Nina Bobo ala Betawi

Thursday, December 10, 2009

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum wr.wb.
Pernah dengar lagu ini?

Indung indung kepala lindung
hujan di udik disini mendung
anak siapa pakai kerudung (sarung)*
mata melirik kaki kesandung

Ayun ayun Siti Aisyah (Muhammad Musa)*
mandi di kali rambutnya basah
tidak sembahyang tidak puasa
didalam kubur Allah yang siksa

Yang goyang kursi goyang
beduk subuh hampir siang
bangunkan ibu suruh sembahyang
jadi lah anak yang disayang

La haula wala kuwata
mata melihat seperti buta
tiada daya tiada upaya
melainkan Allah yang maha esa

tanda * untuk anak laki-laki

Jika kita mengenal lagu Nina Bobo untuk menidurkan anak kita, tidak demikian dengan orangtuaku. Lagu diatas sering beliau nyanyikan jika aku sedang berleyeh-leyeh (bermanja-manja) diatas kasur saat aku masih kecil. Mungkin bagi sebagian besar orang jaman dulu (jadul) atau orang betawi asli lagu ini sangat familiar.

Lagu ini awalnya hanya sekedar pantun dan pantun itu sudah menjadi tradisi orang betawi. Hanya saja kretifitas orang jadul pantun ini di dendangkan sehingga enak di dengar untuk lagu tidur buat anak-anak.

Sekali pun ini lagu jadul, tapi aku sangat menyukainya. Lagu ini sangat bermakna. Dan mudah sekali untuk diingat. Karena lagu ini secara tidak langsung mengajarkan anak-anak tentang sholat dan ke Esa-an Allah S.W.T.

Dulu disaat anakku masih dalam kandungan, aku memang berencana untuk memilih lagu nuansa islami untuklagu nina bobo anakku. Awalnya aku memilih lagu Tombo Ati-nya Opick. Tapi berhubung aku ga hapal-hapal, terutama yang bahasa jawanya, aku delete dari rencana. Dan entah kenapa saat anakku lahir, tiba-tiba aku teringat lagu diatas.

Mulailah sejak saat itu lagu diatas menjadi lagu nina bobo buat anakku. Dan Fikri (anakku) biasanya akan merasa nyaman dengan lagu tersebut. Hingga akhirnya terlelap.

Tidak ada salahnya kan kita membudayakan tradisi orangtua kita selama tradisi itu baik untuk anak cucu kita dan tidak melenceng dari ajaran agama yang kita anut. Banyak plus plusnya kok. Selain mengajar kebaikan, kita juga melestarikan budaya kita sendiri kan.

Nah... Para bapak atau Ibu... tradisi baik apa ya yang sudah kita lakukan?

Semoga Allah selalu bersama orang-orang yang berniat baik. Aamiin.

Read More

Maaf dan Terima Kasih

Monday, November 3, 2008

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sejak dulu aku ingin sekali membahas 2 kata yang untuk kebanyakan orang malas diucapkan. Dua kata tersebut adalah Maaf dan Terima Kasih. Bahkan 2 orang terdekatku pun enggan mengucapkan 2 kata itu. Meskipun ia tahu dirinya salah ataupun baru mendapatkan sesuatu.

taken by http://yolosoenjoy.blogspot.co.id

Padahal jika kita mau menelaah, 2 kata tersebut adalah kata yang paling ampuh untuk meluluhkan hati Allah. Allah sang pencipta dan yang menguasai kita. Yang mampu membalikkan dunia hanya dengan menjentikkan jari-Nya. Jangankan Allah, kita yang manusia biasa saja senang sekali jika ada yang berterima kasih ataupun minta maaf kepada kita. Ada perasaan bangga dan bahkan hati kita luluh mendengar 2 kata tersebut. Kecuali orang-orang yang berhati keras ya... wallahualam..

Allah bahkan menjanjikan, "Semakin kau bersyukur kepadaku, maka semakin Ku tambah nikmatmu" (Qs Ibrahim : 7) dan "Mohon ampunlah kau kepada-Ku" (ini ada hampir di setiap surat).
Tapi herannya, kenapa kita enggan sekali untuk mengucapkan 2 kata tersebut ya? Baik itu terhadap Allah ataupun kepada sesama kita.

Gengsi, alasan yang paling banyak diucapkan untuk pertanyaan diatas. Malah ada loh yang bilang sama aku, "Kalo aku minta maaf atau ngucapin terima kasih, aku nggak ada wibawanya"... waduh... sebegitu rendah kah untuk mengungkapkan kata-kata tersebut? Apalagi jika orang yang patut menerima 2 kata tersebut dari segi sosial ada dibawah kita.

Sungguh kasihan sebenarnya orang-orang yang beranggapan seperti itu. Mereka menyia-nyiakan ladang pahala dengan 2 kata tersebut. Aku bersyukur bekerja dilingkungan yang selalu menebarkan 2 kata tersebut, jadi aku terbiasa untuk mengucapkan hal itu tanpa diminta. Bahkan di tempat kerjaku tidak ada batasan yang tua ataupun yang muda, siapapun yang berbuat salah ia akan mengucapkan kata Maaf dan setiap kita mendapatkan sesuatu biasakan dengan ucapan terima Kasih.

Bagaimana dengan kalian? sudah terbiasakah mengucapkan 2 kata tersebut? Yuk, biasakan dari sekarang. Remember the target, make Allah smile. Semoga Allah selalu bersama orang-orang yang mau mencari hidayah. Aamiin.
Wassalam


Read More

He/She is not my type

Monday, October 20, 2008



Bismillahirrahmaanirrahiim...

Assalamu'alaikum wr.wb.

"He/She is not my type." begitu biasanya temenku yang belum nikah menjawab, jika aku bertanya,"Kenapa sih nggak terima aja si Fulan? Dia kan orang-baik-baik dan sholeh/ah."

Itu the most popular answer for single person, tapi itu juga jawaban yang sangat aku tidak sukai... Memang sih dalam Islam ada pilihan untuk mencari jodoh.
  1. Agamanya
  2. Keturunannya
  3. Hartanya dan
  4. Rupanya (cantik/ganteng) 
dan saran dari Rasulullah, 
"hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu" (HR. Muslim)

Tapi kebanyakan dari mereka yang menjawab,"He/She is not my type" itu bukan melihat dari agamanya, lebih kepada harta, keturunan dan rupanya. Sedikit sekali yang karena agamanya.

Aku jadi teringat dengan obrolanku sama almarhumah mamaku..

Read More

Si Buta

Thursday, September 18, 2008

www.adeufi.com


Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum wr.wb.

Hmm, bulan Ramadhan ini aku banyak sekali mendapat pelajaran yang Allah berikan. Salah satunya dengan sakitku hari ini. Hari ini saat posting cerita ini aku dapat musibah sakit mata. Subhanallah, rasanya tak enak. Kalau sedang sujud semua sakit menumpuk dimataku dan nggak enak rasanya.

Read More

Siapkah Kita Menerima Kritikan?

Thursday, August 7, 2008

Bismillahirrahmaanirrahiim...
Assalamu'alaikum wr. wb.

Tiga hari yang lalu aku ditelepon atasanku. Beliau mengabarkan bahwa ada orangtua murid yang complain dengan cara mengajarku. Orangtua murid itu bilang, bahwa semenjak dipegang oleh bu ade nilai komputernya turun, sedangkan waktu anaknya di kelas 1 - 3 nilai komputernya aman-aman saja. Beliau minta agar anaknya diperhatikan benar-benar samapai bisa.


Hatiku sakit dan aku marah. Menurutku kritikan yang disampaikan tidak benar. Nilai anaknya memang turun saat dikelas 4, tapi waktu dikelas 4 bukan aku yang ngajar, melainkan partnerku. Aku pegang anaknya saat di kelas 3 dan kelas 5. Nilainya baik semua, kecuali kelas 5 nilainya memang turun. Itu pun tidak jauh, yaitu dari 85 menjadi 72.

Karena ketidakbenaran tersebut, aku gerutu sepanjang hari. Konsentrasi mengajarku berantakan. Yang ada dalam pikiranku,"Apa salahku sih? Kok tega-teganya beliau mengadu hal nggak bener ke atasanku. Padahal selama ini, didepanku beliau baik2 saja.."

Read More