Ibu, Setiap malam aku duduk dihadapan komputerku hendak menuliskan kata-kata indah untukmu agar bibirmu merentang senyum membacanya. Tapi.... Aku tak sanggup memulai menuliskan kata indah itu. Tak satupun kata indah hadir di benakku untukmu.. Bukan.. Bukan karena kau tak indah... hanya karena kata indah itu tak sebanding dengan segala keindahan yang kau berikan padaku...
Family
Ibu, Setiap malam aku duduk dihadapan komputerku hendak menuliskan kata-kata indah untukmu agar bibirmu merentang senyum membacanya. Tapi.... Aku tak sanggup memulai menuliskan kata indah itu. Tak satupun kata indah hadir di benakku untukmu.. Bukan.. Bukan karena kau tak indah... hanya karena kata indah itu tak sebanding dengan segala keindahan yang kau berikan padaku...
Read More
Maafkan aku, Ibu
Monday, May 24, 2010
Ibu, Setiap malam aku duduk dihadapan komputerku hendak menuliskan kata-kata indah untukmu agar bibirmu merentang senyum membacanya. Tapi.... Aku tak sanggup memulai menuliskan kata indah itu. Tak satupun kata indah hadir di benakku untukmu.. Bukan.. Bukan karena kau tak indah... hanya karena kata indah itu tak sebanding dengan segala keindahan yang kau berikan padaku...
Family
,
Pendidikan
Bismillahirrahmanirrahiim...
Assalamu'alaikum wr. wb.
Membaca judul tulisanku, aku bak seorang pakar psikologi yang hendak menuliskan suatu penelitian… hehehe… tidak kok, aku hanya berusaha sharing dari apa yang aku alami selama ini, sama halnya dengan tulisan-tulisanku sebelumnya.
Aku mecoba mengangkat judul tersebut, karena aku seringkali melihat kepanikan orang-orang, termasuk juga aku, saat salah seorang pakar psikologi memaparkan ilmu mereka. Aku mencoba mengambil 3 contoh dari beberapa teori psikologi yang pernah aku dengar dan membuat panik orang yang mendengarnya.
Read More
Menengahi teori psikologi yang terkadang membuat kita panik.
Monday, February 8, 2010
Bismillahirrahmanirrahiim...
Assalamu'alaikum wr. wb.
Membaca judul tulisanku, aku bak seorang pakar psikologi yang hendak menuliskan suatu penelitian… hehehe… tidak kok, aku hanya berusaha sharing dari apa yang aku alami selama ini, sama halnya dengan tulisan-tulisanku sebelumnya.
Aku mecoba mengangkat judul tersebut, karena aku seringkali melihat kepanikan orang-orang, termasuk juga aku, saat salah seorang pakar psikologi memaparkan ilmu mereka. Aku mencoba mengambil 3 contoh dari beberapa teori psikologi yang pernah aku dengar dan membuat panik orang yang mendengarnya.
Family
,
Opini
,
Pendidikan
Bismillahirrahmanirrahiim...
Assalamu'alaikum wr.wb.
Saat di kantin. Ngobrol dengan teman-teman guru yang kebetulan mereka adalah ibu-ibu muda. Ucapan ibu yang anaknya laki-laki semua:
"Kadang saya berpikir, nanti kalau saya sudah tua siapa ya yang akan nyebokin saya, mandiin saya dan ngerawat saya. Kalau dapat mantu yang baik, Alhamdulillah... tapi kalo dapat mantu yang jutek... hhhhhh"
Beda lagi dengan ucapan yang anaknya perempuan semua :
"Masih bersyukur anakmu laki-laki. Sampai kapan pun anakmu akan tetap menjadi milikmu. Tapi kalau saya, kalau saya butuh sesuatu saya harus mengalah jika suaminya tidak setuju. Dan lagi saat besar nanti tak ada yang melindingi kami dan menggendong kami disaat kami sudah lemah untuk berjalan."
Subhanallah, begitulah pikiran seorang ibu. Sudah sampai sebegitu jauhnya mereka berpikir tentang anaknya. Ke khawatiran ibu-ibu muda diatas sangatlah wajar dan manusiawi sekali.Karena saya pun sempat terlintas seperti itu. Apalagi saat saya baru saja menonton film kartun Al qomah sahabat Rasulullah yang sulit sekali meninggal hanya karena menyakiti hati ibunya. yang terlintas di pikiran saya, "Apakah anak saya akan lebih memilih istrinya dibanding saya seperti Al Qomah?"
Tapi saya yakin jika Allah menciptakan sesuatu itu tidak ada yang sia-sia. Termasuk anak yang diberikan kepada kita. Dibelakang sana Allah pasti punya banyak rencana baik untuk kita dari apa yang sudah Allah berikan ke kita.
Syukuri nikmat yang Allah berikan insya Allah akan Allah tambah nikmat kita. Itu sudah janji Allah dalam Al Qur'an.
Nah para ibu-ibu muda, jika kita selalu berpikiran positif kepada Allah, kenapa kita tidak rubah ke khawatiran kita dengan doa :
"Ya Allah, Jadikan saya dan pak suami, orangtua yang tidak menyusahkan anak dan cucu kami. Jadikan kami orangtua yang mampu memndidik anak-anak kami sesuai dengan keinginan-Mu, ya Allah. "
Mungkin hal tersebut akan menenangkan hati kita menjalani hidup ini dalam mendidik anak kita.
Tidak ada yang mampu merubah takdir di dunia ini kecuali doa dan usaha kita sendiri.
Ayo, pandai-pandai kita memilih.. Kita akan menjadi orangtua yang hendak mengeluh atau berdoa yang baik untuk masa depan kita sendiri? Hmmm... pilih yang mana ya?
Semoga Allah selalu bersama orang-orang yang mau memperbaiki diri. Amin
Read More
Kita orangtua yang mana ya?
Friday, December 11, 2009
Bismillahirrahmanirrahiim...
Assalamu'alaikum wr.wb.
Saat di kantin. Ngobrol dengan teman-teman guru yang kebetulan mereka adalah ibu-ibu muda. Ucapan ibu yang anaknya laki-laki semua:
"Kadang saya berpikir, nanti kalau saya sudah tua siapa ya yang akan nyebokin saya, mandiin saya dan ngerawat saya. Kalau dapat mantu yang baik, Alhamdulillah... tapi kalo dapat mantu yang jutek... hhhhhh"
Beda lagi dengan ucapan yang anaknya perempuan semua :
"Masih bersyukur anakmu laki-laki. Sampai kapan pun anakmu akan tetap menjadi milikmu. Tapi kalau saya, kalau saya butuh sesuatu saya harus mengalah jika suaminya tidak setuju. Dan lagi saat besar nanti tak ada yang melindingi kami dan menggendong kami disaat kami sudah lemah untuk berjalan."
Subhanallah, begitulah pikiran seorang ibu. Sudah sampai sebegitu jauhnya mereka berpikir tentang anaknya. Ke khawatiran ibu-ibu muda diatas sangatlah wajar dan manusiawi sekali.Karena saya pun sempat terlintas seperti itu. Apalagi saat saya baru saja menonton film kartun Al qomah sahabat Rasulullah yang sulit sekali meninggal hanya karena menyakiti hati ibunya. yang terlintas di pikiran saya, "Apakah anak saya akan lebih memilih istrinya dibanding saya seperti Al Qomah?"
Tapi saya yakin jika Allah menciptakan sesuatu itu tidak ada yang sia-sia. Termasuk anak yang diberikan kepada kita. Dibelakang sana Allah pasti punya banyak rencana baik untuk kita dari apa yang sudah Allah berikan ke kita.
Syukuri nikmat yang Allah berikan insya Allah akan Allah tambah nikmat kita. Itu sudah janji Allah dalam Al Qur'an.
Nah para ibu-ibu muda, jika kita selalu berpikiran positif kepada Allah, kenapa kita tidak rubah ke khawatiran kita dengan doa :
"Ya Allah, Jadikan saya dan pak suami, orangtua yang tidak menyusahkan anak dan cucu kami. Jadikan kami orangtua yang mampu memndidik anak-anak kami sesuai dengan keinginan-Mu, ya Allah. "
Mungkin hal tersebut akan menenangkan hati kita menjalani hidup ini dalam mendidik anak kita.
Tidak ada yang mampu merubah takdir di dunia ini kecuali doa dan usaha kita sendiri.
Ayo, pandai-pandai kita memilih.. Kita akan menjadi orangtua yang hendak mengeluh atau berdoa yang baik untuk masa depan kita sendiri? Hmmm... pilih yang mana ya?
Semoga Allah selalu bersama orang-orang yang mau memperbaiki diri. Amin
Family
Nina Bobo ala Betawi
Thursday, December 10, 2009
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum wr.wb.
Pernah dengar lagu ini?
Indung indung kepala lindung
hujan di udik disini mendung
anak siapa pakai kerudung (sarung)*
mata melirik kaki kesandung
Ayun ayun Siti Aisyah (Muhammad Musa)*
mandi di kali rambutnya basah
tidak sembahyang tidak puasa
didalam kubur Allah yang siksa
Yang goyang kursi goyang
beduk subuh hampir siang
bangunkan ibu suruh sembahyang
jadi lah anak yang disayang
La haula wala kuwata
mata melihat seperti buta
tiada daya tiada upaya
melainkan Allah yang maha esa
tanda * untuk anak laki-laki
Read More
Assalamu'alaikum wr.wb.
Pernah dengar lagu ini?
Indung indung kepala lindung
hujan di udik disini mendung
anak siapa pakai kerudung (sarung)*
mata melirik kaki kesandung
Ayun ayun Siti Aisyah (Muhammad Musa)*
mandi di kali rambutnya basah
tidak sembahyang tidak puasa
didalam kubur Allah yang siksa
Yang goyang kursi goyang
beduk subuh hampir siang
bangunkan ibu suruh sembahyang
jadi lah anak yang disayang
La haula wala kuwata
mata melihat seperti buta
tiada daya tiada upaya
melainkan Allah yang maha esa
tanda * untuk anak laki-laki
Jika kita mengenal lagu Nina Bobo untuk menidurkan anak kita, tidak demikian dengan orangtuaku. Lagu diatas sering beliau nyanyikan jika aku sedang berleyeh-leyeh (bermanja-manja) diatas kasur saat aku masih kecil. Mungkin bagi sebagian besar orang jaman dulu (jadul) atau orang betawi asli lagu ini sangat familiar.
Lagu ini awalnya hanya sekedar pantun dan pantun itu sudah menjadi tradisi orang betawi. Hanya saja kretifitas orang jadul pantun ini di dendangkan sehingga enak di dengar untuk lagu tidur buat anak-anak.
Sekali pun ini lagu jadul, tapi aku sangat menyukainya. Lagu ini sangat bermakna. Dan mudah sekali untuk diingat. Karena lagu ini secara tidak langsung mengajarkan anak-anak tentang sholat dan ke Esa-an Allah S.W.T.
Dulu disaat anakku masih dalam kandungan, aku memang berencana untuk memilih lagu nuansa islami untuklagu nina bobo anakku. Awalnya aku memilih lagu Tombo Ati-nya Opick. Tapi berhubung aku ga hapal-hapal, terutama yang bahasa jawanya, aku delete dari rencana. Dan entah kenapa saat anakku lahir, tiba-tiba aku teringat lagu diatas.
Mulailah sejak saat itu lagu diatas menjadi lagu nina bobo buat anakku. Dan Fikri (anakku) biasanya akan merasa nyaman dengan lagu tersebut. Hingga akhirnya terlelap.
Tidak ada salahnya kan kita membudayakan tradisi orangtua kita selama tradisi itu baik untuk anak cucu kita dan tidak melenceng dari ajaran agama yang kita anut. Banyak plus plusnya kok. Selain mengajar kebaikan, kita juga melestarikan budaya kita sendiri kan.
Nah... Para bapak atau Ibu... tradisi baik apa ya yang sudah kita lakukan?
Semoga Allah selalu bersama orang-orang yang berniat baik. Aamiin.
Lagu ini awalnya hanya sekedar pantun dan pantun itu sudah menjadi tradisi orang betawi. Hanya saja kretifitas orang jadul pantun ini di dendangkan sehingga enak di dengar untuk lagu tidur buat anak-anak.
Sekali pun ini lagu jadul, tapi aku sangat menyukainya. Lagu ini sangat bermakna. Dan mudah sekali untuk diingat. Karena lagu ini secara tidak langsung mengajarkan anak-anak tentang sholat dan ke Esa-an Allah S.W.T.
Dulu disaat anakku masih dalam kandungan, aku memang berencana untuk memilih lagu nuansa islami untuklagu nina bobo anakku. Awalnya aku memilih lagu Tombo Ati-nya Opick. Tapi berhubung aku ga hapal-hapal, terutama yang bahasa jawanya, aku delete dari rencana. Dan entah kenapa saat anakku lahir, tiba-tiba aku teringat lagu diatas.
Mulailah sejak saat itu lagu diatas menjadi lagu nina bobo buat anakku. Dan Fikri (anakku) biasanya akan merasa nyaman dengan lagu tersebut. Hingga akhirnya terlelap.
Tidak ada salahnya kan kita membudayakan tradisi orangtua kita selama tradisi itu baik untuk anak cucu kita dan tidak melenceng dari ajaran agama yang kita anut. Banyak plus plusnya kok. Selain mengajar kebaikan, kita juga melestarikan budaya kita sendiri kan.
Nah... Para bapak atau Ibu... tradisi baik apa ya yang sudah kita lakukan?
Semoga Allah selalu bersama orang-orang yang berniat baik. Aamiin.
Opini
Maaf dan Terima Kasih
Monday, November 3, 2008
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Sejak dulu aku ingin sekali membahas 2 kata yang untuk kebanyakan orang malas diucapkan. Dua kata tersebut adalah Maaf dan Terima Kasih. Bahkan 2 orang terdekatku pun enggan mengucapkan 2 kata itu. Meskipun ia tahu dirinya salah ataupun baru mendapatkan sesuatu.
Padahal jika kita mau menelaah, 2 kata tersebut adalah kata yang paling ampuh untuk meluluhkan hati Allah. Allah sang pencipta dan yang menguasai kita. Yang mampu membalikkan dunia hanya dengan menjentikkan jari-Nya. Jangankan Allah, kita yang manusia biasa saja senang sekali jika ada yang berterima kasih ataupun minta maaf kepada kita. Ada perasaan bangga dan bahkan hati kita luluh mendengar 2 kata tersebut. Kecuali orang-orang yang berhati keras ya... wallahualam..
Allah bahkan menjanjikan, "Semakin kau bersyukur kepadaku, maka semakin Ku tambah nikmatmu" (Qs Ibrahim : 7) dan "Mohon ampunlah kau kepada-Ku" (ini ada hampir di setiap surat).
Tapi herannya, kenapa kita enggan sekali untuk mengucapkan 2 kata tersebut ya? Baik itu terhadap Allah ataupun kepada sesama kita.
Gengsi, alasan yang paling banyak diucapkan untuk pertanyaan diatas. Malah ada loh yang bilang sama aku, "Kalo aku minta maaf atau ngucapin terima kasih, aku nggak ada wibawanya"... waduh... sebegitu rendah kah untuk mengungkapkan kata-kata tersebut? Apalagi jika orang yang patut menerima 2 kata tersebut dari segi sosial ada dibawah kita.
Sungguh kasihan sebenarnya orang-orang yang beranggapan seperti itu. Mereka menyia-nyiakan ladang pahala dengan 2 kata tersebut. Aku bersyukur bekerja dilingkungan yang selalu menebarkan 2 kata tersebut, jadi aku terbiasa untuk mengucapkan hal itu tanpa diminta. Bahkan di tempat kerjaku tidak ada batasan yang tua ataupun yang muda, siapapun yang berbuat salah ia akan mengucapkan kata Maaf dan setiap kita mendapatkan sesuatu biasakan dengan ucapan terima Kasih.
Bagaimana dengan kalian? sudah terbiasakah mengucapkan 2 kata tersebut? Yuk, biasakan dari sekarang. Remember the target, make Allah smile. Semoga Allah selalu bersama orang-orang yang mau mencari hidayah. Aamiin.
Read More
Sejak dulu aku ingin sekali membahas 2 kata yang untuk kebanyakan orang malas diucapkan. Dua kata tersebut adalah Maaf dan Terima Kasih. Bahkan 2 orang terdekatku pun enggan mengucapkan 2 kata itu. Meskipun ia tahu dirinya salah ataupun baru mendapatkan sesuatu.
taken by http://yolosoenjoy.blogspot.co.id |
Allah bahkan menjanjikan, "Semakin kau bersyukur kepadaku, maka semakin Ku tambah nikmatmu" (Qs Ibrahim : 7) dan "Mohon ampunlah kau kepada-Ku" (ini ada hampir di setiap surat).
Tapi herannya, kenapa kita enggan sekali untuk mengucapkan 2 kata tersebut ya? Baik itu terhadap Allah ataupun kepada sesama kita.
Gengsi, alasan yang paling banyak diucapkan untuk pertanyaan diatas. Malah ada loh yang bilang sama aku, "Kalo aku minta maaf atau ngucapin terima kasih, aku nggak ada wibawanya"... waduh... sebegitu rendah kah untuk mengungkapkan kata-kata tersebut? Apalagi jika orang yang patut menerima 2 kata tersebut dari segi sosial ada dibawah kita.
Sungguh kasihan sebenarnya orang-orang yang beranggapan seperti itu. Mereka menyia-nyiakan ladang pahala dengan 2 kata tersebut. Aku bersyukur bekerja dilingkungan yang selalu menebarkan 2 kata tersebut, jadi aku terbiasa untuk mengucapkan hal itu tanpa diminta. Bahkan di tempat kerjaku tidak ada batasan yang tua ataupun yang muda, siapapun yang berbuat salah ia akan mengucapkan kata Maaf dan setiap kita mendapatkan sesuatu biasakan dengan ucapan terima Kasih.
Bagaimana dengan kalian? sudah terbiasakah mengucapkan 2 kata tersebut? Yuk, biasakan dari sekarang. Remember the target, make Allah smile. Semoga Allah selalu bersama orang-orang yang mau mencari hidayah. Aamiin.
Wassalam
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)