Pertanyaan Buruk

Thursday, December 16, 2010



Bismillahirrahmaanirrahiim..

Assalamu'alaikum wr. wb.

Seringkali kita mendengar pertanyaan seperti ini :
"Lebih baik mana, Seorang Ustadz yang berakhlak buruk atau pezinah tapi berakhlak baik?"

Untuk orang awam seperti kita, pertanyaan tersebut membuat kita menjadi ragu. Dan kebanyakan orang akan berkata, "Iya.. ya... mendingan jadi pezinah yang berlaku baik sehingga disenangi orang banyak, daripada jadi ustadz tapi dibenci orang banyak."
Read More

Ziarah kubur

Thursday, September 30, 2010

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Assalamu'alaikum wr.wb.

Hampir semua sinetron Indonesia, pasti ada adegan dimana salah satu pemerannya pergi ke kuburan orang yang di cintainya. Di kuburan itu pemeran tersebut menangis sambil curhat tentang kegundahan hatinya atau kesedihannya karena harus berpisah dengan orang yang berada dalam kuburan. Dan si pemeran itu seolah berbicara dengan kuburan layaknya berbicara dengan orang hidup.
Read More

Ebith Beat A.

Friday, August 6, 2010


Bismillahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr. wb.

Kemarin hari Rabu (4 Agustus 2010) dan Kamis (5 Agustus 2010) di sekolah kami diadakan Pesantren Jelang Ramadhan yang bekerjasama dengan ESQ training leadership. Training yang menurutku cukup bagus untuk anak-anak usia 11 - 12 tahun. Namun saat ini aku tidak sedang ingin membahas tentang ESQ-nya. Rasanya tak perlu dibahas, hampir sebagian besar kita tahu betapa bagus materi yang diberikan oleh mereka tak lagi meragukan.

Yang ingin aku tulis saat ini tentang lagu-lagu pengiring acara tersebut. Terutama lagu yang dipakai untuk Ice breaking. Saking terkesannya aku coba cari di internet dengan kata kunci dari syair lagu terebut, karena aku belum tau siapa penyanyi dan judul lagunya. Tapi nggak ketemu-ketemu yang pas. Akhirnya aku bertanya dengan trainernya dan meminta lagu-lagunya. Bersyukur mereka mau memberikannya.

Lagu yang mereka gunakan untuk Ice breaking adalah lagu dari Ebith Beat A. Hmmm... sudah pada tau ya? atau belum seperti aku? ^_^  Entah aku yang kurang gaul atau memang penyanyi tersebut yang kurang ngetop? Kayaknya aku yang kurang gaul kali ya. ^_^

Read More

Bantu atau tidak?

Monday, July 26, 2010

Bismillahirrahmanirrahiim...

"Bu, bisa bantu saya ngga?"
Malam itu, jam 18.30 WIB, tiba-tiba ada seorang anak kecil, kurang lebih usia 9 - 10 tahun, menyapaku.

"Bantu apa?" tanyaku.


"Ini, Bu... saya jual baju harganya mulai dari 5.000 rupiah."

"Baju apa?"

"Ini ada baju sweater" ujarnya sambil membuka tas yang dibawanya. Lalu anak kecil tersebut mengeluarkan sebuah baju berbahan planel.

"Ini baru?" tanyaku sambil melihat baju yang ditawarkan dan mengintip isi tas anak tersebut.

"Bukan, Bu ini bekas.. Bantu saya, Bu... Soalnya saya jual baju ini buat bayar kontrakan" ujarnya dengan tatapan wajah yang begitu polos dan iba.

"Kontrakan siapa?" tanyaku lagi, karena rasa ingin tahuku yang besar.

"Kontrakan ayah saya. Ayah saya tidak sanggup bayar kontrakan bulan ini. Saya bantu ayah mengumpulkan uang 300.000" jelasnya.

"Jadi kamu jual baju ini untuk bantu ayahmu bayar kontrakan?" anak itu menganggukkan kepalanya."Berapa kamu jual baju ini?" tanyaku lagi.

Seketika ada rasa iba dihatiku. Tak tega rasanya aku melihat wajah polosnya, yang malam-malam begitu masih berkeliling mengumpulkan uang, menjual baju bekas, hanya sekedar untuk membantu ayahnya membayar kontrakan. Apalagi ia menjelaskan bahwa ia tidak akan pulang sampai ia mengumpulkan uang sebanyak 100.000. Karena ayahnya yang sudah tidak bekerja lagi dan harus menghidupi seorang istri berikut 6 orang anak. Anak itu adalah anak kedua di keluarganya.

Menurut ceritanya ia belum berhasil menjual baju bekasnya itu. Baju yang ia tawarkan kepadaku harganya Rp. 20.000. Sedangkan isi yang aku lihat hanya ada baju planel yang ditawarkan kepadaku dan sebuah kaos singlet bekas. Terbayang olehku, akankah terkumpul uang sebesar itu?

Dan yang sangat memprihatinkan lagi saat Ikhsan, anak kecil itu menyebutkan jarak rumahnya. Saat bertemu dengannya aku sedang berada di rumah orangtuaku dan jarak rumahnya jika ditempuh dengan mobil kurang lebih 1 jam perjalanan.

Tapi di sisi lain terdengar bisikan,"Bagaimana kalau anak itu berbohong dengan memasang cerita yang mengharukan dan modal wajahnya yang lugu?"

Seketika aku jadi teringat saat aku masih duduk di bangku SMA. Waktu itu aku sedang asyik bermain dengan Anggia, anak tetangga yang berusia 3 tahun, di halaman rumah Anggia. Tiba-tiba datang seorang ibu tua yang datang memohon bantuanku dengan cerita yang membuatku jadi iba. Ibu itu meminta sedekahku, seikhlas yang aku berikan. Dan saat itu aku kebetulan memegang uang jajan sebesar Rp.4.000. Aku berikan semua uangku itu kepada ibu tua tadi, karena kupikir ibu itu lebih memerlukan dibanding aku. Lagipula nanti aku bisa minta lagi ke mama. ^_^

Namun seperginya ibu tua tadi, taklama kemudian mama Anggia datang menghampiri kami. Ia langsung berkata,"Kamu kasih berapa, Shan?"

"Empat ribu, Tante" jawabku.

"Kamu tau nggak, ibu-ibu itu kan penipu.. Dia minta-minta kesana kemari dengan cerita bohong" ujar mama Anggia dengan wajah ketidaksukaannya terhadap ibu-ibu tadi.

"Iihh.. kok Tante baru bilang??" tanyaku kesal. Aku kecewa sekali, merasa dibohongi. Sampai dirumah kesal itu masih terbawa dihati dan pikiranku, hingga terlihat diwajahku oleh almarhumah mamaku.

"Kamu kenapa?" tanya beliau. Dengan bibir manyun aku ceritakan kejadian sore itu. "Kalau tau gitu, Ma.. Ade ga akan kasih tu duit... Sebel.. Nyesel deh Ade" ujarku diakhir ceritaku kepada beliau.

Sambil terus mengerjakan pekerjaannya, mamaku berujar,"Eh... kalau niat kamu sedekah.. ya sedekah aja.. jangan dengerin omongan orang tetang orang yang udah kamu kasih sedekah. Dan juga jangan berpikir itu uang mau digunakan buat hal yang haram atau yang halal. Itu sudah urusan dia sama Allah. Yang penting adalah niat keikhlasan kita untuk bersedekah. Kalau kamu ngedumel dibelakang atau bersu'udzon duluan, sedekahmu jadi ga dapet pahalanya, karena nggak ikhlas"

Peristiwa dan nasehat itulah yang menggerakkan aku untuk membantu Ikhsan. Betul yang diucapkan oleh almarhumah, bahwa jika kita niat bersedekah buang semua "andai-andai" yang berada di otak kita. Allah maha tahu dan tidak tidur.

Aku bersyukur Allah masih memberikanku ilmu melalui nasehat almarhumah mamaku. Tak terasa, mata ini menjadi panas dan airmata mengalir membasahi pipiku... Aku jadi rindu dengan nasehat beliau. Rinduuuu sekaliii....

Semoga Allah menjadikan nasehat tersebut sebagai amalan beliau yang tak pernah putus, yaitu ilmu yang bermanfaat. Dan semoga Allah memberatkan timbangan pahala kepada seluruh orang tua yang memberikan nasehat baik untuk anaknya.... aamiin ya robbal alamin.

ditulis pada hari Senin, 26 Juli 2010 pukul 00.08
Read More

Satu Permintaan

Wednesday, June 23, 2010

http://www.adeufi.com/2010/06/satu-permintaan.html


Syaiful turun dari mobilnya dan memandang sebuah rumah dihadapannya. Rumah sederhana berhunikan anak-anak yang menunggu uluran tangan para dermawan. Ia memandang tulisan besar di tembok rumah tersebut "PANTI ASUHAN NURUL JANNAH"

Syaiful bukan satu-satunya orang yang hadir di rumah itu. Banyak mobil-mobil mewah terparkir disana dengan membawa berbagai bingkisan untuk anak-anak panti tersebut. Mungkin sudah menjadi tradisi bagi penghuni panti mendapatkan berbagai santunan di bulan Ramadhan. Orang berlomba-lomba untuk membagikan rejeki dan kebahagian kepada mereka. Ada yang bawa beras, susu, sepatu, baju lebaran bahkan sampai segala makanan untuk berbuka selalu ada setiap hari.

"Hmm... apa yang harus aku berikan ke mereka ya? Rasanya semua sudah mereka dapatkan.. Tapi aku harus memberikan sesuatu..." sambil bergumam Syaiful memperhatikan satu persatu bentuk bantuan yang diberikan oleh orang-orang dermawan tersebut. Seketika terlintas di otaknya untuk memberikan peralatan sekolah bagi mereka,"Pastinya barang tersebut akan bermanfaat untuk mereka".

Syaiful pun meminta daftar anak yang berada di panti asuhan tersebut. Ia pun mendata kebutuhan peralatan sekolah bagi mereka. Tanpa mengulur waktu ia segera membelanjakan uangnya membeli kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Keesokkan harinya, dengan hati penuh keikhlasan ia membagikan satu persatu peralatan sekolah yang sudah ia beli. Tampak binar mata bahagia diwajah anak-anak yatim itu saat menerima pemberian dari Syaiful. Senyum di wajah Syaiful pun mengembang lebar, ia merasakan kebahagiaan tersebut. Rasanya tidak ada hal terindah dalam hidupnya selain melihat kebahagian terpancar di wajah-wajah lugu anak-anak penghuni panti.

Namun tiba-tiba senyum Syaiful terhenti mengembang. Keningnya sedikit berkerut saat melihat tatapan mata yang berbeda dari seorang gadis mungil dan cantik. Gadis kecil itu berdiri disampingnya. Matanya menatap Syaiful seolah hendak mengatakan sesuatu. Awalnya Syaiful tak berani menegurnya, "Mungkin hanya tatapan biasa", pikir Syaiful. Namun ada sesuatu yang mengetuk pintu hatinya untuk membelai rambutnya.

Read More

Maafkan aku, Ibu

Monday, May 24, 2010



Ibu, Setiap malam aku duduk dihadapan komputerku hendak menuliskan kata-kata indah untukmu agar bibirmu merentang senyum membacanya. Tapi.... Aku tak sanggup memulai menuliskan kata indah itu. Tak satupun kata indah hadir di benakku untukmu.. Bukan.. Bukan karena kau tak indah... hanya karena kata indah itu tak sebanding dengan segala keindahan yang kau berikan padaku...
Read More

Menengahi teori psikologi yang terkadang membuat kita panik.

Monday, February 8, 2010



Bismillahirrahmanirrahiim...

Assalamu'alaikum wr. wb.

Membaca judul tulisanku, aku bak seorang pakar psikologi yang hendak menuliskan suatu penelitian… hehehe… tidak kok, aku hanya berusaha sharing dari apa yang aku alami selama ini, sama halnya dengan tulisan-tulisanku sebelumnya.

Aku mecoba mengangkat judul tersebut, karena aku seringkali melihat kepanikan orang-orang, termasuk juga aku, saat salah seorang pakar psikologi memaparkan ilmu mereka. Aku mencoba mengambil 3 contoh dari beberapa teori psikologi yang pernah aku dengar dan membuat panik orang yang mendengarnya.

Read More

Kita orangtua yang mana ya?

Friday, December 11, 2009



Bismillahirrahmanirrahiim...

Assalamu'alaikum wr.wb.

Saat di kantin. Ngobrol dengan teman-teman guru yang kebetulan mereka adalah ibu-ibu muda. Ucapan ibu yang anaknya laki-laki semua:

"Kadang saya berpikir, nanti kalau saya sudah tua siapa ya yang akan nyebokin saya, mandiin saya dan ngerawat saya. Kalau dapat mantu yang baik, Alhamdulillah... tapi kalo dapat mantu yang jutek... hhhhhh"

Beda lagi dengan ucapan yang anaknya perempuan semua :

"Masih bersyukur anakmu laki-laki. Sampai kapan pun anakmu akan tetap menjadi milikmu. Tapi kalau saya, kalau saya butuh sesuatu saya harus mengalah jika suaminya tidak setuju. Dan lagi saat besar nanti tak ada yang melindingi kami dan menggendong kami disaat kami sudah lemah untuk berjalan."

Subhanallah, begitulah pikiran seorang ibu. Sudah sampai sebegitu jauhnya mereka berpikir tentang anaknya. Ke khawatiran ibu-ibu muda diatas sangatlah wajar dan manusiawi sekali.Karena saya pun sempat terlintas seperti itu. Apalagi saat saya baru saja menonton film kartun Al qomah sahabat Rasulullah yang sulit sekali meninggal hanya karena menyakiti hati ibunya. yang terlintas di pikiran saya, "Apakah anak saya akan lebih memilih istrinya dibanding saya seperti Al Qomah?"

Tapi saya yakin jika Allah menciptakan sesuatu itu tidak ada yang sia-sia. Termasuk anak yang diberikan kepada kita. Dibelakang sana Allah pasti punya banyak rencana baik untuk kita dari apa yang sudah Allah berikan ke kita.

Syukuri nikmat yang Allah berikan insya Allah akan Allah tambah nikmat kita. Itu sudah janji Allah dalam Al Qur'an.

Nah para ibu-ibu muda, jika kita selalu berpikiran positif kepada Allah, kenapa kita tidak rubah ke khawatiran kita dengan doa :

"Ya Allah, Jadikan saya dan pak suami, orangtua yang tidak menyusahkan anak dan cucu kami. Jadikan kami orangtua yang mampu memndidik anak-anak kami sesuai dengan keinginan-Mu, ya Allah. "

Mungkin hal tersebut akan menenangkan hati kita menjalani hidup ini dalam mendidik anak kita.

Tidak ada yang mampu merubah takdir di dunia ini kecuali doa dan usaha kita sendiri.

Ayo, pandai-pandai kita memilih.. Kita akan menjadi orangtua yang hendak mengeluh atau berdoa yang baik untuk masa depan kita sendiri? Hmmm... pilih yang mana ya?

Semoga Allah selalu bersama orang-orang yang mau memperbaiki diri. Amin


Read More

Nina Bobo ala Betawi

Thursday, December 10, 2009

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum wr.wb.
Pernah dengar lagu ini?

Indung indung kepala lindung
hujan di udik disini mendung
anak siapa pakai kerudung (sarung)*
mata melirik kaki kesandung

Ayun ayun Siti Aisyah (Muhammad Musa)*
mandi di kali rambutnya basah
tidak sembahyang tidak puasa
didalam kubur Allah yang siksa

Yang goyang kursi goyang
beduk subuh hampir siang
bangunkan ibu suruh sembahyang
jadi lah anak yang disayang

La haula wala kuwata
mata melihat seperti buta
tiada daya tiada upaya
melainkan Allah yang maha esa

tanda * untuk anak laki-laki

Jika kita mengenal lagu Nina Bobo untuk menidurkan anak kita, tidak demikian dengan orangtuaku. Lagu diatas sering beliau nyanyikan jika aku sedang berleyeh-leyeh (bermanja-manja) diatas kasur saat aku masih kecil. Mungkin bagi sebagian besar orang jaman dulu (jadul) atau orang betawi asli lagu ini sangat familiar.

Lagu ini awalnya hanya sekedar pantun dan pantun itu sudah menjadi tradisi orang betawi. Hanya saja kretifitas orang jadul pantun ini di dendangkan sehingga enak di dengar untuk lagu tidur buat anak-anak.

Sekali pun ini lagu jadul, tapi aku sangat menyukainya. Lagu ini sangat bermakna. Dan mudah sekali untuk diingat. Karena lagu ini secara tidak langsung mengajarkan anak-anak tentang sholat dan ke Esa-an Allah S.W.T.

Dulu disaat anakku masih dalam kandungan, aku memang berencana untuk memilih lagu nuansa islami untuklagu nina bobo anakku. Awalnya aku memilih lagu Tombo Ati-nya Opick. Tapi berhubung aku ga hapal-hapal, terutama yang bahasa jawanya, aku delete dari rencana. Dan entah kenapa saat anakku lahir, tiba-tiba aku teringat lagu diatas.

Mulailah sejak saat itu lagu diatas menjadi lagu nina bobo buat anakku. Dan Fikri (anakku) biasanya akan merasa nyaman dengan lagu tersebut. Hingga akhirnya terlelap.

Tidak ada salahnya kan kita membudayakan tradisi orangtua kita selama tradisi itu baik untuk anak cucu kita dan tidak melenceng dari ajaran agama yang kita anut. Banyak plus plusnya kok. Selain mengajar kebaikan, kita juga melestarikan budaya kita sendiri kan.

Nah... Para bapak atau Ibu... tradisi baik apa ya yang sudah kita lakukan?

Semoga Allah selalu bersama orang-orang yang berniat baik. Aamiin.

Read More

Maaf dan Terima Kasih

Monday, November 3, 2008

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sejak dulu aku ingin sekali membahas 2 kata yang untuk kebanyakan orang malas diucapkan. Dua kata tersebut adalah Maaf dan Terima Kasih. Bahkan 2 orang terdekatku pun enggan mengucapkan 2 kata itu. Meskipun ia tahu dirinya salah ataupun baru mendapatkan sesuatu.

taken by http://yolosoenjoy.blogspot.co.id

Padahal jika kita mau menelaah, 2 kata tersebut adalah kata yang paling ampuh untuk meluluhkan hati Allah. Allah sang pencipta dan yang menguasai kita. Yang mampu membalikkan dunia hanya dengan menjentikkan jari-Nya. Jangankan Allah, kita yang manusia biasa saja senang sekali jika ada yang berterima kasih ataupun minta maaf kepada kita. Ada perasaan bangga dan bahkan hati kita luluh mendengar 2 kata tersebut. Kecuali orang-orang yang berhati keras ya... wallahualam..

Allah bahkan menjanjikan, "Semakin kau bersyukur kepadaku, maka semakin Ku tambah nikmatmu" (Qs Ibrahim : 7) dan "Mohon ampunlah kau kepada-Ku" (ini ada hampir di setiap surat).
Tapi herannya, kenapa kita enggan sekali untuk mengucapkan 2 kata tersebut ya? Baik itu terhadap Allah ataupun kepada sesama kita.

Gengsi, alasan yang paling banyak diucapkan untuk pertanyaan diatas. Malah ada loh yang bilang sama aku, "Kalo aku minta maaf atau ngucapin terima kasih, aku nggak ada wibawanya"... waduh... sebegitu rendah kah untuk mengungkapkan kata-kata tersebut? Apalagi jika orang yang patut menerima 2 kata tersebut dari segi sosial ada dibawah kita.

Sungguh kasihan sebenarnya orang-orang yang beranggapan seperti itu. Mereka menyia-nyiakan ladang pahala dengan 2 kata tersebut. Aku bersyukur bekerja dilingkungan yang selalu menebarkan 2 kata tersebut, jadi aku terbiasa untuk mengucapkan hal itu tanpa diminta. Bahkan di tempat kerjaku tidak ada batasan yang tua ataupun yang muda, siapapun yang berbuat salah ia akan mengucapkan kata Maaf dan setiap kita mendapatkan sesuatu biasakan dengan ucapan terima Kasih.

Bagaimana dengan kalian? sudah terbiasakah mengucapkan 2 kata tersebut? Yuk, biasakan dari sekarang. Remember the target, make Allah smile. Semoga Allah selalu bersama orang-orang yang mau mencari hidayah. Aamiin.
Wassalam


Read More