"Mi, Insya Allah Abi sama Pak Haris mau usaha cabe, kebetulan kami sudah dapat lahannya untuk menanam cabe". ucap Pak Suami ketika kami sedang menikmati kopi sore bersama. Memiliki bisnis ini memang cita-cita kami untuk bekal hari tua kami. Lahannya tidak besar, hanya 3000 meter, tapi buat kami sih tidak masalah, namanya juga kan baru mulai. Siapa tahu bisa makin luas nantinya.. aamiin.
Kami memang berusaha mencontoh kedua orangtua kami yang di usia senja masih giat bekerja, walau mungkin tidak seaktif dan segagah ketika mereka muda. kerja mereka santai, namun uang masih saja mengalir. Papa saya walau pensiunan PNS, hanya menikmati setahun tak bekerja pasca pensiun. Setelah itu beliau bersama teman-temannya mendirikan KAP (Kantor Akuntan Publik) dan alhamdulillah sudah berpartner dengan KAP Johan Malonda, yang termasuk 10 besar KAP Indonesia. Jadi diusia papa saat ini yang 2 tahun lagi 80 tahun, masih fit dan aktif dalam bekerja.
Begitupun dengan almarhum Papa Mertua, beliau memang pebisnis sejati. Merantau dari Bukit Tinggi ke Jakarta bermodalkan sebuah jam tangan, akhirnya beliau bisa punya 2 toko yang dijadikan 1 menjadi sebuah toko kain di Pasar Santa Jakarta Selatan dan 1 toko di Pasar Agung Depok. Ketika Papa meninggal, toko memang tidak aktif, tapi masih menghasilkan uang dengan di kontrakkan. Sebab anak-anak papa tidak ada yang bisa meneruskan usaha papa tersebut.
Berkaca dari kedua pria hebat itulah, kami mempunyai rencana masa depan kami untuk membangun bisnis kecil-kecilan untuk bekal masa tua kami. Kami mau tetap jadi orangtua aktif yang tidak terlalu bergantung kepada anak, terutama urusan uang. Dan harapan kami alhamdulillah dapat ijin dari Allah untuk membuka bisnis cabe tersebut.
Alhamdulillah, bisnis cabe ini sudah masuk tahun kedua di 2023. Sepanjang membangun bisnis cabe ini, Pak Suami menjalankannya dengan menggunakan filosofi Stoicism.
Mengenal Filosifi Stoicsm
Stoicism adalah filosofi Yunani kuno yang hingga saat ini masih dipercaya dan diikuti banyak orang. Filosofi ini dipercaya sebagai salah satu cara hidup yang memiliki keunggulan moral sebagai tujuan akhirnya.Menurut Pak Arsyad Rasjid, ada 2 pilar penting stoicism yang dikemukakan oleh Zeno dari Citium pada tahun (344 - 282 SM), yaitu live according to nature dan dichotomy of control.
Live according to nature adalah kemampuan berpikir dan bersosialisasi yang dimiliki oleh manusia. Sedangkan dichotomy of control adalah hal-hal yang diluar kendali kita. Seperti kita ketahui bahwa dalam hidup kita banyak hal yang berada di luar kendali kita dan tidak semua hal tersebut bisa dikendalikan sesuai kemauan kita. Kalau dalam Islam bisa dibilang takdir.
Dichotomy of control (dikotomi kendali) dalam stoicism memiliki 4 kebajikan pokok yang mampu mengasah kemampuan bersikap kita dalam berbisnis, yaitu :
Particial Wisdom
adalah kemampuan dalam menangani masalah bisnis yang kompleks dengan menggunakan logika, pengetahuan dan ketenangan. Kebajikan pokok ini memang selalu ditanamkan oleh Pak Suami kepada saya setiap kali saya curhat tentang masalah saya ke beliau.
Namanya perempuan kan yaa... kalau ketemu masalah pasti deh perasaan yang main. Jadi wajar kadang perempuan nggak bisa berpikir objektif dalam menghadapi masalah. Tapi saya dilatih oleh Pak Suami untuk selalu menggunakan logika. bahasa beliau,
"Tenang, De.. kalau kamu lagi dapat masalah, kamu harus ingat. Gunakan 80% logika dan 20% perasaan, jangan kebalik. Kalau Ade menggunakan logika, kamu bisa tenang dan berpikir objektif. Cari tau ilmunya."
Memang sih, saya jadi lebih tenang. Dan akhirnya saya jadi terlatih nggak mudah kepacing emosi. Walau kadang suka khilaf keluar 80% perasaannya... xixixi... wajarlah yaa... namanya juga perempuan (pembelaan diri... hahaha).
Temperance
adalah kemampuan melatih penguasaan diri dalam semua aspek kehidupan. Dalam kebajikan ini mempunyai 2 langkah penting, yaitu :
- Mempelajari kelemahan dan kekuatan kita
- Mempunyai tujuan yang harus dicapai dan fokus pada tujuan tersebut
Semua fungsinya untuk memahami batasan dan kemampuan diri kita dalam menjalani bisnis. Agar kita tidak terburu-buru dalam membuat keputusan. Kita juga hrus memikirkan semua pilihan serta dampak yang mungkin terjadi. Perlu diingat juga, disaat berkomunikasi dengan orang lain, sebaiknya tidak saling menginterupsi dan berbicara dengan jelas serta tegas untuk menghindari salah paham.
Justice
Dari katanya saja sudah ketebak yaa arti kabjikan pokok untuk Justice. Yes, apalagi kalau bukan bersikap adil. Bersikap adil ini sangat penting dalam menciptakan lingkungan sehat dan saling menghormati.
Tentunya tidak mudah dalam menjalankan kebajikan ini ya. Kita perlu mendengarkan dan memahami perspektif seseorang. Jadi kita bisa mengambil tindakan yang tepat. Dalam bersikap adil ini, kita juga harus bisa memberikan sanksi sesuai dengan kesalahan yang telah dibuat oleh seseorang.sesuai dengan perbuatannya.
Kebajikan pokok justice ini bisa memberi kesempatan bagi setiap orang untuk memperbaiki kesalahannya dan orang tersebut bisa membuktikan bahwa mereka telah belajar dari kesalahan yang telah mereka perbuat.
Keberanian dalam fokuskan tujuan baik saja. Baik untuk diri sendiri ataupun untuk oranglain. Selain itu kita juga harus punya keberanian untuk tidak perlu takut menghadapi kenyataan bahkan di saat kondisi yang tersulit sekalipun.
Tentunya tidak mudah dalam menjalankan kebajikan ini ya. Kita perlu mendengarkan dan memahami perspektif seseorang. Jadi kita bisa mengambil tindakan yang tepat. Dalam bersikap adil ini, kita juga harus bisa memberikan sanksi sesuai dengan kesalahan yang telah dibuat oleh seseorang.sesuai dengan perbuatannya.
Kebajikan pokok justice ini bisa memberi kesempatan bagi setiap orang untuk memperbaiki kesalahannya dan orang tersebut bisa membuktikan bahwa mereka telah belajar dari kesalahan yang telah mereka perbuat.
Courage
Kebajikan terakhir ini merupakan keberanian menghadapi segala sesuatu dengan kejelasan dan integritas.Keberanian membuat kita bisa mengetahui nilai-nilai dan prinsip yang penting serta tidak tergoda untuk melakukan hal yang tidak jujur.Keberanian dalam fokuskan tujuan baik saja. Baik untuk diri sendiri ataupun untuk oranglain. Selain itu kita juga harus punya keberanian untuk tidak perlu takut menghadapi kenyataan bahkan di saat kondisi yang tersulit sekalipun.
Menrutu Pak Arsyad, dengan menjalani pilar stoicism dan 4 kebajikan dalam Diktomi kendali, kita akan bisa mengontrol semua hal yang terjadi pada diri kita.
Dan filosofi stoicism yang diajarkan oleh Pak Arsyad Rasjid ini ternyata sudah dipakai oleh kami dalam membangun rumah tangga. Pak Suami lah yang banyak mengajarkan filosofi stoicism ini kepada saya. Kadang kami juga saling mengingatkan ketika kami memiliki masalah.
Jadi filosofi stoicism bukan hanya dipakai dalam menjalani bisnis cabe yang sedang dirintis oleh Pak Suami, namun bisa juga dipakai dalam kehidupa rumah tangga kita. Semoga informasi yang saya dapat blognya Pak Arsyad Rasjid ini bisa bermanfaat juga buat teman-teman yang sedang merintis bisnis. Selama mencoba! ^_^
Wassalam
Mantap nih bisnis cabe pake filosofi stoicism. Dari artikel ini aku jadi lebih paham soal ide yang belakangan viral. Terima kasih, ya
ReplyDeleteUmmi ini nanamnya dimana dengan lahan 3000 meter ini? wow aku jadi terinspirasi juga pengen usaha buat nanti pensiun biar tidak repotkan anak-anak
ReplyDeleteSetelah baca pilar2, nya memang filosofi Ini bisa dipakai dalam hal apapun, termasuk rumah tangga, mengasuh anak, juga dalam kerjaan kantor. Toh semuanya digunakan juga dalam kehidupan kita.
ReplyDelete.
Tapi memang yg paliiiing susah itu partial wisdom mba 🤣🤣🤣. Aku apalagi, emosian. JD yg ada kdg suka emosinya dulu keluar, baru kemudian nyesel, dan mikir logika belakangan. 😂
Banyak kali suami ingetin, hrs banget belajar kontrol emosi. Trutama ketika mengasuh anak 😔. Setelah marah, aku langsung nyesel setelahnya. Tapi berulang lagii 🤧
Pria2 hebat ya para papa mba Ade, masih produktif... kalau disuruh berhenti malah bingung diem aje katanyaaa😆
ReplyDeleteBapak dan babe mertua jg nih mba,masih petakilan hihi. Alhamdulillah yg penting sehat terus. Btw kk ipar aku sempat coba usaha cabai ini tapi entah kenapa berhenti. Mungkin aku harus kasih tulisan mba Ade
MasyaAllah mba Ade, bismillah senangnya jika sudah memiliki usaha lahan cabe dan aamiin moga hasil panennya selalu menguntungkan dan berkah. Keren juga ayah memang slalu tampak fit di usia senja tapi masih aktif berkegiatan dan berkontribusi positif.. Aku baru tahu nih mba filosofi stoicism ini. Makasih mba
ReplyDeleteFilosofi stoicism ini mengajarkan bagaimana caranya untuk mendapatkan kebahagiaan dan menghindari pikiran dari stress dan jenuh gitu ya
ReplyDeleteSaya sering dengar tapi gak banyak tau filosofi ini, ternyata punya pilar-pilar dalam bisnis ya. Penasaran gimana penerapan filosofi ini dalam berkebun cabe. Apa mungkin gini, pada bagian-bagian tertentu, misal nih ketika gagal, kita lebih bisa menerima itu dan mudah bangkit, gitu gak sih? Karena punya ketenangan, dan bisa mengedepankan logika.
ReplyDeletePelajaran yang sangat bagus, terimakasih ya mak sudah mau membagi ilmunya dengan saya, sangat berguna sekali untuk saya yang juga baru mulai juga bisnis kecil, memang benar kita perempuan pun harus belajar perihal Particial Wisdom.
ReplyDeleteNah iya, Mbak, saya juga mau tetap jadi orangtua aktif yang tidak terlalu bergantung kepada anak, terutama urusan uang. Dari sekarang juga mulai mikirin usaha apa yang bisa dijalankan di masa tua nanti.
ReplyDeleteKalau saya dan pak suami berpikir untuk ternak ikan, Mbak. Nanti baru lanjut bertanam cabe rawit. Semoga cita-cita kita bisa terwujud ya, Mbak. Aamiin.
Masya Allah mbak Ade, semoga apa yang direncanakan pak suami dan bersama temannya berjalan lancar ya. Jujur ini aku baru mendengar tentang filosofi Stoicsm ternyata memang kalau ingin membangun bisnis harus paham dulu tentang filosofi tersebut ya mbak.
ReplyDeleteSaya belum lama ini terpapar terkait filosofi stoicism ini, baru coba memahami pelan2, tapi jujur agak terkaget2 bahkan ketika filosofi ini juga bisa diterapkan dalam konteks berbisnis, bisnis pertanian seperti cape pula. Thanks for sharingnya Mba Ade
ReplyDeleteSemoga usaha cabenya sukses makin berkembang hingga jadi besar ya Mba
ReplyDeleteBaru baca tentang filosofi stoicism ini, menarik ini, bisa dipraktekkan dalam berbagai lini kehidupan ya
Bicara soal tanam cabe nih, di kami beberapa bulan lalu, suah menyiapkan lahan, dibersihkan dll tinggal nanam cabe deh, eh yang rencana mau ngurusnya malah pulang kampung, jadi belum jadi sampai sakarang kebun cabenya
ReplyDeleteFilosofi dari Yunani banyak yang kita gunakan. Salah satunya filosofi stoicism. Bisa digunakan dalam untuk berbisnis atau juga dalam kehidupan rumah tangga.
ReplyDeleteKalau istri sedang lalai, suami bisa mengingatkan, pun sebaliknya.
Semoga terus dilancarkan bisnis cabenya ya, Mbak. Iya, nih, perempuan memang seringkali mentingin perasaan daripada logika, ya. Makanya terkadang jadi mudah baperan hehehe.
ReplyDeleteMasyaallah keren mak. Semoga makin sukses dan berkah usahanya ya. Belajar banyak dari stoicsm ni ga hanya pas dipakaj sbg filosofi bisnis tapi juga prinsip hidup ya
ReplyDeleteWah aku baru tau nih Mbak soal filosofi Stoicism. Bagus ya baik untuk berbisnis maupun hal-hal lain dalam kehidupan, termasuk dalam berumah tangga. Pak Arsjad Rasjid ini emang banyak berbagi ilmu-ilmu yang bermanfaat yaa :)
ReplyDeleteBagus ya ajaran stoic ini bisa diterapkan dalam segala aspek kehidupan mulai dari berbisnis hingga kehidupan dan komunikasi dalam rumah tangga semoga sukses bisnisnya ya mba
ReplyDeleteHihihii bacanya sambil senyum2, apalagi bener banget tuh pengalamanku juga kalo perempuan berbisnis ketika menemukan masalah suka kebalik antara logika dan perasaan.
ReplyDeleteAku setuju dengan filosofi stoicism yang diajarkan oleh Pak Arsyad Rasjid, bisa dipake dalam kehidupan sehari-hari juga ya Mak.
Belajar dari teladan orangtua ini penting yaa, kak Ade.
ReplyDeleteDan memang bisnis ini bukan hanya sekedar menyiapkan uang, tapi lebih ke mental. Dan sampai sekarang, kami masih terus berdoa agar masa tua tidak merepotkan anak-anak dalam bentuk apapun, semoga Allaah ijabah.
Bisnis tak sekadar perhitungan untung rugi ya mbak
ReplyDeleteNamun juga penting memiliki mindset yang mendukung dalam mengembangkan bisnis itu sendiri
Ternyata diterapkan dalam bisnis juga bagus yah filosofi ini tuh, semoga Allah lancarkan semua urusannya mbak
ReplyDeleteWah baru dapat insigh. Tapi harus punya lahan besar gak ya? Setuju sih kalau membangun bisnis harus dari hati bukan hanya untung rugi
ReplyDeleteWkwkwkk aku jadi ngakak. 80% wanita berarti lebih suka mengutamakan emosi ya De
ReplyDelete