Siang semuaaa.
Setiap pagi, saat saya berangkat kerja, jalan yang saya lalui pasti melewati RUANG TAMU ALLAH. Nggak lama perjalanannya. Kurang lebih 100 meter (soalnya nggak bawa meteran dan nggak sempet ngitungin jaraknya). Setiap kali melewatinya, mata ini seolah tersihir untuk selalu melihat kesana. Pemandangan, yang menurut saya, adalah pemandangan terindah sepanjang usia saya.
Sepi... tenang... harum dengan aroma kambojanya penuh dengan warna kesukaanku. Coklat.
Manusia menamai tempat tersebut dengan julukan KUBURAN. Berasal dari kata KUBUR yang berarti menaruh/menanam/ menyimpan sesuatu dalam gudukan baik itu dari tanah, sampah atau yang lainnya. tapi saya lebih suka dengan istilah kata RUANG TAMU ALLAH. Karena memang ditempat itulah kita disuruh menunggu sampai terompet sangkakala ditiupkan dan insya Allah kita bisa dipertemukan oleh Allah.
Mungkin sebagian orang bilang saya aneh, kuburan koq dibilang pemandangan indah (enaknya memang kalau dilihat pagi hari, kalau malam nggak kelihatan apa-apa). Ya, memang indah. Saya (secara pribadi) bisa intropeksi diri akan apa yang telah saya ulakukan di dunia ini. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari otak saya saat memandang tempat itu.
1. Sudah siapkah kita untuk menghadap Allah saat nama kita dipanggil oleh-Nya?
2. Siapa yang akan menyambut kita? wajah dengan penuh senyum kah? atau wajah bermuka masam dengan segala macam alat siksa ditangannya?
3. Dan Siapa yang akan mengantar kita? Orang-orang dengan penuh dzikir dibibirnya atau tak seorang pun mau mengangkat mayit kita?
4. Bagaimana dengan orang-orang yang akan kita tinggalkan? Menangis sedih dan haru atas kepergian kita atau berucap syukur Alhamdulillah atas kepergian kita?
Guys, pernahkah kita berpikir kesana? Pernahkah kita berpikir apa yang harus kita persiapkan untuk menghadapnya?
Selama ini kita sibuk bekerja mencari harta, namun apakah semua itu kita bawa kedalam kubur? jawabannya hanya 1 : TIDAK.
Hanya selembar kain kafan dan beberapa papan kayu yang menemani kita. Kita juga selalu berpakaian rapih dan harum serta penuh dengan laporan-laporan yang pastinya membanggakan saat kita hendak menghadap atasan kita. Tapi bagaimana dengan ibadah kita? sudah mampu kah membuat Allah tersenyum?
Bahagia sekali bagi mereka yang memang sudah mempersiapkannya. Bagi yang belum, termasuk saya, ayo masih ada waktu untuk mecapai target "Allah tersenyum pada kita". Karena dengan target tersebutlah yang mampu menyelamatkan kita dunia maupun akhirat. Aamiin.
Itu saja yang ingin saya sharing kepada kalian. Hari yang indah, semoga tulisan ini bermanfaat buat semua. Aamiin.
ditulis pada hari senin, 9 Juni 2008 pukul 12.09
Wassalam