Bismillahirrahmanirrahim, Panduan untuk Orangtua dalam Mengatasi Demam Berdarah Dengue pada Anak
Dua tahun lalu ketika orang-orang sibuk dengan pencegahan covid, seorang teman yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan mengatakan, “Kasian nih penderita DBD. Mereka tidak mendapat tempat karena Rumah Sakit mendahului penderita covid.” Efeknya, menurut teman saya, saat itu angka penderita DBD melonjak.
Dilema memang pemerintah dalam menghadapi 2 penyakit tersebut. DBD dan Covid bagai 2 sisi mata uang logam. Tak mungkin bisa terlihat kedua sisinya. Jika ingin melihat 1 sisi, maka 1 sisi lain harus tertutup. Begitupun dalam menangani pasien. Bahayanya sama-sama mematikan. Terutama untuk anak-anak.
DR. dr. Anggraini Alam, SP.A(K) - Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, IDAI, pada acara Press Conference tentang Demam Berdarah di Sekitar Kita yang diadakan tgl 31 Mei 2023 di Hotel Raffles, mengatakan bahwa anak-anak itu imunitasnya masih rendah, sehingga kekebalan tubuhnya belum terbentuk. Anak termasuk golongan rentan.
Selain itu menurut data yang dipaparkan oleh bu dokter, pada tahun 2022 ada 40% kasus Demam Berdarah di Indonesia dan 73% kasus kematian akibat DBD terjadi pada kelompok usia 10-14 tahun.
Sebenernya bukan anak saja, orang dewasa juga banyak yang kena.Dan DBD bisa berulang loh. Itu berdasarkan cerita dari Ringgo dan Istri. Ringgo yang terkena DBD kedua kalinya benar-benar trauma. Pengalaman DBD pertamanya membuat ia jadi trauma.
Pada acara tersebut dokter Ani juga menunjukkan data penderita DBD yang makin meningkat di tahun 2023 ini. Terutama di 4 kota Jabodetabek, yaitu Bandung, Bekasi, Medan dan Depok… Duh Depok lagiiii.. Udah mana Depok awal mula penderita covid, eeeh… sekarang masuk jajaran kota yang penderita DBDnya tinggi di Jabodetabek… dudududu…
Beda Demam Berdarah Biasa dan DBD
Dokter Ani juga menyampaikan bahwa ada perbedaan antara demam berdarah biasa dan demam berdarah dengue.Menurut beliau demam berdarah biasa dan demam berdarah dengue (DBD) sebenarnya mengacu pada penyakit yang sama, yaitu infeksi virus dengue. Istilah "demam berdarah biasa" sering digunakan secara umum untuk merujuk pada demam yang disebabkan oleh infeksi virus dengue tanpa komplikasi serius.
Sementara itu, "demam berdarah dengue" mengacu pada bentuk yang lebih parah dari infeksi virus dengue yang dapat menyebabkan komplikasi potensial dan memerlukan perawatan medis yang lebih intensif.
Perbedaan antara demam berdarah biasa dan DBD terletak pada tingkat keparahan gejala dan dampaknya pada tubuh. Berikut adalah perbedaan kunci antara keduanya:
1. Perbedaan Gejala
Demam berdarah biasa mengalami gejala seperti : demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam kulit, serta mungkin timbulnya gejala pernapasan seperti batuk dan pilek. DBD juga menunjukkan gejala yang sama, tetapi bisa menjadi lebih parah, termasuk perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, serta munculnya tanda-tanda perdarahan internal yang serius.2. Perbedaan Penyulit
DBD dapat memicu komplikasi serius seperti penurunan jumlah trombosit (sel darah yang bertanggung jawab untuk pembekuan darah), perdarahan internal, serta kerusakan organ seperti hati dan jantung. Demam berdarah biasa cenderung tidak menyebabkan komplikasi serius seperti itu.3. Perbedaan Tingkat keparahan
Demam berdarah biasa umumnya memiliki tingkat keparahan gejala yang lebih ringan dan biasanya pulih dengan sendirinya setelah periode penyembuhan. DBD, di sisi lain, dapat berkembang menjadi penyakit yang berpotensi mengancam nyawa dan membutuhkan perawatan medis yang lebih intensif.Proses Penyebaran Demam Berdarah Dengue
Dari penjelasan dokter Ani, kita bisa lihat penyebaran Demam Berdarah Dengue itu seperti apa. Seperti tulisan saya diatas bahwa demam berdarah ini berasal dari virus dengue. Virus dengue menyebar melalui nyamuk aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus. Untuk nyamuk Aedes albopictus ini hanya terjadi pada beberapa kasus tertentu saja.Virus dengue yang ada dalam tubuh manusia akan mengalami perkembangan selama beberapa hari. Virus akan menyebar ke berbagai bagian tubuh, termasuk aliran darah. Penyebaran virus dengue dimulai ketika nyamuk yang terinfeksi menyedot darah manusia yang sudah terinfeksi virus dengue. Nyamuk aedes aegypti biasanya menggigit pada pagi dan sore hari.
Virus dengue akan berkembang biak di tubuh nyamuk aedes aegypti selama beberapa hari. Setelah masa inkubasi, nyamuk tersebut menjadi potensial untuk menyebarkan virus dengue ke manusia yang mereka gigit selanjutnya.
Nyamuk yang terinfeksi virus dengue akan mencari mangsa manusia dan menggigit untuk mendapatkan darah. Saat menggigit, nyamuk akan menyuntikkan saliva yang mengandung virus dengue ke dalam tubuh manusia, yang akan menyebabkan infeksi.
Selain melalui gigitan nyamuk, penularan virus dengue bisa terjadi melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, atau transmisi vertikal dari ibu yang terinfeksi kepada bayi selama kehamilan atau melalui air susu ibu.
Tempat Berkembang Biak Nyamuk DBD
Dokter Ani juga menjelaskan bahwa dulu penyakit DBD ini justru banyak terjadi di pemukiman padat penduduk, seperti di kota-kota. Namun sekarang di desa pun nyamuk aedes aegypti juga bisa berkembang biak. Mereka suka di lingkungan yang bersih dan di genangan air. Berikut tempat-tempat yang memungkinkan nyamuk aedes aegypti :Nyamuk aedes aegypti memiliki kecenderungan untuk berkembang biak di tempat-tempat yang menyediakan air yang tergenang atau tempat perindukan yang lembap. Berikut adalah beberapa tempat umum di mana nyamuk aedes aegypti dapat berkembang biak:
1. Genangan Air
Nyamuk aedes aegypti dapat berkembang biak dalam genangan air yang tertinggal di tempat-tempat seperti wadah air, bak mandi yang jarang digunakan, kaleng bekas, dan ember yang tidak terpakai. Mereka dapat bertelur di air yang berada di dalam dan di sekitar rumah.2. Pot Bunga dan Tanaman
Pot bunga, vas, dan wadah lain yang digunakan untuk menanam tanaman dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Jika pot atau wadah tersebut mengandung air yang tergenang, nyamuk dapat bertelur di sana.3. Saluran Pembuangan Air
Saluran pembuangan air yang tersumbat atau tidak berfungsi dengan baik dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Jika air menggenang di dalam saluran pembuangan yang tersumbat, nyamuk dapat menggunakan tempat tersebut untuk bertelur.4. Pemukiman Penduduk
Daerah pemukiman manusia dengan kondisi sanitasi yang buruk dan pengelolaan limbah yang tidak memadai dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Misalnya, kolam air yang terbengkalai, got yang tidak terawat, atau limbah rumah tangga yang tidak dibuang dengan benar.5. Bangunan dan Konstruksi
Tempat-tempat di sekitar bangunan dan konstruksi, seperti ember, tumpukan bahan bangunan, atau barang-barang bekas, dapat menjadi tempat yang ideal bagi nyamuk aedes aegypti untuk berkembang biak jika air tergenang di dalamnya.Program Pemerintah dalam Mencegah DBD
Pada acara tersebut, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kemenkes RI) menyampaikan data-data terkait penyakit demam berdarah ini.Bahkan beliau memberikan info program-program pemerintah dalam pencegahannya, yaitu :
Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan berbagai program untuk mencegah demam berdarah dengue (DBD) dengan 2 cara pemberantasan, yaitu :
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk
Program ini bertujuan untuk mengurangi populasi nyamuk aedes aegypti yang menjadi vektor penyakit DBD. Beberapa diantaranya adalah :- Fogging : Petugas datang ke rumah-rumah untuk menyemprotkan asap insektisida ke tempat-tempat berkembangnya nyamuk, seperti got, saluran air, dll
- Jumantik (Juru pantau jentik) : Petugas datang ke rumah untuk cek satu-satu penampungan air di rumah warga
- Kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yaitu dengan melakukan 3M (Menguras/membersihkan penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air, Mendaur ulang barang-barang bekas yang kemungkinan bisa didaur ulang atau gunakan kembali menjadi barang bermanfaat)
2. Perlindungan Diri Warga.
Pada program ini adalah program edukasi warga untuk selalu membuat perlindungan diri dengan cara :- Penggunaan Kelambu di kamar tidur
- Menggunakan lotion anti nyamuk
- Vaksin dengue
Vaksin Dengue untuk Mencegah DBD
Vaksin dengue telah diperkenalkan di Indonesia sebagai upaya pencegahan DBD. Vaksin dengue adalah vaksin yang dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi virus dengue. Virus dengue menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD), yang dapat memiliki gejala ringan hingga parah dan bahkan mengancam nyawa.Vaksin dengue direkomendasikan untuk individu berusia 9 hingga 45 tahun yang tinggal di daerah dengan tingkat infeksi virus dengue yang tinggi dan telah terpapar virus dengue sebelumnya. Vaksin ini diberikan dalam tiga dosis yang dipisahkan dalam jangka waktu tertentu.
Kemarin saat press conference, sempat ditanya Kak Denis (salah satu blogger yang hadir), kalau vaksin untuk usia hanya sampai di 45 tahun, lalu bagaimana dengan kami (iya saya juga termasuk.. xixixi) dalam perlindungan diri dari penyakit DBD.
Dokter Ani dan Dokter Siti menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban berikut : “Untuk vaksin dengue yang saat ini tersedia, usia di atas 45 tahun tidak termasuk dalam rentang usia yang direkomendasikan untuk vaksinasi. Berdasarkan data dan hasil studi klinis yang ada, vaksin dengue umumnya direkomendasikan untuk individu berusia 9 hingga 45 tahun.”
Pada saat vaksin dengue disetujui untuk penggunaan oleh badan pengatur tertentu, rekomendasi usia tersebut didasarkan pada data keamanan dan efikasi yang diperoleh selama studi klinis. Informasi mengenai keamanan dan efektivitas vaksin pada kelompok usia di atas 45 tahun mungkin tidak sebanyak pada kelompok usia yang direkomendasikan.
Namun, perlu diingat bahwa informasi terkait vaksin dengue dan persyaratan usia dapat berubah seiring waktu. Kemajuan dalam penelitian dan pengembangan vaksin dapat membawa pengenalan vaksin baru atau perluasan usia penerima vaksin yang direkomendasikan.
Panduan untuk Orangtua dalam Mengatasi Demam Berdarah Dengue pada Anak
Nah setelah dapat informasi lengkap tentang DBD, maka kita sebagai orangtua harus berusaha semaksimal mungkin untuk anaknya tetap sehat dan ceria. Ada beberapa poin panduan untuk orangtua dalam mengatasi demam berdarah dengue pada anak:1. Pahami gejala
Ketahui gejala umum demam berdarah dengue, seperti demam tinggi, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, ruam kulit, nyeri di belakang mata, dan perdarahan gusi atau hidung. Jika anak Kita mengalami gejala ini, segera periksakan ke dokter.2. Dapatkan perawatan medis segera
DBD dapat berkembang dengan cepat menjadi kondisi serius. Segera bawa anak Kita ke fasilitas medis jika ada kecurigaan DBD. Dokter akan melakukan diagnosis melalui pemeriksaan fisik, tes darah, dan tes laboratorium.3. Pastikan anak tetap terhidrasi
Demam berdarah dengue dapat menyebabkan dehidrasi. Berikan anak Kita minuman yang cukup, seperti air putih, jus, atau oralit, untuk menjaga keseimbangan cairan tubuhnya.4. Ciptakan lingkungan yang bebas nyamuk
Pastikan rumah Kita terbebas dari nyamuk aedes aegypti. Bersihkan genangan air, pasang kelambu di tempat tidur anak, gunakan krim atau lotion anti-nyamuk, dan jaga agar anak mengenakan pakaian yang melindungi tubuhnya.5. Berikan perawatan suportif
Ikuti instruksi dokter dalam memberikan obat penurun demam yang sesuai untuk anak Kita. Juga, berikan anak makanan bergizi dan istirahat yang cukup untuk membantu proses pemulihan.6. Pantau tanda-tanda bahaya
Amati tanda-tanda bahaya seperti pendarahan berlebihan, muntah berulang, lemas, kejang, atau penurunan jumlah trombosit yang signifikan. Hal yang paling ditakutkan dokter pada penderita DBD adalah ketika panas turun yang dianggap sembuh oleh pasien. Padahal tanda turunnya panas setelah demam 3 hari itu adalah masa kritis penderita DBD. Jika Kita melihat tanda-tanda tersebut, segera konsultasikan dengan dokter.7. Dukungan emosional
Selama masa penyembuhan, berikan dukungan emosional kepada anak Kita. Berbicaralah dengan lembut, jelaskan kondisi yang sedang dialaminya, dan berikan perhatian ekstra untuk membantu anak merasa tenang dan aman.Panduan yang saya tulis ini hanya sebagai referensi umum. Kita tetap harus selalu berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yang berwenang untuk mendapatkan nasihat dan perawatan yang tepat dalam mengatasi demam berdarah dengue pada anak.
Nah, bagaimana? Sudah mendapat pencerahan? Jika sudah alhamdulillah. Yuk, mulai sekarang kita lakukan #Ayo3MPlusVaksin untuk mengurangi siklus penyebaran virus dengue, penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).
C-ANPROM/ID/QDE/0139 | Aug 2023
Wassalam
Aku lagi cari tahu harga vaksinnya nih mba. Kayaknya emang mau vaksin aja, apalagi di keluargaku udah semua kena kec aku 😅. Anak2, suami Ama asisten udah . Untungnya bu rt langsung sigap, langsung arrange fogging, trus rutin dia cek rumah2 warga utk lihat jentik dsb.
ReplyDeleteMakanya kepikiran kalo udh ada vaksinnya, mending vaksin deh. Soalnya sekali kena ga enak juga, suami aja sampe ngerasa ngilu sakit tulang2nya :(. Drpd harus ngerasain gitu, aku mah mending pilih vaksin .
Dari dulu yaa penyakit ini masih banyak aja nyerang kita. Mungkin Krn iklim kita juga lembab dan panas sih. Jadi nyamuk banyak. Makanya aku Skr udh ngurangin banget yg namanya botol, jerigen, atau apapun yg bisa nampung air, biar ga tergenang dan jadi sarang nyamuk.
Wah, iya nih ternyata salah satu pencegahannya adalah dengan vaksin DBD. Ngeri banget ya DBD Dengue ini. Efeknya bisa menjalar ke mana2, berbeda dengan DBD biasa. Di rumahku sih alhamdulillaah ga ada genangan air di pot, bak mandi maupun ember. Diusahakan selalu oke jika ada penyemprotan dari pihak RT RW Posyandu sini. Nyamuk2 nakal memang mesti diberangus dengan 5M. TFS mbak Ade.
ReplyDeleteDBD memang se-seraammm ituuu
ReplyDeletejadi ingat ada ponakan yg suffering bgt pas kena
klo ada vaksinnya membantu bgt ini mah
Pernah kena dbd si kakak, waktu itu thn 2016. Aku kira jg demam biasa dan udah turun sembuh tapi kok naik lagi setelah turun. Betul mbaa, fase kritis dbd itu yg orang2 mungkin nggak tau. Panas tinggi banget, cek lab ternyata dbd. Langsung rawat, alhamdulillah bisa segera ditangani
ReplyDeleteMakasih tulisannya mba Ade
iya ini ngeri demam berdarah ya, apalagi untuk anak kecil ya
ReplyDeleteMba Ade, anakku pernah kena Demam Berdarah. Aku kurang paham waktu itu diagnosis apa demam berdarah biasa atau yang Dengue. Tapi dirawat di RS hampir sepekan . Sekarang makin menjaga keluarga dari nyamuk nyamuk nakal. Semoga berkesempatan juga buat vaksin :)
ReplyDeleteaduh amit-amit jangan sampai anak-anak kita terserang penyakit, termasuk sakit DBD. Dengan adanya info soal gejala dan cara mengatasi sakit DBD kita dapat menghindari tingkat keparahannya
ReplyDeleteAku pun mulai semakin ngecek terus mba jangan sampai ada bagian rumah yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak dan malah jadi penyebab demam berdarah. Makasih remindernya mba
ReplyDeleteDi musim peralihan antara musim panas ke musim penghujan seperti sekarang ini kita memang harus waspada dan perhatian pada penyakit demam berdarah ya.
ReplyDeleteSebaiknya menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan 3M diterapkan secara bersama-sama.
Kita sebagai orangtua memang harus "aware" ya mom untuk menjaga anggota keluarga terhindar dari DBD. Thanks artikelnya, bermanfaat
ReplyDeleteSalam: Dennise Sihombing
Lengkap sekali sharing infonya Mba Ade. Panduan lengkap nih bagi ortu dalam atasi DBD pada anak. Sosialisasi #Ayo3MPlusVaksin untuk mengurangi siklus penyebaran virus dengue, penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) mesti terus dilakukan mengingat masih tingginya kasus DBD ini.
ReplyDeleteLengkap sekali sharing infonya Mba Ade. Panduan lengkap nih bagi ortu dalam atasi DBD pada anak. Sosialisasi #Ayo3MPlusVaksin untuk mengurangi siklus penyebaran virus dengue, penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) mesti terus dilakukan mengingat masih tingginya kasus DBD ini.
ReplyDeleteDBD ini serem memang sebenarnya, dari aku remaja sampai aku jadi orangtua, ada aja dulu tetangga yang meninggal kena DBD. Karena memang gejala pelana kudanya bikin gak waspada.Alhamdullilah ada vaksinnya
ReplyDeleteTerima kasih mak sudah diberikan panduan, soalnya sampai saat ini DBD masih menjadi salah satu penyakit yang berbahaya meskipun bukan penyakit baru di Indonesia, apalagi saat ini iklim di Indonesia sangat kondusif untuk berkembangnya vektor nyamuk penyebab DBD, ngak heran pada musim tertentu jumlah penderita DBD bertambah banyak khususnya dikalangan anak-anak. langkah pencegahan harus makin digencarkan nih, seperti melakukan 3M Plus Vaksin.
ReplyDeleteOrang tua perlu banget ya Mbak waspada terhadap bahaya DBD. Apalagi kalau masih anak-anak kecil, perawatannya kudu ekstra. Vaksin juga penting banget ya selain 3M.
ReplyDeleteNgeri banget rasanya kalo udah kena DBD :(. Seringnya nular gitu, biasanya jeda beberapa hari atau minggu yang kena tetangganya. Makannya disini kalo udah ada yg kena DBD langsung ada penyemprotan
ReplyDeletetapi iya mba selama proses penyembuhan itu wah sungguh sulit sekali dan butuh support dari orang sekitar terutama keluarga sih biar lekas pulih dan bisa beraktivitas normal
ReplyDeleteKesannya tidak lebih bahaya dr COVID pdahal sama mematikannya, bahkan klo tidak terdeteksi karena tampak seperti demam biasa, bahaya banget nih DBD gak cuma anak2 sih dewasa juga klo kena harus full pantauan.
ReplyDeleteAdekku pernah kena dan alhamdulillah bisa sembuh karena ketahuan sejak awal. Jadi ya makin peduli biar gak kena lagi. Berusaha buat 3M. Bersyukur juga sekarang ada vaksin DBD. Jadi makin terlindungi deh
ReplyDeleteRupanya ada perbedaan ya antara demam berdarah biasa dan DBD. Saya pikir demam berdarah ya DBD.
ReplyDeleteDari gejala sudah ada perbedaannya. DBD gejalanya sampai lebih parah, ya..
Wah sekarang DBD ada vaksinasinya ya
ReplyDeleteJadi makin aman perlindungan mencegah DBD ini ya
Selain tetap melakukan 3M tentuny
Saya pernah kena DBD dan dirawat di rumah sakit. Rasanya gak enak banget, deh. Ternyata saya baru tau kalau anak kecil yang kena bisa jauh lebih bahaya. Wah, ini orangtua jangan sampai abai. Harus tau cara mencegah dan menanganinya.
ReplyDeleteMenciptakan lingkungan bebas nyamuk ini pr banget buat kami di kampung yang memiliki sungai, tapi musim kemarau ini airnya mendem, tidak ngalir. Jadi nyamuk tuh malah betah di sana. Tapi kalau musim hujan sih emang berkurang nyamuknya. Tapi tetap aja kita harus waspada dengan DBD ini ya
ReplyDeleteDuh... Kena demam berdarah tuh gak enak banget, karena aku sudah pernah kena dan gak mau terulang kembali. Selain dengan melakukan kebersihan di rumah seperti 3M ternyata sekarang ini sudah ada vaksin demam berdarah ya mbak. Bisa jadi pencegahan juga ini untuk anak-anak ya.
ReplyDeleteEdukasi yang bermanfaat kak Ade.
ReplyDeleteHaturnuhun.
Sebagai orangtua, kita kerap khawatir kalau anak-anak sakit demam dan kalau terlambat menangani, naudzubillahi min dzalik. Semoga kita semua bisa menjaga kebersihan lingkungan dengan 3M plus vaksin DBD.
**jadi kangen sama rumah mbah yang masih pakai kelambu.
Demam berdarah ini memang jadi momok tersendiri bagi para ortu. Soalnya kalau anak yang kena bisa tiba2 parah tanpa gejala yang terlihat memburuk. Penting untuk melakukan 3 M dan sekarang sudah ada vaksin dengue ya
ReplyDeletePenyakit sekarang udah variatif banget, termasuk DBD dengue ini. Serem sih. Memang antisipasinya harus banyak yang bergerak untuk jaga kebersihan lingkungan sekitar yaa dan harus segera buat vaksin.
ReplyDeleteMasya Allah dapat banyak ilmu dari tulisan mbak ade, ini lagi musim banget lho DBD, di rumah juga lagi banyak2nya nyamuk jd sering2 semprot nyamuk. Dan gejala DBD tuh terkadang mirip2 ama typus yaa banyak yg didiagnosa typus ternyata DBD, aku jadi pengen tau harga vaksin DBD nih
ReplyDeleteow vaksin itu rekomendasi untuk usia 9-45 tahun ya Mbak Ade. Aku pernah lihat banner tentang vaksin, baca di lift, buat usia 6-45 tahun. Apa beda-beda tergantung vaksinnya yah? Berhubung di Indonesia itu rawan DBD, ku harap vaksinasi ini masuk ke imunisasi wajib.
ReplyDeleteDBD ini juga penyakit yang nggak boleh disepelekan lho. Karena beberapa orang yang aku kenal ada yang meninggal karena DBD dan ada yang sampai masuk ICU karena telat penanganannya. Makanya sebagai ortu juga harus tahu gimana cara menanganinya plus peka sama gejalanya biar nggak terjadi hal-hal yang fatal.
ReplyDeleteNyamuk kembali berkembang dan bahaya DBD mengintai lagi. Bikin was was saja. Apalagi saat ini juga bersamaan dengan musim flu batuk demam. Senang ketika tahu kalau ternyata demam dengue saat ini sudah ada vaksinnya. Nggak ada salahnya untuk dijadikan bentuk ikhtiar melindungi diri dan keluarga.
ReplyDeleteAlhamdulillah sekarang ada vaksinasi DBD ya, karena emang sudah semengerikan itu ya DBD karena tingkat kematiannya masih tinggi. Moga kita selalu dijaga olhe ALlah tidak terkena penyakit ini.
ReplyDeleteTernyata DBD itu banyak macamnya ya umi dan berbahaya juga ternyata bisa jadi silent killer. semga dengan adanya vaksin ini bisa mencegah DBD
ReplyDelete-Siwi-
Apapun penyakitnya mesti hati2 banget ya mbak Ade. Apalagi DBD, bahaya kl sampai disepelekan. Semoga kita dan keluarga kita selalu dilindungi
ReplyDeleteKarena pernah ngerasain sakit dbd makanya tau bngt gimna rasanya jangan sampai deh anak2 terjangkit penyakit dbd makanya kita harus menjaga lingkungan supaya bersih dan lakukan vaksinasi supaya lebih kuat sma dbd
ReplyDeleteBulan-bulan ini emang banyak nyamuk ya. Selain melakukan pencegahan 3M, perlu juga vaksin DBD ini. Serem kalo udah kena DBD. Semoga kita semua dilindungi.
ReplyDeleteDBD emang penyakit yang harus diperhatikan apalagi yang dideritanya anak2 tetangga pernah kena DBD lewat karena terlambat penangannya ðŸ˜
ReplyDeleteHappy banget pas tau ada vaksin DBD, aku langsung cek ke RS terdekat dan alhamdulillah di RS Mitra Cibubur udah ada vaksin tersebut
ReplyDeletePenting nih ada edukasi DBD yang kayak mb Ade tulis supaya ibu-ibu waspada ya, karena DBD suka begitu aja merenggut nyawa. Tanda-tandanya mirip tipes lagi jadi bikin kebablasan ya
ReplyDelete