Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum w.w.
Dua tahun yang lalu saya masih ingat benar, dimana saya memeriksakan Adek Fi ke dokter. Lalu Adek Fi minta disusui. Di ruang menyusui itu ada seorang ibu yang terlihat panik, karena adek bayinya menangis terus, nggak mau mengisap susunya. Melihat cucunya (saat itu si ibu bayi didampingi oleh ibunya) menangis terus menerus, sang nenek berlari ke ruang dokter anak. Memang saat itu kami sedang mengantri di ruang tunggu poli anak.
Taklama kemudian, ibu dokter datang. Beliau membetulkan posisi bayi agar dapat menyusu dengan nyaman. Saya yang saat itu sedang menyusui Adek Fi, ikut memperhatikan. Iya, walau anak ketiga, jarak Adek Fi dan Abang Fi kan 10 tahun, wajar lah kalau lupa. Akhirnya bu dokter pun bagaikan super hero yang mampu menenangkan tangis si bayi dan kepanikan sang ibu juga nenek. Bayinya langsung tenang begitu bu dokter membenarkan posisinya.
Si Ibu setengah berair matanya mengucapkan terima kasih sekali kepada Bu dokter. Soalnya selama 7 hari menyusui, anaknya selalu saja menangis. Dan baru kali ini dia merasakan air susunya terasa mengalir deras karena sedotan bayinya.
Bu dokter pun menjelaskan beberapa cara yang benar dalam melakukan pelekatan yang tepat saat menyusui. Menurut Bu Dokter,
Pelekatan yang kurang tepat dapat membuat payudara Ibu iritasi dan terluka. Hal ini membuat bayi tidak nyaman dan terluka. Jika tidak segera diatasi, hal ini bisa menggagalkan proses pemberian ASI eksklusif.
Berikut cara-cara Bu dokter memberikan pengarahan. (ini kesimpulan yang saya lihat dari praktek bu dokter dan si adek ya) :
1. Tenangkan pikiran dan hati kita. Jangan panik atau tergesa-gesa. Buang jauh-jauh target harus ini dan itu. Kalau perlu sambil berdzikir bagi yang muslim dan berdoa, "Ya Allah, kenyangkan anakku dan perbanyak air susuku." (doanya bisa juga kok dipakai bagi yang non muslim).
2. Posisikan telinga, tangan dan kaki bayi dalam keadaan lurus.
|
photo taken by one dokter |
3. Pegang tubuh bayi mendekati kita, hingga sikunya menghadap ke kita. Pastikan perut dan dada bayi menempel ke perut kita.
4. Berikan ransangan kepada bayi menggunakan puting untuk menyentuh mulut, bibir dan dagunya.
|
photo taken by alodokter.com |
5. Usahakan agar ujung hidung bayi bersebrangan dengan puting kita.
6. Setelahnya kepala bayi akan mendongak secara alami dan mulutnya terbuka lebar.
|
photo taken by abc.net.au |
7. Arahkan puting kita ke bagian atas mulut bayi dan menjauhi bagian bawah bibirnya.
|
photo taken by alodokter.com |
8. Dekatkan bayi ke payudara kita dan bukan sebaliknya.
9. Buat dagu bayi menempel pada payudara kita. Bibir bawahnya terputar keluar. Isapan terasa dalam dan tidak bersuara.
|
photo taken by alodokter.com |
10. Bayi akan mengisap dengan cepat untuk merangsang ASI keluar. Isapan kemudian melambat ketika ASI keluar.
Pada saat menyusui pastikan pelekatannya mulut bayi ke payudara kita itu tepat dan ini
harus diperhatikan dengan baik.
- Pelekatan yang tepat : adalah mulut bayi terbuka lebar dan menutupi hampir sebagian besar areola.
- Pelekatan yang tidak tepat adalah mulut bayi tidak terbuka lebar dan tidak menutupi aerola. Atau bibir bawahnya terlipat dan mulutnya tidak menutupi aerola.
|
photo taken by edukita.com |
Jika kita merasa ada sesuatu yang terjepit saat menyusui, coba masukkan jari kelingking ke dalam mulut bayi agar ia menghentikan isapannya. Setelah itu, baru lanjutkan kembali proses menyusui.
Nah, itu tips dari Bu Dokter yang saya rangkum. Jadi teman-teman, janganlah kita tergesa-gesa memvonis diri kita bahwa ASI kita kurang. Terus berlatih saat baru melahirkan untuk mencari posisi yang tepat dalam menyusui. Terutama saat masih di Rumah Sakit. Banyaklah bertanya kepada dokter anak dan suster yang kontrol atau menjaga adek bayi. Insya AllahSemoga tulisan ini bermanfaat bagi semua yaa ^_^
Wassalam
Read More