Bismillahirrahmanirrahiim, Tips Mendidik Anak Agar Tidak Memiliki Gaya Hidup Hedon
Memang ada pro dan kontra tentang kesulitan anak Generasi Z dalam membeli rumah. Dan hal tersebut telah menjadi topik yang mencuat dalam diskusi masyarakat modern. Banyak yang berpendapat bahwa gaya hidup gen z ini cenderung konsumtif, penekanan pada pengalaman, dan ketergantungan pada teknologi telah mengakibatkan mereka sulit untuk menabung dan membeli rumah.
Berita diatas saya baca di portal online Beranda.co.id. Sebuah portal berita yang menyajikan berita terkini tentang dunia bisnis dan wirausaha untuk generasi milenial dan gen z. Disana banyak menyajikan berita baik itu gaya hidup, bisnis, ekonomi dan inspirasi. Salah satunya berita tentang alasan generasi z susah beli rumah. hmm...
Walau banyak orang mengatakan demikian, saya kok tidak melihat hal tersebut di Abang, anak saya. Abang sebagai anak yang masuk kriteria generasi z, justru memiliki cara pandang yang kebalikan. Anak saya yang satu itu justru pemikirannya sudah 10 tahun kedepan. Dari SMP kelas 9, Abang sudah berpikir bahwa nanti dia akan membantu saya membiayai adeknya, dia sudah berpikir untuk merintis usaha kecil-kecilan biar bisa beli rumah sendiri, dan yang bikin saya mewek, dia sudah berpikir, bagaimana dia mengajak saya jalan-jalan kemana yang saya suka, seperti saat saya mengajaknya jalan-jalan ketempat yang dia suka… huhuhu… mewek kaaan.
Cara kita membimbing mereka dalam tumbuh kembang mereka akan membentuk cara mereka memandang dunia dan mengambil keputusan. Saya kali ini ingin berbagi tips dan strategi yang dapat membantu orang tua dalam mendidik anak-anak mereka untuk menghindari godaan gaya hidup hedonisme. Tips ini saya sharing berdasarkan pengalaman pribadi saya dalam membangun perspektif yang lebih seimbang tentang kebahagiaan dan nilai-nilai dalam hidup anak-anak. Berikut tipsnya :
Selain itu mereka juga bisa membuat priorotas tujuan dalam hidup mereka dan merencanakan langkah-langkah untuk menggapainya. Hal ini dapat membantu mereka fokus pada apa yang penting dalam jangka panjang.
Dan yang perlu diingat adalah.. Sabar dan konsisten. Dalam nmendidik anak untuk memiliki sikap yang seimbang dan bertanggung jawab memerlukan kesabaran dan konsistensi. Setiap anak unik, jadi perlu diakui bahwa proses pendidikan dapat berbeda untuk setiap individu.
Walau banyak orang mengatakan demikian, saya kok tidak melihat hal tersebut di Abang, anak saya. Abang sebagai anak yang masuk kriteria generasi z, justru memiliki cara pandang yang kebalikan. Anak saya yang satu itu justru pemikirannya sudah 10 tahun kedepan. Dari SMP kelas 9, Abang sudah berpikir bahwa nanti dia akan membantu saya membiayai adeknya, dia sudah berpikir untuk merintis usaha kecil-kecilan biar bisa beli rumah sendiri, dan yang bikin saya mewek, dia sudah berpikir, bagaimana dia mengajak saya jalan-jalan kemana yang saya suka, seperti saat saya mengajaknya jalan-jalan ketempat yang dia suka… huhuhu… mewek kaaan.
Tips Mendidik Anak Agar Tidak Memiliki Gaya Hidup Hedon
Mendidik anak agar tidak menjalani gaya hidup hedonis merupakan salah satu tanggung jawab penting dalam tumbuh kembang mereka. Di era yang berubah dengan cepat dan berkelanjutan, penting untuk membekali anak dengan memberikan landasan yang kokoh agar mereka dapat menghayati nilai-nilai yang lebih dalam di kehidupan mereka.Cara kita membimbing mereka dalam tumbuh kembang mereka akan membentuk cara mereka memandang dunia dan mengambil keputusan. Saya kali ini ingin berbagi tips dan strategi yang dapat membantu orang tua dalam mendidik anak-anak mereka untuk menghindari godaan gaya hidup hedonisme. Tips ini saya sharing berdasarkan pengalaman pribadi saya dalam membangun perspektif yang lebih seimbang tentang kebahagiaan dan nilai-nilai dalam hidup anak-anak. Berikut tipsnya :
1. Beri contoh yang baik.
Kita tau yaa dimana-mana orang tua adalah contoh hidup bagi anak-anak kita. Anak-anak adalah peniru ulung dari apa yang mereka lihat kesehariannya dalam diri orangtua. Itu sebabnya jika kita ingin mengajarkan anak agar tidak hidup hedon, mulailah dari diri kita untuk hidup dengan seimbang dan bertanggung jawab.2. Mendidik mengelola keuangan.
Saya pernah menulis tentang mengajarkan anak mengelola keuangan sejak dini, pada tulisan Tips mengatur keuangan untuk anak. Ya mengajarkan anak tentang manajemen keuangan harus dilakukan sejak dini. Agar anak terbiasa dan paham akan pentingnya menabung, berinvestasi, dan mengelola uang dengan bijak.3. Ajarkan empati dan kepedulian sosial.
Saya sering mengajak anak traveling dengan kendaraan umum atau backpackeran, semata-mata untuk mengajarkan anak rasa empati dan kepedulian sosial. Tentunya sepanjang perjalanan dengan kendaraan umum, mereka akan melihat beragam karakter dan strata sosial orang lain. Biasa saya suka diskusikan dengan anak tentang nilai-nilai empati, kepedulian, dan kerja keras. Dan saya bilang ke mereka, walau kita hidup perlu uang, tapi kebahagiaan tidak hanya berasal dari hal-hal materi. Kebahagiaan bisa di dapat dari banyak hal, salah satunya menjaga hubungan yang baik dan memberikan hal baik kepada orang lain.4. Batasi penggunaan gadget.
Sosial Media adalah bahan paling tajam mengajarkan anak hidup hedon. Dulu sempat waktu abang SD, bilang mau jadi youtuber karena melihat mereka selalu pakai mobil mewah. Untung Umminya pekerja di media sosial, jadi bisa kasih pemahaman didalamnya. Maka dari itu mengatur batasan waktu untuk penggunaan perangkat elektronik, seperti ponsel dan tablet, sangat diperlukan. Sekarang Abang sudah di pondok, dimana santri tidak boleh megang handphone kecuali saat waktu telepon orangtua. Jadi saya bisa fokus untuk melatih ke Adeknya.5. Ajarkan anak untuk membuat keputusan.
Membantu anak untuk belajar membuat keputusannya sendiri, sangat membantu agar anak tidak terlalu goyah melihat godaan teman-temannya yang hidup hedon. Cara melatihnya dengan memahami diri mereka sendiri, termasuk kekuatan dan kelemahan mereka. Sehingga mereka bisa punya prinsip untuk tidak tergoda hidup hedon.Selain itu mereka juga bisa membuat priorotas tujuan dalam hidup mereka dan merencanakan langkah-langkah untuk menggapainya. Hal ini dapat membantu mereka fokus pada apa yang penting dalam jangka panjang.
6. Meberikan pujian dan dorongan.
Banyak orangtua yang hanya bisa memberikan punishment tanpa memberi reward. Padahal memberi pujian dan dorongan kepada anak dapat membangkitkan percaya diri mereka. Ketika mereka menunjukkan tindakan yang bertanggung jawab dan bijak secara finansial, beri mereka pujian.Dan yang perlu diingat adalah.. Sabar dan konsisten. Dalam nmendidik anak untuk memiliki sikap yang seimbang dan bertanggung jawab memerlukan kesabaran dan konsistensi. Setiap anak unik, jadi perlu diakui bahwa proses pendidikan dapat berbeda untuk setiap individu.
Jadi tidaklah tepat untuk menggeneralisasi bahwa anak-anak Generasi Z lebih memilih menjalani kehidupan hedon. Pilihan gaya hidup seseorang, termasuk apakah mereka memilih untuk fokus pada gaya hidup hedonis, bergantung pada individu dan berbagai faktor pribadi, seperti nilai, prioritas, tujuan, situasi keuangan, dan minat.
Nah, semoga tips diatas bisa melatih gaya hidup anak-anak kita agar tidak menjadi generasi yang hidup hedonisme. Selamat mencoba!
Nah, semoga tips diatas bisa melatih gaya hidup anak-anak kita agar tidak menjadi generasi yang hidup hedonisme. Selamat mencoba!
Wassalam
Fakhri pun punya pemikiran sekian tahun ke depan. Dia akan menjadi kepala keluarga yang wajib menghidupi anak dan istri. Alhamdulillaah orangnya jujur dan amanah, senang bergaul, pandai mengelola keuangan. Tahu mana keinginan dan kebutuhan. Memang seharusnya kita menjadi role model bagi anak2.
ReplyDeleteMasya Allah abang.. ikut jalan2 bang 😆
ReplyDeleteSmoga apa yg dicita2kan abang terwujud ya. Makasih mba Ade tulisannya. Iya walau uang dibutuhkan tapi bukan segalanya. Banyak konten yg memang sasarannya anak2 kita ya mba Ade. Perang pemikiran.. smoga Allah lindungi anak2 smua di mana pun mereka berada aamiin ya rabbi
Memang katanya genZ ini jalan pikirannya out of the box yah, sebagai orangtua harus bisa membimbing supaya gak terlalu keluar jalur nih. Semoga kita bisa semangat terus mendampingi anak-anak yaah
ReplyDeleteBayangin aja aku ikut mewek mbakkk... Sepertinya memang anak meniru orang tuanya ya mbak, Ngajak jalan-jalan ketempat yang ibu suka, seperti ibu mengajak anaknya ketempat yang ia sukai. duh lama banget nggak ngajak anak jalan ketempat yang mereka sukai..
ReplyDeleteMasya Allah, terima kasih sharingnya mak... Melihat kecenderungan anak-anak zaman sekarang memang bikin deg-degan... Semoga anak-anak kita bisa menjadi pribadi yang bijak dalam mengelola keuangan...
ReplyDeleteYa ampun serem banget ya gaya hidup hedon, kalau aku dari kecil anak2 dikasih tau gimana bedanya keinginan dan kebutuhan, mana yang harus dibeli dan engga, ngasih tau juga tentang manfaat barang dan hidup minimalis, supaya gak hedon dan boros, karena suatu saat apa yang kita beli jadi tanggung jawab juga di akhirat
ReplyDeleteSetuju sih mba.. poin mengenalkan keuangan sejak dini itu penting ya. Sesederhana mengenalkan kebutuhan dan keinginan sangat penting
ReplyDeleteMasya Allah si Abang keren...memang generalisasi pada Gen Z yang memiliki gaya hidup hedon ga melulu benar. Memang sebagai ortu mesti mendidik anak dengan sabar dan konsisten sehingga tertanam banyak kebaikan dalam diri anak nantinya
ReplyDeleteTipsnya mantul banget mbaaa. Bener banget kalau ngga mengajarkan anak2 mandiri finansial dan mengatur keuangan sejak dini, bakal bahaya kalau udah gede atau berpenghasilan sendiri nanti. Aku setuju juga mengajarkan empati dan kepedulian social, mengajarkan mereka banyak bersyukur. Biar menghargai nyari duit tuh susah jangan seenaknya dihedonin hehe.
ReplyDeleteTergantung didikan keluarga dan pengaruh lingkungan deh kalau soal hedon. Misal anak selalu dituruti atau melihat orang tuanya berperilaku hedon ya rawan ketularan juga. Mengajarkan empati, needs vs wants ini penting buat pondasi anak ke depannya.
ReplyDeleteAslinya banyak faktor ya, Mbak, yang bikin gaya anak hidup hedon. Entah itu Gen Z atau bukan, kalau faktor dari keluarga, lingkungan, dan circlenya hedon, ya mau gak mau.
ReplyDeletePenting banget emang, sebagai orang tua kita mesti mengajarkan anak betapa pentingnya mengelola keuangan dengan baik.
Terima kasih banyak tulisannya Mak. Ini yang aku khawatirkan juga, anak-anak menjadi hedon. Pengaruh dari segala apa yang mereka liat di internet dan televisi juga mempengaruhi. Yang penting orang tua arus bisa tegas dan menjadi teladan yang baik ya buat anak. Ini kuncinya ya?
ReplyDeleteNah, setuju, Mak, salah satu cara untuk melatih gaya hidup anak-anak kita agar tidak menjadi generasi yang hidup hedonisme yaitu dengan memberi contoh. Karena anak meniru apa yang dilakukan orang tuanya.
ReplyDeletePenting banget ini ngajarin anak menjaauhi hidup hedon ini sebab masa depan anak kan kita gak tahu ya, masih misteri. yah mungkin saat ini ada ya nanti-nati kita belum tahu lagi
ReplyDeleteBener banget mba. Malah zaman dlu byk juga orang2 yang mokondo. Hedon tapi ga ada duitnya alias ga kerja. Huft kesel kalau lihat atau tahu crita tentang hal tsb. Tapi ada juga gen z yang ortunya berada pada nongkrong di tempat2 mahal mungkin mba
ReplyDeleteMakasih tipsnya. Kapan hari aku juga ingetin Keponakan biar hidup seadanya. Kalau gak punya, jangan maksain. Usaha dulu. Well, semua memang kembali ke orang tuanya ya
ReplyDeletejujur salah satu concern dan kekhawatiran sy saat anak2 menjelang remaja adalah gimana cara mendidik mereka agar terhindar dr gaya hidup hedon. Sepakat sm suami supaya mrk bs belajar lebih sederhana
ReplyDeleteSaya juga ikut terharu ketika Abang punya niatan bantu adik-adiknya. Memang ortu harus bisa menanamkan nilai pada anak. Biar mereka bisa hidup sederhana, tanpa gaya hidup hedon
ReplyDeleteMendidik anak ini sebenernya adalah mendidik diri sendiri dulu.
ReplyDeleteAku jadi kerasa banget kalau ada saatnya hidup tuh berasa borooos banget. Huhuh.. jadi kudu belajar banyak dan bener ya, ka Ade.. gak bisa menggeneralisasi semua anak-anak Generasi Z.
intinya, ada pengasuhan di setiap karakter anak-anak yang kita besarkan.
Iya, tergantung didikan keluarga ya dan kepribadian anak jadi ngga bisa main tuduh anak gen z hedon semua sejak dini diajari hidup sederhana insya Allah anak terbiasa yaa hingga dewasa dan ngga kagetan
ReplyDeleteYap kalau mau anak gak Hedon yaa ortu kudu nyontohin hidup sederhana sebutuhnya dan tidak berlebihan. Bisa dimulai dg bawain bekal jadi gak jajan banyak2 di sekolah. Terus juga ajari literasi keuangan biar bisa mulai nabung
ReplyDeleteMasya Allah, aku mendidik anak dengan contoh dan ngobrol. Alhamdulillah enggak pengen barang mahal dan aku terapkan harus saling jaga adik-adik kalau ortu udah gak ada. Atau kelak udah mampu.
ReplyDeletenah iya bener ini, anak2 zaman sekarang harus diajari pentingnya hidup sederhana. apalagi sebagai muslim, gaya hidup sederhana itu sunnah nabi. Aku selalu nekanin ke anak2, apa2 yang kita pakai itu besar tanggung jawabnya di hadapan Allah
ReplyDeleteMiris sih memang ya kalo anak-anak tuh punya perilaku hedonism, apalagi yg dipakai hedon itu harta orang tuanya. Gak pandang generasi sih ya, karena semua orang ada potensi untuk itu
ReplyDeleteMungkin jadi digeneralisir begitu karena gen Z yang baru memasuki dunia pekerjaan banyak yang bersikap hedon gini kali ya mbak. Plus udah banyak sosmed dan menelan mentah-mentah konten tentang life balance dlsb, tanpa mempelajari lebih jauh mengenai perjuangan kerja.
ReplyDeleteAku terharu banget deh baca cerita abang mbak, udah mikir mau ngebahagiain ibu, masyaAllah. Semoga rejekinya mengalir deras dan berkah terus yaa
Anak anak memang perlu dididik dengan baik. Kalau pakai teknik mendidik Rasulullah pasti tidak akan hedon. Cuma yaa orang tua harus jadi contoh dulu sebelum menginginkan anak-anaknya menjadi seperti yang diharapkan
ReplyDeleteJangankan anak2, Mi. orang dewasa pun sekarang banyak terjebak hedon Naudzubillah. Makanya Alhamdulillah punya teman old money macam Ummi, Mba Nurul, Febri, dan teman2 dekat lainnya. Jadi gak perlu hedon hidupnya, hahah...
ReplyDeleteOrangtua sebagai role model utama dalam kehidupan sehari-hari. Jangan hanya memberi contoh secara teori tetapi praktek nyata. Sehingga anak paham dan dapat menjalani hidup sederhana bukan hedonisme seperti kebanyakan anak2 genZ sekarang.
ReplyDelete