Masa pandemik untuk yang mempunyai balita tentunya jadi masa dimana kita menjauhkan anak dari lingkungan sekitar. Iya wajar sih yaa.. namanya bocah kan belum ngerti banget pakai masker. Apalagi kabar berita penderita covid banyak anak-anak. Udahlah yaa pasti dikekepin di rumah. Efeknya apa? pastinya rasa empati kepada sesama itu berkurang. Nah, kali ini saya mau sharing nih cara menumbuhkan empati anak. Bagaimana caranya? cekidot!
Bismillahirrahmanirrahiim, Cara Menumbuhkan Empati Anak di Kampanye Berbagi Kebaikan Lifebouy
Adek Fi ini termasuk salah satu anak balita masa pandemik. Ketika pandemik datang, Adek Fi berusia 4 tahun. Sudah pasti saya dan Pak Suami, over protective banget soal virus satu ini. Dan kebetulan kami masih tinggal di rumah kontrakan. Dimana di lingkungan itu anak-anak bebas bermain dijalan.
Adek Fi sebenarnya sudah ingin sekali bermain, tapi sama Abinya tidak diijinkan. Pagar sengaja kami kunci. Kalau nggak dikunci Adek bisa kabur keluar bermain dengan anak-anak lain. Alasan kami berbuat itu cuma satu. Apalagi kalau bukan virus covid. Sebab anak-anak yang bermain tak satu pun memakai masker.
Maklum kami ngontrak di rumah perkampungan. Bukan perumahan-perumahan developer. Buat lingkungan seperti itu, bagi mereka nggak ada kata covid. Mereka beraktifitas biasa tanpa masker. Kalau ditegur, jawabnya, "Yaelah.. takut banget ama covid. Covid membodohi kita aja. Penyakit mah datengnya dari Allah. Kalau Allah bilang sakit, mau di proteksi kayak apa juga tetap aja sakit."
Agak susah memang memberi pemahaman bahaya covid dengan orang-orang yang berprinsip seperti ini. Jadi yaa untuk ikhtiarnya kami tidak ijinkan Adek keluar rumah sama sekali. Dan resikonya kami harus terima kalau keterampilan sosial Adek Fi ini kurang.
Semua terlihat ketika ia bermain dengan para sepupu yang seusianya. Egonya tinggi, emosinya tak terkendali (mungkin karena di rumah ia menjadi yang paling kecil, sehingga kami sering mengalah, ketika diluar ada yang dominan, maka ia akan marah), dan kurang rasa empati.
Secara akademik Adek Fi memang sudah bisa untuk anak usia sekolah dasar. Namun melihat keterampilan sosialnya yang kurang, kami memutuskan Adek Fi sekolah TK dulu selama setahun,. Padahal anak-anak seusianya sudah masuk SD, seperti Abangnya dulu. Kata Pak Suami, "tak apa lah, yang penting ia bisa bersosialisasi dengan baik dulu, baru belajar akademis".
Dan masalah tersebut rupanya terbaca oleh PT. Unilever. Itu sebabnya Lifebuoy Shampoo salah satu produk dari PT. Unilever yang bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) membuat kampanye Berbagi kebaikan.
Cara Menumbuhkan Empati Anak
Kampanye Berbagi Kebaikan dari Lifebuoy ini disambut baik oleh Ibu Anna Surti Ariani, S.PSi., M.Si., Psi., Psikolog Klinis Keluarga, dimana kegiatan ini bisa salah satu wadah untuk menumbuhkan empati anak.
Bu Nina, panggilan kecil Ibu Anna Surti, mengatakan bahwa menurut penelitian di USA, masa pandemik ini menurunkan 90% keterampilan sosial bagi anak. Dan keterampilan sosial tidak bisa diberikan hanya dengan teori. Keterampilan sosial pada anak harus dipraktikkan.
Pada acara tersebut bu Nina berbagi bagaimana cara menumbuhkan empati anak, yaitu :
1. Melebihkan Bekal Makanan
Menumbuhkan empati anak bisa dilatih dengan cara berbagi bekal makan. Biasanya kita menyediakan 1 wafer untuk snack anak di sekolah, maka kita bekali dengan 2 atau 3 wafer, dimana wafer lebihnya kita sampaikan ke anak untuk diberikan kepada teman-temannya.
2. Berbagi Media Belajar
Bukan hanya orangtua, gurupun bisa mengajarkan empati pada anak dengan cara berbagi media belajar yang digunakan anak. Misal Guru hanya memberikan 1 buku bacaan yang dibaca bersama-sama dalam kelompok. Disini anak diminta untuk saling bergantian baca.
3. Biasakan Ajak Anak Berdonasi.
Ketika kita melakukan kegiatan sosial, kita bisa mengajak anak kita untuk ikut serta didalamnya. Disini kita bisa mengajarkan bahwa diluar rumah kita masih banyak orang yang butuh uluran tangan kita. Salah satunya ikut kampanye berbagi kebaikan dari Lifebuoy ini.
Kampanye Berbagi Kebaikan Lifebuoy
Peresmian Kampanye Berbagi Kebaikan pada hari Kamis, 2 Juni 2022 ini diadakan dalam rangka merayakan hari Anak Internasional yang jatuh pada tanggal 1 Juni. Lifebuoy mengajak para orangtua untuk melatih empati anak untuk donasi kepada penderita kanker.
Pak Agus Nugraha sebagai Head of Marketing Hair Care PT Unilever Indonesia, Tbk mengatakan bahwa tujuan Kampanye Berbagi Kebaikan ini adalah untuk membantu keluarga Indonesia menanamkan nilai kepedulian sejak dini dengan berbagi bersama
Berbagi tak harus selalu dengan uang. Berbagi bisa dari hal-hal kecil, bahkan yang menurut kita menjadi sampah, tapi bermanfaat untuk oranglain, seperti berdonasi rambut. Yes, kampanye Berbagi Kebaikan ini mengajak kita untuk mendonasikan rambut sehat kita kepada para penyitas kanker.
Seperti yang saya tulis diatas, mungkin bagi kita potongan rambut kita itu sudah menjadi sampah, namun jika sampah tersebut diolah menjadi wig, maka akan menumbuhkan rasa percaya diri para penderita kanker. Dimana mereka mau tak mau harus kehilangan rambut mereka pada masa pengobatan.
Ibu Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR-K, Pengurus Bidang Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia menjelaskan bahwa ada rasa percaya diri yang tumbuh bagi para penderita kanker, ketika mereka menggunakan wig. Penyakit yang satu ini, menurut Ibu Nuhoni, lebih banyak menyerang psikis si penderita. Karena jika dalam 1 keluarga terkena kanker. Seluruh anggota keluarga juga merasa sakit.
Benar juga yang dikatakan Ibu Nuhoni, kami semua merasa ikut sakit ketika mengetahui almarhumah ibu kedua saya menderita kanker. Bukan cuma fisik, psikis kami pun juga diserang. Makanya, ketika ada pengumuman siapa yang bisa hadir dalam acara donasi ini mewakili komunitas Kumpulan Emak Blogger, saya langsung mengajukan diri. Saya pun ingin berbagi rambut saya untuk menjadi bagian yang membuat bahagia orang lain.
Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP sebagai ketua umum Yayasan Kanker Indonesia juga menyabut baik kampanye ini. Menurut Pak Aru, Kampanye Berbagi Kebaikan ini menimbulkan rasa empati kepedulian masyarakat kepada para penyitas Kanker.
Cara Meberikan Donasi dalam Kampanye Berbagi Kebaikan Lifebuoy
Diawal info saya mengikuti acara peresmian Kampanye Berbagi Kebaikan ini sempat bingung dengan kata "doansi rambut". Ternyata begitu masuk ke acara saya mulai paham. Dan Kampanye Berbagi Kebaikan ini bukan hanya donasi rambut saja ada bebrbagai cara memberikan donasi dalam kampanye ini, yaitu :
1. Donasi Rambut
Seperti yang saya tulis diparagaf atas ini, bahwa Lifebuoy memberikan wadah bagi yang ingin mendonasikan potongan rambutnya untuk nantinya dijadikan wig yang digunakan oleh para penyitas kanker. Cara berdonasi rambut yang disediakan adalah sebagai berikut :
- Cuci rambut bersih rambut kita lalu dikeringkan.
- Ikat rambut seperti dikuncir satu. Pastikan panjang rambut, terhitung dari ikatan rambut, minimal 25cm. Tapi kemarin sih saat praktik, capster salonnya bilang minimal 10 cm sudah bisa untuk wig rambut pendek.
- Potong rambut di atas ikatan agar potongan rambut tidak terburai berantakan.
- Masukkan potongan rambut yang terikat rapi ke dalam amplop/zip lock yang tahan air.
- Kirim ke PO BOX LIFEBUOY BERBAGI KEBAIKAN JAKARTA 12000 dengan mencantumkan nama, alamat dan nomor ponsel pendonasi.
Bagi teman-teman yang rambutnya belum memenuhi persyaratan (misal kependekan atau rambutnya rusak, nggak perlu khawatir tidak digunakan. Potongan rambut tersebut tetap dipakai, dengan cara ditimbang. Jumlah gram rambut yang ditimbang akan dikonversikan menjadi wig sintetis.
2. Donasi melalui Kitabisa.com
Buat teman-teman yang rambutnya tidak memenuhi persyaratan, bisa kok donasi lewat web kitabisa.com dengan cara scanning ke barcode dibawah ini.
3. Membeli Produk Lifebuoy
Untuk Kampanye Berbagi Kebaikan ini, Lifebuoy shampoo memproduksi kemasan khusu untuk varian kuat dan berkilau limited edition 340ml. Nah, setiap pembelian Lifebuoy Shampoo varian tersebut, otomatis mereka sudah berdonasi kepada YKI.
Pada acar tersebut, Monaratuliu turut serta bersama anaknya mendonasikan rambut mereka. Dan mereka menjadi simbol orang pertama yang menyumbangkan rambutnya.
Jujur saya merasa senang menjadi bagian acara peluncuran Kampanye Berbagi Kebaikan Lifebuoy ini. Saya yang menganggap potongan rambut itu sampah, ternyata bisa menjadi hal yang membuat orang lain bahagia.
Bahagia saya memang sederhana, yaitu melihat orang lain bahagia. Saya juga berharap kehgiatan ini bisa menumbuhkan empati anak dan seluruh keluarga Indonesia, seperti harapan Lifebuoy yang disampaikan oleh Pak Agus. Semoga artikel ini bisa bermanfaat yaa, dan bisa memberikan informasi yang baik bagi yang mau berdonasi.
Wassalam
Kalau melihat keriuhan di medsos, terkadang suka berasa ada aja yang kurang berempati. Ternyata memang termasuk dalam ketrampilan sosial yang harus dilatih sejak dini, ya. GAk cukup hanya lewat teori.
ReplyDeletesetuju banget, anak-anak harus diajak berempati
ReplyDeletejangan hanya mengajarkan mereka kecerdasan intelektual
cara termudah dengan meengenalkan mereka pada penderita kanker yang sangat membutuhkan empati
Kemasannya yang limited edition ini menjadi tanda program donasi ini ya. Yuk kita turut berkontribusi sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama
ReplyDeletePengalaman luar biasa dari program kepedulian sosial dari Lifeboy untuk masyarakat Indonesia.
ReplyDeleteBicara soal empati, aku merasakan banget bahwa anak-anak lebih mudah belajar dan terbiasa dengan cara mencontoh orang-orang dewasa di sekitarnya.
ReplyDeleteKampanye Berbagi Kebaikan dari Lifebuoy ini tak hanya memberikan jalan untuk berdonasi, atau pun menumbuhkan empati pada anak, tetapi juga buat saya pribadi telah mengubah pandangan saya pada sampah rambut sebagai sesuatu yang berguna bagi para pejuang kanker. Banyak manfaat dari kampanye ini ya, jadi saya ingin mendukung dengan berdonasi juga. Semoga setiap yang membaca tulisan ini pun tergerak untuk hal yang sama. Aamiin
ReplyDeleteBahagia memang rasanya kalau lihat orang lain bahagia...apalagi kebahagiaan setelah berbagi sesuatu yang kita enggak ngira bagi kita sampah tapi mereka ada manfaatnya. Berbagi kebaikan melalui donasi rambut untuk pejuang kanker ini adalah sebuah media bagi kita semua terutama untuk ajarkan anak-anak empati dan kepedulian bagi sesama. Salut untuk Lifebuoy Shampoo!
ReplyDeleteMasyaAllah gebrakan dari lifebuoy ini patut dicontoh oleh brand lain ya Mba. Turut mendukung kegiatannya dan jga mendoakan semoga diberikan kesehatan kekuatan untuk bertahan.
ReplyDeleteSaya sudah mulai melihat bahwa empati anak sekarang mulai berkurang. Berhubung sehari-hari langsung berinteraksi dengan anak-anak di lingkungan sekolah sering masih temukan anak-anak yang secara kasat mata terlihat kurang berempati. Dengan bawakan bekal lebih ini juga kadang masih kurang mau berbagi kecuali memang diingatkan kembali di sekolah atau orang tua berkali-kali memang harus pesankan saat di rumah.
ReplyDeleteaku masih punya potongan rambut yang rencananya mau dikirimkan untuk penderita kanker. cuma belum kekirim mulu, dengan adanya program dari lifebouy ini aku jadi mau coba kirim lagi ahh
ReplyDeleteOh, ini dia cara kekinian menumbuhkan empati pada anak ya dalam event shampo Lifebuoy :) Program2nya kece semua nih. Kita bisa berbagi kebaikan dengan berbagai cara, salah satunya berdonasi rambut untuk penderita kanker. Rambut Fakhri waktu itu gondrong banget. Coba saat itu sudah ada program ini ya hehehe.
ReplyDeleteAjakan donasi bisa melatih keterampilan sosial ini ya. Donasi berupa uang, barang bahkan bagian tubuh kita yaitu rambut, berdampak ke keterampilan sosial anak. Aku juga mau melatih itu buat anak-anakku.
ReplyDeleteAlhamdulillah Mba Ade langsung donasi ya kemarin itu. Semoga barokah dan bermanfaat untuk mereka ya mba.
ReplyDeleteaku belum terealisasi nih ngajakin anak berdonasi. pernahnya cuma ngasih uang ke badut di pinggir jalan. pengen sih sekali-kali ikut jadi volunteer apa gitu sama anak-anak biar punya rasa empati yang tinggi
ReplyDeleteSetuju banget empati harus diajarkan ke anak-anak dari dini ya mbak dan nggak melulu mengejar kecerdasan akademik. Suka banget dengan kampanye-nya Lifebuoy ini yang mengajak anak-anak untuk berpartisipasi.
ReplyDeleteMemang tidak Mudah ya mengajak orang berdonasi dengan empati
ReplyDeleteDi sini mau tak mau kita empati terlebih dahulu
Jadi pengen ngumpulin rambut anak-anak kita yang cowok ya, buat donasi. Apalagi pas pandemi ini anak-anak pada gondrong
ReplyDeleteBener banget, empati memang harus ditanamkan sejak kecil ya. Dan iya, caranya bisa dengan apa yang Mbak Ade tulis. Aku belom pernah nih ngajak anak berdonasi. Bisa nih ikut program ini. Dengan beli sampo lifebuoy ah, cara yang paling simpel yang bisa dilakukan dari sini.
ReplyDelete