Bismillahirrahminrrahiim
Assalamu'alaikum wr.wb.
Mama kasih kamu duit 20rb sebulan. Cukup nggak cukup itu uang jajan kamu selama sebulan. Mama nggak akan kasih lagi.
Jeng jeng... itu perintah almarhumah mama, sakti banget loooh.
Sejak SMA saya diminta mama untuk mengatur uang yang diberikan mama selama sebulan. Awalnya saya menganggap hal tersebut adalah siksaan buat saya.
Sementara teman-teman lain dengan enaknya minta ke ortu kalau uang jajan mereka habis, sedangkan mama saya nggak mau tau kalau sudah habis. Boro-boro minta ditambahin, ngeliat wajah mama saja, saya nggak berani bilang kalau uang jajan yg dikasih itu habis. Bukannya mama saya kejam, saya males aja. Karena ngebayangin interview auditor dari mama itu loh yang susah untuk dilewati. Pasti adaaaa aja yang bisa buat beliau berceramah tentag keborosan saya. Dan itu berlaku sampai saya kuliah. Mama hanya memberikan uang secukupnya.
Kesiksa? Bangeeeet..
Untuk masa-masa remaja begitu, biasanya masih masuk masa dimana kita saling pamer branded. Mulai dari sepatu, tas dan printilan-printila lainnya. Jajan di restoran gaul serta masih banyak lagi yang lainnya. Kalau saya memang nggak akan tergiur sama barang-barang branded, tapi jangan coba-coba menggoda saya dengan makan di restoran. Bisa habis ludes duit jajan sebulan. Dan menjadi siksaan buat saya karena dompet menipis, sedangkan suntikan dana masih jauh tanggalnya. ^_^
Efeknya, mau tidak mau, saya mulai mengatur keuangan saya sendiri sejak berlakunya uang bulanan tersebut. Awalnya saya seperti anak-anak lainnya, begitu pegang uang besar langsung deh menghambur-hamburkan kemana saja saya suka. Dan hanya berlangsung 1 - 2 minggu saja. selebihnya saya benar-benar harus irit seirit-iritnya.
Seperti yang saya tulis sebelumnya, jika uang jajan saya menipis saya enggan minta ke mama. Jadi ya mau nggak mau saya putar otak untuk menghemat sehemat-hematnya. Alasan lain yang membuat saya enggan untuk meminta uang tambahan, karena mama selalu terbuka dengan penghasilan yang papa dapat. Mulai dari memperlihatkan amplop gaji (jaman dulu nggak ada transfer gaji. Dan di amplopnya itu ada rincian tunjangan dan potongan pada gaji papa) hingga bonus-bonus apa yang papa dapat. Jadi kalaupun saya minta, saya sudah tau jawabannya apa.
Mungkin sudah takdirnya seorang wanita menjadi direktur keuangan di rumah tangganya sendiri. Jadi saya sudah membayangkan bagaimana pusingnya almarhumah mama dalam mengatur keuangan.
Akhirnya saya ubah pola mengatur uang jajan saya. Saya berhemat-hemat diawal dan uang jajan baru saya hambur-hamburkan 1 minggu sebelum tanggal saya diberikan lagi uang jajan. Dan berhasiiil.. dengan cara itu hidup saya lebih tentram sedikit. Walaupun kalau kita pikir-pikir sama saja. Hanya memindahkan waktunya saja. Namun dengan pola yan kedua ini saya justru bisa menabung.
Untuk sebagian orang didikan almarhumah mama tersebut terlihat aneh. Banyak ketakukannya, takut nggak cukup, takut nggak bisa ngatur uang, takut boros dan saat habis nggak tega kalau nggak ngasih. Tapi ternyata didikan almarhumah mama tersebut justru melatih anak mampu melewati zona Midle Trap. Apa sih Midle Trap itu?
Read More