimana cara kerja Chlorphenamine Maleate (CTM)?
Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja histamin, senyawa di dalam tubuh yang memicu terjadinya gejala alergi. Saat alergi terjadi, produksi histamin dalam tubuh meningkat secara berlebihan sehingga memunculkan gejala dari reaksi alergi. Nah CTM membantu mengeringkan beberapa cairan tubuh yang keluar akibat reaksi alergi seperti mata dan hidung yang berair. Chlorphenamine Maleate (CTM) memblokir histamin, sehingga membuat reaksi alergi berkurang.
Bolehkah menggunakan Chlorphenamine Maleate (CTM) untuk anak-anak?
Dari sekian banyak artikel yang saya baca, Chlorphenamine Maleate (CTM) ini sebaiknya digunakan pada anak usia 6 tahun keatas. Sebab CTM ini termasuk obat keras. Hal itu dapat dilihat dari tanda lingkaran berwarna biru pada kemasan CTM yang artinya adalah Obat Bebas Terbatas (OBT).
Itu sebabnya kita tidak bisa sembarangan memberikan CTM pada anak-anak. Harus menggunakan resep dokter.
Pada info obat Chlorphenamine Maleate (CTM) di aplikasi Halodoc (aplikasi kesehatan yang menjadi andalan saya untuk informasi tentang kesehatan) saja di tulis dengan huruf kapital peringatan ‘HARUS DENGAN PETUNJUK DOKTER’. Jadi yang nggak asal konsumsinya, apalagi untuk anak-anak.
Saya tuh memang untuk segala informasi kesehatan rujukan yang cepat ya cari di Halodoc. Kalau saya sudah mentok searching di google. Apalagi kondisi pandemik begini, dimana rumah sakit jadi momok menakutkan buat saya, Halodoc solusi buat saya kalau mau beli obat seperti obat darah tinggi yang langka dan konsultasi dokter.
Apa efek samping Chlorphenamine Maleate (CTM)?
Efek samping Chlorphenamine Maleate (CTM) secara umum adalah mengantuk. Jadi tidak disarankan untuk mengkonsumsi Chlorphenamine Maleate (CTM) ketika hendak menggunakan kendaraan a.k.a nyupir, mau memimpin meeting, nonton drama Korea, jadi guru saat PJJ (pembelajaran jarak jauh), dll.
Bahkan ada beberapa efek samping yang lainnya selain mengantuk, yaitu pusing, sembelit, sakit perut, penglihatan kabur, dan mulut atau tenggorokan terasa kering. Jika salah satu dari efek ini bertahan atau memburuk, segera beritahu dokter atau apoteker.
Berapa dosis Chlorphenamine Maleate (CTM) yang sebaiknya diminum?
Untuk dosis sebaiknya sesuai dengan petunjuk dari dokter yaa. Jika terpaksa harus minum, tanpa konsultasi dokter, sebaiknya perhatikan baik-baik aturan pakai yang terdapat dalam kemasan.
Nah, jelas sudah yaa.. jawaban dari bolehkah menggunakan Chlorphenamine Maleate (CTM) untuk anak-anak? Jadi saya pun belum berani memberikan CTM kepada Adek Fi, karena usia Adek Fi masih 4,5 tahun. Saat ini saya hanya menjauhkan Adek Fi dari pemicu alerginya.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat teman-teman yang membaca ya. Salam sehat selalu. Insya Allah ^_^
Huhu, emang suka kasian kalo anak kena alergi yaa. Btw aku suka juga minum ctm, kalo lagi pas pengen tedor banget, soalnya agak susah tidur, tapi udah konsultasi sama dokter juga sebelomnya.
ReplyDeleteMemang dahsyat yaa ngantuknya.
Hahaaa...ngakak deh jangan minum ctm pas mo nonton drakor ato jadi guru PJJ, kbayaang tepaar
Wah iya jangan minum CTM dulu... tepat tindakan mbak Ade. In syaa Allah bisa diatasi dengan menghindari pemicu alerginya ya.
ReplyDeleteTetep sabar dan semangat ya mbak. Suami saya ada psoriasis, jadi ya mirip2lah. Harus pilih2 makanan dan menghindari hal2 yg memicu psoriasis. Untuk ctm sifatnya menyembuhkan sementara setau saya, dan kalau keseringan minum bisa bikin tubuh kebal (jenuh), sehingga gk mempan lagi, CMIIW
ReplyDeleteNah kadang org main hajar blehhh aja pakai CTM dosisnya juga ngawur hufftt
ReplyDeletePadahal, informasi seputar kesehatan itu bisa kita dapatkan dgn gampil di HALODOC ya mbaaa
CTM ini biasanya dikonsumsi buat alergi kan ya mak? tapi kadang disalahgunakan jadi semacam obat tidur bukan sih?
ReplyDeleteSaya sering alergi makan udang atau makan kepiting yang tak terlalu segar. Jalan keluanya cepat-cepat cari CTM atau oralite bila tak terlalu parah. Jadi kalau saya makan ini untuk alergi, merasa gak patut aja ya, kalau digunakan juga untuk anak-anak. Terutama di bawah 6 tahun..:)
ReplyDeleteSampai saat baca tulisan ini, setahu bunda CTM itu adalah obat untuk menghilangkan gatal-gatal yang diderita anak-anak maupun orang dewasa. Setiap ada yang terkena gatal2 pasti usulan bunda: "Beli aja CTM!" Dan baru bisa menyadari CTM itu stands for Chlorphenamine Maleate. Memang setiap minum obat hanya sesuai anjuran dokter saja, gak pernah tuh mendetail mengetahui nama2nya.
ReplyDeleteNah iya kalau CTM tau tapi jujur sejauh ini belum pernah menggunakan, ingetnya kalau mamahku pas alergi dia selalu minta CTM dan kita suka sediain. Ternyata kalau anak-anak harus diatas 6 tahun ya mbak Ade?
ReplyDeleteYang sempat membuatku bingung nih CTM, karena aku punya riwayat Alergi tapi gak bisa minum CTM ini, dulu sempat ngalamin jantung berdebar akhirnya gak dilanjut. Baru tahu juga kalau CTM bisa buat Anak diatas 6 tahun. Noted Mba. Yang pasti memang tetap harus konsultasikan ke dokter terkait ya untuk resep dan dosis.
ReplyDeleteSi sulung saya ada alergi dengan makanan laut, terkhusus udang dan kepiting gitu. Kapan hari, lolos dari pantauan saya, dia makan udang banyak..huhu..kambuh deh alerginya..jadinya dikasih CTM ini..Alhamdulillah setelah itu baikan..
ReplyDeleteMemang termasuk keras nih mba CTM, aku sendiri pun ragu-ragu setiap kali mau mengonsumsinya karena badanku hampir ga pernah minum obat soalnya. Sebaiknya penggunaan CTM dilakukan di bawah resep dokter ya agar aman.
ReplyDeleteDulu aku sering bnget minum CTM mba. Karena entah kenapa alergi udang dan telur mba. Hiks. Dan lama lama minum CTM harus dua. Skarang udah ga ada alerggi lagi. ilang dengan sendirinya. DUlu kalo kambuh pernah ke IGD
ReplyDeletePadahal setiap alergi resepnya pasti ctm, tapi bertambah umur anak anak akan berkurang sakitnya, dan konsumsi ctm juga bakal kurang
ReplyDeleteKayanya saya dulu pernah makan ctm, yang diinget memang efek bikin ngantuknya itu, hehehe...
ReplyDeleteBanyak yang cocok sana CTM ya ternyata. Apalagi untuk urusan gatal. Ceoet banget sembuhbya, cuma efeknya ngantuk berat hehe
ReplyDeleteEh iya lho, pas baca judulnya langsung terpikir apa'an sih ini kok ribet amat namanya? ternyata CTM toh hehehehe. Anak saya juga alergi mbak, terduga alergennya adalah ikan lele. Tapi sudah diobati karena anak saya susah banget minum obat. Bersyukur terduga alergen adek Ufi sudah ketauan ya..
ReplyDeleteWah, menarik nih artikelnya. Jd inget dulu aku sering dikasih CTM ini waktu TK. Sekitar separo tablet kalo alergi aku kambuh. Gak salah ortu jg sih krn mrk kurang akses informasi. Tp beneran efeknya jd jangka panjang. Kek ketergantungan gitu kalo alergi kambuh gak minum obat yg mengandung ini jd gak mempan. Tp Alhamdulillah sejak hamil n menyusui ketergantungan itu berkurang drastis. Gak ngerti hubungannya dimana. Wkwk
ReplyDeleteIbukku banget niih...
ReplyDeleteKaya obat pamungkas kalau anak-anak sedang alergi.
CTM = Obat tidur, aku kenalnya, kak.
Ini andalan org tua zaman dulu kyknya kalau gatel2 gtu ya?
ReplyDeleteTrus suka dipakein jd guyonan "anakku tak-CTM supaya tidur."
Ternyata emang khasiatnya lumayan ya asalkan tentu saja konsumsi dengan persetujuan dokter.
Aku pun gak berani ngasi CTM buat anak kalo misalnya ada alergi.. Jadi paling kasi yang non kimia, atau obat lain yang disarankan dokter
ReplyDeleteIni obat familiar banget di kalangan ibu-ibu di kampung saya di Garut bahkan di Batam sini. Apa-apa CTM.
ReplyDeleteAlhamdulillah belum pernah pakai CTM. Pernahnya dengar ada bayi yang digendong buat diajak mengemis itu kan tidur terus, ternyata diberi CTM. Hii kok ngeri
ReplyDeleteAlhamdulillah nemu tulisan mbak Ade,
ReplyDeleteBaru Minggu kemaren heboh badan dan muka Pipi muncul ruam merah dan bentol bentol. mau kasih ctm kok maju mundur