Hampir sebagain besar penginapan di Singapura menyewakan dengan harga tinggi. Namun banyaknya pelancong yang mamapir ke negeri tersebut, maka sekarang ramai orang membuat penginapan budget berupa hostel. Salah satunya Mitraa Inn Singapore. Kali ini saya mau review Mitraa Inn Singapore, Seperti apa? Silakan baca!
Read More
Traveling
Family
,
Traveling
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum w.w.
Hai temans,
Jika kita membaca kalimat "traveling bersama anak", pasti yang terbayang diotak kita adalah ribet, capek, rempong, nggak santai, dll.
Kata-kata itu juga yg muncul dibenak saya, ketika pertama kali merencanakan traveling bersama anak.
Biasanya untuk mengatasi semua keribetan itu saya membawa Pak Suami. Kalau ada Pak Suami, hati tenang, karena ada bala bantuan yang dapat dihandalkan. Minimal menggendong Adek Fi.
Tetapi 3 hari setelah lebaran Idul Adha 2018 ini, saya mencoba menghempaskan kata-kata ribet dan teman-temannya saat traveling bersama anak.
Saya meyakinkan diri bahwa saya bisa jalan-jalan bersama Duo Fi tanpa Pak Suami yang mendampingi.
Alhamdulillah tepat tgl 25 Agustus kemarin, saya bersama teman-teman dari Blogger Depok City (BDC) mencoba ngebolang ke negeri tetangga, yaitu Singapura. Saya mengajak Duo Fi ikut serta kesana.
Kebetulan saya sudah paham kondisi di Singapura karena saya pernah 2x kesana. Jadi persiapan traveling sudah sangat matang. Selain itu saya juga sudah terbayang apa saja yang harus saya siapkan untuk selama perjalanan bersama Duo Fi ini.
Read More
Travel Bersama Anak 1 : First Flight
Saturday, September 8, 2018
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum w.w.
Hai temans,
Jika kita membaca kalimat "traveling bersama anak", pasti yang terbayang diotak kita adalah ribet, capek, rempong, nggak santai, dll.
Kata-kata itu juga yg muncul dibenak saya, ketika pertama kali merencanakan traveling bersama anak.
Biasanya untuk mengatasi semua keribetan itu saya membawa Pak Suami. Kalau ada Pak Suami, hati tenang, karena ada bala bantuan yang dapat dihandalkan. Minimal menggendong Adek Fi.
Tetapi 3 hari setelah lebaran Idul Adha 2018 ini, saya mencoba menghempaskan kata-kata ribet dan teman-temannya saat traveling bersama anak.
Saya meyakinkan diri bahwa saya bisa jalan-jalan bersama Duo Fi tanpa Pak Suami yang mendampingi.
Alhamdulillah tepat tgl 25 Agustus kemarin, saya bersama teman-teman dari Blogger Depok City (BDC) mencoba ngebolang ke negeri tetangga, yaitu Singapura. Saya mengajak Duo Fi ikut serta kesana.
Kebetulan saya sudah paham kondisi di Singapura karena saya pernah 2x kesana. Jadi persiapan traveling sudah sangat matang. Selain itu saya juga sudah terbayang apa saja yang harus saya siapkan untuk selama perjalanan bersama Duo Fi ini.
Family
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum w.w.
Hai temans,
Beberapa hari yang lalu, umat muslim merayakan Hari Raya besar kedua setelah Hari Raya Iedul Fitri. Yes, kita merayakan Hari Raya Iedul Adha. Hari Raya dimana Allah melihat keikhlasan hambaNya untuk berbagi daging kurban sesuai syariat Islam.
Kali ini saya tidak akan membahas tentang hewan kurban. Dan saya juga tidak akan membahas kuliner khas lebaran, karena sebelumnya saya pernah bahas tentang sayur babanci, sebagai makanan khas orang Betawi di Hari Raya. Kini saatnya saya membahas tentang baju muslim, khususnya baju muslim pria atau Baju Koko.
Read More
Macam-Macam Baju Muslim Pria (Baju Koko) di Indonesia
Sunday, August 26, 2018
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum w.w.
Hai temans,
Beberapa hari yang lalu, umat muslim merayakan Hari Raya besar kedua setelah Hari Raya Iedul Fitri. Yes, kita merayakan Hari Raya Iedul Adha. Hari Raya dimana Allah melihat keikhlasan hambaNya untuk berbagi daging kurban sesuai syariat Islam.
Kali ini saya tidak akan membahas tentang hewan kurban. Dan saya juga tidak akan membahas kuliner khas lebaran, karena sebelumnya saya pernah bahas tentang sayur babanci, sebagai makanan khas orang Betawi di Hari Raya. Kini saatnya saya membahas tentang baju muslim, khususnya baju muslim pria atau Baju Koko.
Acara
,
Food
Read More
Workshop Food Photography dengan Smartphone
Saturday, August 25, 2018
Bismillahirramanirrahiim
Assalamu’alaikum w.w.
Setiap kali saya datang ke acara blogger gathering, saya melihat teman-teman sudah sibuk menggantungkan kamera dilehernya. Mereka sudah layaknya wartawan profesional, jeprat jepret saat acara. Sedangkan saya? Hmm..
Yes, saya masih menggunakan smartphone sebagai media dokumentasi saya. Bukan saya nggak punya kamera digital, di rumah ada kok kamera. Entah kenapa, saya masih merasa nyaman menggunakan smartphone. Makanya saya selalu berusaha mencari pelatihan-pelatihan food photography dengan menggunakan smartphone.
Alhamdulillah saya dapat undangan dari Food ID untuk mengikuti pelatihan CAPTURING GOOD PHOTOS WITH SMARTPHONE. Wah kebetulan banget nih yang difokuskan oleh Food ID adalah pelatihan mengambil gambar makanan. Saya pun langsung tanpa ba bi bu menyetujui untuk ikut pelatihan tersebut.
Kehebohan Sebelum Workshop Food Photography
Saya sedikit berlari tegesa-gesa memasuki gedung Pasific century place (PCP) di daerah Sudirman, karena waktu sudah menunjukkan pukul 10.10. Ini bukan efek saya bangun kesiangan, melainkan saya diajak tamasya oleh driver ojek online.
“Jangan lupa besok acaranya jam 10 ya, Mba” chat Mas Ricky, dari Food ID di whatsapp pribadi saya. Saya memang membiasakan diri untuk berangkat 2 jam sebelum acara dimulai. Walaupun teman-teman ada yang komentar “kepagian”, buat saya nggak masalah, daripada telat.
Jika saya datang lebih awal saya bisa beradaptasi dengan tempat acara dan agak lebih santai. Namun siapa yang menyangka saya dapat kejadian seperti ini. Saya sudah tiba di stasiun Sudirman jam 9.00. Menurut tarif aplikasi transportasi online, dari stasiun Sudirman harganya lebih murah. Itu berarti jarak lebih dekat. Makanya saya memilih turun di stasiun Sudirman.
Begitu ojek oline pesanan saya tiba, driver ojolnya langsung bertanya, “Ibu tau tempatnya?”
“Nggak, Bang, Abang tahu kan?” Saya balik bertanya.
“Nggak, Bu. Kita pakai map saja ya. Bu” saran dari Pak driver yang langsung saya iyakan. Saya pun membuka google map juga buat memastikan. Namun, drivernya jalan semau dia aja. Saya bilang belok kanan, sesuai map, dia bilang lurus. Saya bilang lurus, dia ngeyel ke kanan. Jadilah saya diajak bertamasya ria keliling jalan protokol.
Sudah feeling bakalan telat saya langsung whatsapp Mas Ricky 10 menit sebelum acara. Alhamdulillah, Mas Ricky bilang belum mulai, masih nunggu yang lain.
Setibanya saya di gedung PSP, masalah datang lagi. Saya dipandu untuk ke resipsionis menukarkan KTP dengan kartu visitor. Fungsi kartu visitor selain sebagai tanda pengenal, digunakan juga untuk mentap pintu masuk ke dalam gedung tujuan. Kebetulan saya ke lantai 29.
Saya pikir liftnya sama dengan gedung-gedung di mal-mal gitu. Yang kalau kita masuk ada nomor lantai yang dituju. Begitu saya masuk lift, saya kebingungan. Karena nggak ada tombol nomor satupun. Dan di dinding pintu lift juga nggak ada lampu indikator yang bertuliskan angka lantai yang dicapai lift.
Asli saya seperti orang norak yang kebingungan mencari lampu indikator lantai lift. Sedang bingung mencari, tiba-tiba pintu lift terbuka. Dan disitulah saya baru melihat lampu indikator lantai lift. Dia disis yang terjepit oleh lift. Pantes saja saya ga lihat.
Saya lihat angka yang ditulis hanya sampai angka 20. “lah, saya lantai 29. Trus 9 lantai saya harus naik tangga?”
Akhirnya saya beranikan diri bertanya kepada mas-mas yang turun dilaintai 20.
“Mas, ini Cuma sampai lantai 20 ya?”
“Memang ibu mau ke lantai berapa?”
“29”
“Loh, ini lampu indikatornya cuma sampai lantai 20, Bu. Ibu tadi nggak ngetap kartu ibu ya?”
Tanya mas-mas yang saya lupa nanya namanya itu, seraya menunjuk kartu visitor saya. Saya hanya menggelengkan kepala menjawab pertanyaan tersebut.
“Ooo.. ibu turun lagi ikut lift ini, lalu ibu tap dulu kartunya di depan pintu lif. Nanti ibu naik liftnya sesuai dengan huruf yang tertera di layar tap kartu ibu.”
Oalaaah.. dah kayak di hotel-hotel ya.
Ok, sah deh saya telat hari itu, karena ketidaktahuan saya dengan kondisi tempat pelatihan.
Workshop Food Photography
Setibanya di lantai 29, saya tidak langsung disambut sama Mas Ricky. Saya harus registrasi dulu dengan cara digital. Saya registrasi dengan menggunakan tablet.
Selepas registrasi, saya baru disambut oleh Mas Ricky dan dipandu ke ruangan meeting. Rupanya disana sudah banyak mbak-mbak blogger cantik yang menunggu. Dan yang telat bukan saya saja, masih ada 3 orang lagi yang telat.
Acara pelatihan pun dimulai. Mas Bona sebagai instrukturnya mulai memaparkan materi pelatihan. Mas Bona ini adalah photographernya Food ID untuk makanan. Beliau bilang, memang ada beberapa foto beliau yang menggunakan kamera, namun beliau lebih banyak menggunakan smartphone. Karena kadang banyak moment-moment yang harus dia foto disaat ia tidak membawa kamera.
Mas Bona intruktur workshop |
Mas Bona menyampaikan bahwa pada dasarnya food photography ini cukup mempelajari 4 hal. Apa saja 4 hal itu? Yuk, kita kupas
Family
,
Kesehatan
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum w.w.
“Ummi nggak ngerti sih perasaan aku gimana?”
Kalimat itu seringkali dilontarkan oleh Abang Fi, jikala ia mengadu tentang teman-teman yang membullynya secara verbal. Sementara Abang Fi bukan type yang berani melawan teman-temannya. Ada 1 hal yang paling ditakuti, jika ia melakukan perlawanan kepada teman-temannya, yaitu kehilangan teman. Duh..
Segala dukungan moril dan nasehat sudah saya berikan kepadanya, tapi tetap saja ada ketakutan dia sama teman-temannya yang suka bicara nggak ngenakin versi Abang Fi. Rasanya saya ingin sekali menghadiri seminar parenting yang membahas masalah psikis anak.
Kebanyakan seminar atau workshop parenting yang saya ikuti itu membahas tentang gizi dan tumbuh kembang anak. Seminar parenting masalah psikis anak hanya saya dapat disaat saya menjadi guru. Dan itu sudah 4 tahun yang lalu. Rindu saya dapat nutrisi parenting soal psikis anak datang kembali.
Masya Allaaah... pucuk dicinta ulam tiba... saya dapat undangan dari Mom Blogger Communitty (MBC) untuk menghadiri acara Halodoc Blogger Gathering yang bertajuk Tips Menjaga Psikis Anak Sejak Dini.
Read More
Cara Menjaga Psikis Anak bersama Halodoc
Wednesday, August 8, 2018
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum w.w.
“Ummi nggak ngerti sih perasaan aku gimana?”
Kalimat itu seringkali dilontarkan oleh Abang Fi, jikala ia mengadu tentang teman-teman yang membullynya secara verbal. Sementara Abang Fi bukan type yang berani melawan teman-temannya. Ada 1 hal yang paling ditakuti, jika ia melakukan perlawanan kepada teman-temannya, yaitu kehilangan teman. Duh..
Segala dukungan moril dan nasehat sudah saya berikan kepadanya, tapi tetap saja ada ketakutan dia sama teman-temannya yang suka bicara nggak ngenakin versi Abang Fi. Rasanya saya ingin sekali menghadiri seminar parenting yang membahas masalah psikis anak.
Kebanyakan seminar atau workshop parenting yang saya ikuti itu membahas tentang gizi dan tumbuh kembang anak. Seminar parenting masalah psikis anak hanya saya dapat disaat saya menjadi guru. Dan itu sudah 4 tahun yang lalu. Rindu saya dapat nutrisi parenting soal psikis anak datang kembali.
Masya Allaaah... pucuk dicinta ulam tiba... saya dapat undangan dari Mom Blogger Communitty (MBC) untuk menghadiri acara Halodoc Blogger Gathering yang bertajuk Tips Menjaga Psikis Anak Sejak Dini.
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)