#MumToMum Platform digital dari Anmum solusi kegelisahan yang dihadapi oleh Ibu hamil dan menyusui

Wednesday, August 8, 2018


Bimillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum w.w.

Saya ingat betul dulu waktu pertama kali mempunyai Abang Fi itu drama banget. Di tahun 2006, informasi tidak semudah seperti saat ini. Internet belum sebegitu familiar seperti sekarang. Jadi disaat baru melahirkan, saya sempat panik. Air susu saya tidak keluar. Tapi waktu itu saya tetap menyusui. Saya pede saja kalau air susu saya keluar lancar.

Namun, kepedan saya itu salah banget. Abang Fi sih memang terlihat menghisap terus, tapi begitu pertama kali setelah lahiran, billurubin Abang Fi tinggi hingga 18. Padahal normalnya itu dibawah 10.

Begitu melihat hasil lab, dokter Sony, dokter anak Abang Fi waktu itu, menyarankan untuk merawat inap Abang Fi. Huhuhuhu.. saya langsung nangis bombay. Bagaimana tidak, anak yang 4 tahun lamanya dinanti, baru lahir langsung rawat inap.

Baca juga : cara untuk mendapatkan keturunan

Udah gitu rawat inap anak yang terkena billurubin bukan seperti rawat inap biasa. Harus masuk ruang khusus bayi dan masuk inkubator yang memiliki double blue light. Itu berarti saya tidak bisa menemani Abang Fi selama di rumah sakit.

Diagnosa dokter yang membuat Abang Fi terkena billurubin tinggi salah satunya adalah kurang minum. Untungnya lingkungan saya tidak menyalahkan saya abcdef tentang ASI. Malah suami ikut menyakinkan dan menguatkan saya bahwa ASI saya banyak kok, “Kalau nggak percaya yuk kita pompa untuk membuktikan.” Begitu saran beliau.

Saya pun memompa ASI saya, karena suster yang jaga menyarankan untuk memompa dan menyetor setiap hari hasil asi yang dipompa. Ketika di pompa saya hanya mendapatkan 60ml untuk 1 payudara.

Lagi-lagi saya sedih, karena saat itu saya merasa dapat dikit sekali. Walau suami sudah menguatkan, “Loh, ini ada kaan? Apa yang disedihkan lagi?” Tapi tetap saja saya sedih. Hingga akhirnya ada kakak ipar saya yang menginap saat itu mengatakan, “Adee.. ini banyak loooh. Waktu Mba Arum dipompa hanya mentok 10ml. Sudah nggak usah sedih. Nanti kalau sedih ASInya justru jadi berkurang.”

Mendengar ucapan kakak ipar saya, saya jadi optimis lagi untuk memompa ASI sebanyak-banyaknya. ASI yang saya pompa, saya antar ke rumah sakit 2x sehari. Bersyukur rumah sakitnya dekat, jadi saya bisa bolak balik kesana semau-maunya saya. Alhamdulillah nggak pakai lama nginap di rumah sakitnya, Abang Fi sudah dinyatakn sehat.

Beda lagi dengan cerita Adek Fi. Ilmu menyusui sudah banyak saya dapat. Percaya diri saya tinggi. Saya nggak peduli dengan omongan orang yang abcdef tentang susu. Jarak 10 tahun, cukup bagi saya untuk mendapatkan ilmu tentang anak. Ditambah pengalaman dari mengasuh Abang Fi selama 10 tahun itu.

Drama ASI justru terjadi pada teman sekamar saya. Suster meminta permohonan ijin dengan memberikan surat pernyataan untuk mengkonsumsi susu formula pada adek bayi. Karena adek bayinya sepanjang di ruang bayi tidak bab atau bak sama sekali. Itupun saya tahu dari suster yang membantu mengasuh Adek Fi di ruang perawatan bayi. Menurut suster Adek Fi, indikasi ASI keluar dan diminum bayi bisa dilihat sepanjang di ruang bayi ada bab dan bak. Alhamdulillah Adek Fi lancar proses bab dan bak-nya.

Read More

Review Colour To Life Faber Castell, Melatih Konsentrasi dan Fokus Anak

Tuesday, August 7, 2018

colour to life faber castell

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum w.w.

Di era sekarang ini banyak sekali kita temui anak-anak yang memiliki konsentrasi belajar yang rendah. Abang Fi termasuk salah satu diantaranya.

Saya ingat betul, bagaimana kecewanya saya saat mengetahui bahwa anak saya rendah konsentrasi dalam belajar. Sehingga ia dinyatakan tidak lulus untuk masuk ke salah satu SDIT di Depok. SDIT tersebut memang menggunakan test masuk hanya dengan test psikologi.

Yang membuat saya kecewa, orang lain beranggapan anak saya bodoh karena tidak lulus test. Anak yang rendah konsentrasi dalam belajar bukan berarti anak yang bodoh. Itu terbukti hasil test akademik di 2 sekolah dasar lainnya memberikan angka 90 untuk Abang Fi. Tapi memang hasil test psikologinya Abang Fi dinyatakan rendah konsentrasi, sehingga kurang fokus.

Bersyukur Abang Fi diterima di SDIT yang memberi kesempatan bagi anak yang memiliki masalah seperti Abang Fi. Saya ingat betul bagaimana bu guru yang memberikan hasil test tersebut mengatakan, “Bu, kita tidak bisa menjudge anak bodoh hanya dalam 1 hari test psikologi saja. Bisa jadi Ananda (Abang Fi) konsentrasi rendah karena dia stress atau grogi saat menghadapi ujian. Anak ibu nilai akademiknya bagus, berarti masih bisa mengikuti pelajaran di sekolah. Yang terpenting, di rumah ibu membantu melatih konsentrasi anak Ibu. Biar kita bekerja sama mendidik ananda.”

Ya Allah, kalimat itu membesarkan hati saya yang down saat itu. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu alasan saya resign menjadi guru. Saya mau fokus melatih konsentrasi belajar anak saya.

Saya langsung cari tau psikolog yang memberi test Abang Fi saat itu. Saya menanyakan kegiatan apa yang harus saya lakukan terhadap anak saya. Psikolog yang memberi hasil test psikotes fikri menyatakan bahwa salah satu terapi agar anak fokus adalah dengan mewarnai. Hmm..

Read More

Cara Menjaga Gigi Susu Anak

Friday, August 3, 2018



Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum w.w.

Hai teman-teman,
Ada pepatah bilang bahwa senyum itu adalah sedekah yang paling murah, tapi berdampak sangat besar bagi hubungan sesama manusia. Tentunya akan lebih indah jika senyum dengan gigi yang sehat.
Memiliki gigi yang sehat itu tidak serta merta langsung cliiing bisa bagus giginya. Tentunya ada perawatan sejak dini. Bahkan dirawat mulai dari masih gigi susu.

Read More

Es Timun minuman khas dari Aceh

Thursday, August 2, 2018

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum w.w.

Hai..hai..
Kembali lagi dengan resep masakan untuk kreasi anak. Eh, sekarang bukan masakan ding, tapi minuman. Anak-anak di rumah untuk minuman selain air putih, mereka lebih ke minuman susu dan sari kelapa. Kadang kalau iseng mereka membuat sirup sendiri, bukan mereka ding, Abang Fi aja. hehe..

Kebetulan banget semua minuman itu habis nih. Abang pun minta dibuatkan minuman yang segar. Di kulkas stock nya hanya ada timun jepang dan lemon. Biasanya timun Jepang saya gunakan untuk membuat sushi, tapi kali ini Abang mintanya minuman. Lemon memang saya beli untuk saya. Sudah dari hari Sabtu saya terserang batuk pilek. Saya jarang minum obat kimia, cukup perasan jeruk nipis atau lemon.

Ya sudah, dari 2 bahan itu saya pun memanfatkan untuk membuat minuman segar yang anak-anak suka. Saya akan buat Es Timun.

Read More

Pengalaman Pap Smear GRATIS di Prodia Pasar Minggu

Wednesday, August 1, 2018

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum w.w.

Sebenarnya sejak Abang Fi lahir, saya tuh mau banget ikut pap smear. Hanya saja dulu maju mundur mendengar cerita teman-teman yang sudah Pap smear.

Mereka bercerita, kalau test pap smear itu biasanya sekaligus mamografi (cek payudara untuk keperluan mendeteksi kanker payudara sejak dini). Nah, dengar cerita mereka yang test mamografi ini yang membuat saya ngeri.

Read More

Review Mustika Ratu Beauty Queen Pro Volume Mascara "Mata Biasa jadi Istimewa"

Tuesday, July 24, 2018


Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum w.w.

Hai teman-teman.
Ini kali kedua saya menulis tentang kosmetik di blog saya. Jika dulu saya membahas tentang Lipstik, kali ini saya akan membahas tentang Maskara.

Saya memang termasuk yang jarang sekali menggunakan make up. Make up saya hanya sebatas, pelembab, bedak, dan lipstik. Dan make up itu hanya sekali pakai saja. Kalau sudah kena wudhu, ya saya nggak poles lagi, biar saja begitu apa adanya.. xixixi..

Padahal saya tuh suka banget looh beli peralatan make up, mulai dari foundation, bb cream, krim pagi malam, lipstik, dan teman-teman yang lainnya. Tapi peralatan itu hanya saya pakai saat hendak pergi kondangan atau saat acara besar seperti Hari Raya Idul Fitri kemarin.

Namun akhir-akhir ini saya mulai menggunakan make up jika saya keluar rumah. Tentunya keluar yang memakan waktu lama dan agak jauhan dari rumah. Kalau cuma sekedar ke pasar Depok Jaya kan nggak perlu yaa pakai make up lengkap. Ntar pada bingung pedagangnya, ada bidadari lagi belanja.

Read More